iklan

Penyebab Kecelakaan Kerja

 kecelakaan ialah unsafe condition dan unsafe action Penyebab Kecelakaan Kerja

Penyebab Terjadinya Kecelakaan       

Penyebab dasar  terjadinya  kecelakaan ialah unsafe condition dan unsafe action. Pendapat banyak sekali ahli  K3 yang  cukup  radikal, 2 (dua) faktor  diatas   merupakan  gejala  akibat  buruknya penerapan dan  kurangnya  komitmen  manajemen  terhadap  K3  itu  sendiri.

 kecelakaan ialah unsafe condition dan unsafe action Penyebab Kecelakaan Kerja
Beberapa referensi unsafe condition :
  • Peralatan  kerja  yang  sudah  usang.
  • Tempat  kerja  yang  acak-acakan. 
  • Peralatan  kerja  yang  tidak  ergonomis. 
  • Roda  berputar  mesin  tidak  dipasang  pelindung  (penutup). 
  • Tempat  kerja  materi kimia  tidak  dilengkapi  saranapengamanan(labeling,  rambu) dll.
Beberapa referensi unsafe action :     
  • Karyawan  bekerja  tanpa  memakai  Alat Pelindung Diri pekerja yang mengabaikan  peraturan  K3.  
  • Merokok di  tempat larangan merokok.  
  • Bersendau gurau  pada saat  bekerja,dan  lain-lain.     
Ada  beberapa  faktor  yang  mempengaruhi seseorang  bertindak  kurang  aman  dalam  melaksanakan pekerjaan, antara  lain :   

A. Tenaga kerja tidak tahu tentang  :   
  1. Bahaya – bahaya  di  tempat  kerjanya   
  2. Prosedur  kerja  yang  aman   
  3. Peraturan  K3   
  4. Instruksi  Kerja  dll.   
B. Kurang terampil (unskill)  dalam  :   
  1. Mengoperasikan peralatan mesin.   
  2. Mengemudikan kendaraan.  
  3. Mengoperasikan fire  truck.   
  4. Memakai  alat – alat kerja (Tool)  dll.   
C.  Sistem  manajemen  K3 belum  baik yaitu : 
  1. Menempatkan  tenaga  kerja  tidak  sesuai  dengan  keahliannya.   
  2. Penegakan peraturan  yang  lemah.   
  3. Paradigma dan  Komitmen  K3  yang tidak  mendukung.   
  4. Tanggung jawab  K3  tidak  jelas.  
  5. Anggaran  tidak  mendukung.   
  6. Tidak ada audit  K3.
Penyebab Lain           

Penyebab lain yang  merupakan  gejala  adalah, disebabkan masih adanya substandard  practices and conditions yang  mengakibatkan  terjadinya kesalahan.  Dalam  hal  ini  kita  kenal  dengan  tindakan tidak  aman  dan  kondisi tidak  aman.  Faktor-faktor  ini  sebenarnya  adalah  symptom  (gejala) atau pertanda  bahwa  ada  sesuatu  yang  tidak  beres  apakah  pada  system  ataukah   pada  manajemen. Kecelakaan  bisa  terjadi  jika  ketiga  urutan  diatas  tercipta,   maka  besar  atau  kecil  akan  timbul peristiwa  atau  kejadian  yang  tidak  diinginkan dan tidak direncanakan  yang  sanggup menimbulkan kerugian  dalam bentuk   cidera  bagi  pekerja  itu  sendiri  dan  kerusakan  secara fisik  akhir kontak dengan sumber  energi  melebihi  nilai  ambang  batas  badan  atau  struktur. Suatu kecelakaan  yang terjadi  mengakibatkan  kerugian  yang  besar  bagi  perusahaan atau tempat bekerja.  Kerugian secara  material  maupun  non  material  sangat   besar  dan  memerlukan perbaikan  dan  penataan kembali  maupun  pemulihan   kesehatan  dan  psikologi  bagi  pekerja yang  menderita  kecelakaan membutuhkan  waktu  lama. 

Disamping ada sebabnya maka suatu kejadian  juga  akan  membawa  dampak akhir dari kecelakaan industri  ini  dapat  dikelompokkan  menjadi  dua, yaitu : 

Pertama  kerugian  yang  bersifat  ekonomis,  antara  lain  kerusakan/  kehancuran   mesin, peralatan, bahan  dan  bangunan. Biaya pengobatan  dan  perawatan korban,  tunjangan  kecelakaan. Hilangnya waktu  kerja,  menurunnya  jumlah  maupun  mutu  produksi  di  tempat  kerja  tersebut. Sehingga kinerja  perusahaan   tidak  menjadi  lebih  baik. 
Kedua  kerugian yang  bersifat  non  ekonomis.  Pada  umumnya berupa   penderitaan insan yaitu tenaga  kerja  yang  bersangkutan,  baik  itu  merupakan kematian, luka/cedara  berat  maupun ringan. Menurut International  Labour  Organization   (ILO)  ada  beberapa  cara  atau langkah yang  perlu diambil  untuk  menanggulangi  kecelakaan  yang  terjadi  di   tempat  kerja, yaitu melalui : 

a.  Peraturan  perundang-undangan  
  • Adanya ketentuan dan syarat-syarat K3 yang selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan,  teknik  dan  teknologi  (up  to  date).  
  • Penerapan  semua  ketentuan dan  persyaratan  keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan peraturan  perundangan  yang  berlaku  sejak  tahap   rekayasa.   
  • Penyelenggaraan pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui pemeriksaan-pemeriksaan  langsung  di  tempat  kerja.   
b.  Standarisasi  

Merupakan  suatu  ukuran  terhadap  besaran-besaran  nilai.  Dengan  adanya   standard  K3  yang  maju  akan  menentukan  tingkat  kemajuan  K3,  karena  pada   dasarnya  baik  buruknya  K3  di  tempat  kerja  diketahui  melalui  pemenuhan   standart  K3.   

c.  Inspeksi 

Kegiatan-kegiatan  yang  dilakukan  dalam  rangka  pemeriksaan  dan  pengujian   terhadap  tempat  kerja,  mesin,  pesawat,  alat  dan  instalasi,  sejauh  mana   masalah-masalah  ini  masih  memenuhi  ketentuan  dan  persyaratan  K3.   

d.  Riset

Meliputi :   
  • Riset  teknik,  penelitian  terhadap  benda  dan  karakteristik  bahan-bahan   berbahaya. Mempelajari  pengaman  mesin,  pengujian  alat  pelindung  diri,   penyelidikan  ihwal desain  yang  cocok  untuk  instalasi  industri.   
  • Riset  medis,  meliputi  hal-hal  khusus  yang  berkaitan  dengan  penyakit   akibat  kerja  dan akibat  medis  terhadap  manusia  dari  berbagai   kecelakaan  kerja.  
  • Riset  psikologis.  penelitian  terhadap  pola-pola  pdikologis  yang  dapat   menjurus  kearah kecelakaan  kerja.  
e.   Pendidikan

Pemberian  pengajaran  dan  pendidikan  cara  pencegahan  kecelakaan  yang   terjadi  melalui  pengamatan  terhadap  jumlah,  jenis  orangnya  (korban),  jenis   kecelakaan,  faktor  penyebab,  sehingga  dapat  ditentukan  pola  pencegahan   kecelakaan  yang  serupa.   

f.  Training  (Latihan) 

Pemberian  instruksi  atau  petunjuk-petunjuk  melalui  praktek  kepada  para   pekerja  mengenai cara  kerja  yang  aman.  Perusahaan  dalam  waktu  tertentu   mengirimkan  warganya  untuk mengikuti  training  tentang  K3  sebagai  bekal   pengetahuan  untuk  bekerja  yang  lebih  baik. Hal-hal  seperti  ini  bagi   perusahaan  sangat  penting  guna  mencegah  dan  menyelamatkan  serta menjaga  budaya  kerja  yang  baik.  Demikian  juga  pada  saat  tertentu  perlu dijadwalkan  dan diadakan  simulasi  tentang  penanganan bahaya/kecelakaan bagi karyawan pada ditempat pekerjaan, agar  semua  karyawan  maupun orang  yang  ada  dalam  lokasi  tersebut    mempunyai kepekaan dan  antisipasi   mengenai  keadaan  tanggap  darurat  bila  suatu  saat  dihadapkan  pada suatu  kejadian  atau  gangguan  kecelakaan  yang  tidak  diinginkan. 

g.  Persuasi  

Menanamkan  kesadaran  akan  pentingnya  keselamatan  dan  kesehatan  kerja   dalam  upaya  untuk  mencegah  terjadinya  kecelakaan,  sehingga  semua   ketentuan  keselamatan  dan  kesehatan  kerja  dapat  diikuti  oleh  semua  tenaga   kerja.

h.  Asuransi


Upaya  pemberian  insentif  dalam  bentuk  reduksi  terhadap  premi  asuransi   kepada  perusahaan  yang  melakukan  usaha-usaha  keselamatan  dan  kesehatan   kerja  atau  yang  berhasil menurunkan  tingkat  kecelakaan  di  perusahaannya.   Karyawan  yang  tercatat  menjadi  anggota  asuransi  tertentu  merasa  aman  akan   jaminan  kesehatan  yang  diberikan  bila  suatu  saat  terjadi  hal-hal  yang   merugikan  bagi  dirinya.   
 
Jaminan  Sosial  Tenaga  Kerja  merupakan  lembaga  yang  bertanggung  jawab   atas  klaim asuransi  kesehatan  bagi  tenaga  kerja  yang  telah  terdaftar  secara   resmi  bila  terjadi  kecelakaan ataupun  penggantian  dana  yang  diperlukan  bagi   tenaga  kerja  yang  membutuhkan  pelayanan kesehatan. 

i.  Penerapan K3 di tempat kerja

Penerapan  langkah-langkah  K3  harus  dapat  diaplikasikan  di  tempat  kerja   sesuai    ketentuan yang  dipersyaratkan  seperti  pemakaian  alat  pelindung  diri   untuk  pekerja,  yang  semuanya  itu dalam  upaya  memenuhi  syarat-syarat  K3  di   tempat  kerja.  Selain  itu  diatur  kewajiban pengurus  untuk  menyediakan  alat  pelindung  diri,  penerangan  pekerja,  melaporkan  proses pengerjaan,  memasang   tanda/rambu.   
 
Kewajiban  tenaga  kerja  untuk  memakai  alat  pelindung  diri,  memakai  dan   melepas alat pelidung  diri  di  tempat  yang  ditentukan,  dan  melaporkan   kerusakan  alat  pelindung  diri,  alat kerja  dan/atau  ventilasi.  Selain  itu  diatur   kebersihan  lingkungan  kerja,  dan  investigasi kesehatan  tenaga  kerja  secara   rutin.  Kesehatan  dalam  ruang  lingkup  keselamatan dan kesehatan  kerja  tidak   hanya  diartikan  sebagai  suatu  keadaan  bebas  dari  penyakit dan penerapannya   yang  bertujuan  untuk  mewujudkan  tenaga  kerja  sehat,  produktif  dalam  bekerja, berada  dalam  keseimbangan  yang  mantap  antara  kapasitas  kerja,  beban  kerja   dan  keadaan lingkungan  kerja,  serta  terlindung  dari  dari  penyakit  yang   disebabkan  oleh  pekerjaan  dan lingkungan  kerja  (Suma’mur,  2009:2)            

Agar  tenaga  kerja  memiliki  pengetahuan  dan  kemampuan mencegah kecelakaan kerja, mengembangkan  konsep  dan  kebiasaan  pentingnya   keselamatan dan kesehatan kerja,  memahami ancaman  bahaya  yang  ada  di   tempat  kerja  dan  menggunakan  langkah  pencegahan  kecelakaan kerja.


Sumber http://gudangbukusekolah.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Penyebab Kecelakaan Kerja"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel