iklan

Kimia Organik, Apa Itu?

Pada tahun 1850-an, Kimia Organik didefinisikan sebagai “Kimia yang berasal dari benda hidup”, sehingga dinamakan Kimia Organik. Namun ternyata, menyerupai kita ketahui kini ini, banyak senyawa yang “bukan organik” alias buatan laboratorium, yang sanggup membuat aneka senyawa-senyawa organik. Definisi Kimia Organik pun bergeser menjadi “Kimia Karbon” alasannya yaitu semua senyawa Organik niscaya mengandung atom karbon. Tapi tidak menutup kemungkinan juga senyawa yang mengandung atom karbon sanggup TIDAK Organik. Contohnya, gas rumah beling CO2, soda Na2CO3, soda bikarbonat NaHCO3, juga racun yang “marak” dibicarakan orang yaitu Kalium (Kation asam atau Natrium juga bisa) Sianida, KCN.
Mengapa hanya karbon, satu unsur dari ratusan unsur yang ada di tabel periodik (lihat bawah halaman blog), yang dianggap istimewa sehingga dibuatkan suatu cabang sendiri dari ilmu Kimia? Jawabannya ialah, selain kelimpahan unsur karbon, karbon sanggup membentuk 4 ikatan kovalen dengan unsur-unsur lain (tentunya termasuk karbon sendiri) dengan cara yang sangat beragam, sehingga menghasilkan berjuta-juta senyawa (atau bahkan mungkin tak terhingga) yang berbeda-beda dengan mekanisme-mekanisme reaksi yang sangat unik dan tentunya menarik untuk dipelajari. Penulis sangat menyukai cabang ilmu Kimia yang satu ini, awalnya terlihat sulit tetapi ternyata menyenangkan sehabis mempelajarinya.
Lalu, apa gunanya mempelajari Kimia Organik? Mungkin beberapa mengatakan, ah, Kimia Organik tidak penting. Tidak berkhasiat untuk kerja nantinya. Anggapan itu mungkin ada benarnya untuk beberapa orang, tetapi terang salah bagi orang-orang lainnya. Kimia Organik memang biasanya berafiliasi dengan cabang ilmu yang mempelajari kehidupan menyerupai kedokteran, ilmu obat-obatan (ilmu farmasi), mikrobiologi, pertanian, dan yang terutama biokimia, namun apa hanya hingga disitu saja? Oo, tentu tidak.
Ternyata, banyak hal di sekitar kita yang biasanya kita anggap “anorganik” yaitu senyawa yang sanggup dikatakan “organik” tetapi sanggup diproduksi dengan cara “anorganik”. Misalnya, biasanya kita menganggap plastik dan styrofoam itu “anorganik” dan membuang di daerah sampah anorganik. Padahal, materi dasar dari plastik dan styrofoam itu organik, hanya pembuatannya saja yang tidak organik. Segala jenis polimer yang ada rata-rata berasal dari senyawa organik. Industri pertambangan pun memanfaatkan pengetahuan Kimia Organik, alasannya yaitu minyak bumi, gas alam, dan beberapa materi tambang lainnya organik. Bahkan yang mengejutkan lagi (bagi yang belum mengetahuinya), alkohol itu termasuk senyawa organik! Dengan mempunyai pengetahuan Kimia Organik, tentu mempermudah kita untuk mencari peluang usaha, bukan?
Sebelum mempelajari dengan secama Kimia Organik, ada baiknya kita mempelajari dasar-dasar ilmu Kimia terlebih dahulu. Dasar-dasar itu mencakup konsep Asam-Basa, konsep Kesetimbangan Kimia, Sistem Periodik Unsur, teori-teori atom, dan teori-teori Ikatan Kimia. Dengan menguasai konsep-konsep ini, kita siap untuk mempelajari Kimia Organik.
Selamat belajar, biar bermanfaat.
Referensi: Kimia Organik jilid I (Fessenden & Fessenden)

Sumber https://olimpiadekimia.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kimia Organik, Apa Itu?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel