Kerja Tata Panggung
Tata panggung secara prinsip dibuat, ditata atau disusun untuk keperluan kawasan berpijak atau bangun pemain dan untuk dilihat baik oleh pemain maupun penonton. Tempat pemain drama berpijak, duduk atau bangun sanggup berupa podium atau panggung, tangga, dan jalan landai atau datar. Tata panggung tampak luar yang sanggup dilihat yakni dinding, layar atau objek gantung, tirai atau draperi, lukisan, dan kain (Campbell, 2004: 31). Secara nyata di atas pentas objekobjek tersebut terwujud dalam bentuk jendela, pintu, kursi, meja, hiasan dinding, lantai kamar, tangga menuju ke lantai atas, dan lain sebagainya. Semua objek tersebut hadir dan ditata dalam satu kesatuan ruang, waktu dan kawasan tejadinya insiden dalam lakon yang dimainkan.
Perlengkapan tata panggung menyerupai dinding, tangga, podium, layar atau objek gantung, dan tirai atau draperi ini biasanya telah tersedia dalam banyak sekali ukuran. Perlengkapan ini sanggup dipakai sebagai alat peraga pembelajaran tata panggung. Secara mendasar, objek-objek tata panggung atau citra tata panggung sanggup diwujudkan melalui penyusunan perlengkapan ini.
Dinding atau biasa disebut flat, menyerupai gambar di atas terbuat dari rangka kayu yang permukaannya ditutupi dengan kain atau papan tipis yang bisa digambari atau dilukis objek yang diinginkan. Flat ini terdiri dari banyak sekali macam ukuran dan bentuk serta sanggup disatukan dengan flat yang lain untuk membuat ruang. Jika ruang yang diinginkan mempunyai pintu dan jendela, maka perlu disusun flat sebagai dinding datar, flat berjendela, dan flat berpintu. Intinya, flat sanggup dipakai untuk membuat banyak sekali macam ruang.
Tangga, dalam khasanah tata panggung yakni kawasan berpijak yang berundak-undak. Atau kawasan berpijak yang dipakai untuk menuju dari kawasan yang tinggi ke kawasan yang lebih rendah dan sebaliknya. Bentuknya bisa berupa tangga yang pijakannya landai dan tangga berbentuk undak-undakan dengan atau tanpa pegangan tangan di sisinya. Fungsi dan peletakannya juga bisa bermacam-macam. Ada tangga yang diletakkan di depan pintu, ada tangga menuju podium, ada tangga yang digambarkan sebagai jalan menuju lantai atas, dan lain sebagainya. Bahkan, tangga bisa dikombinasikan dengan flat sehingga bisa memberi kesan kemunculan yang berbeda.
Podium atau platform yakni panggung kecil yang ukurannya berbeda-beda baik luas maupun tingginya. Podium dibentuk dari rangka kayu ringan tapi besar lengan berkuasa dan ditutup dengan papan kayu. Ia gampang diangkat dan dipindah. Rangkanya bisa ditutup namun bisa juga terbuka. Jika rangkanya ditutup, maka harus dibuatkan lubang tangan untuk mengangkatnya. Podium ini dipakai untuk membuat tinggi rendah area permainan. Kombinasi susunan beberapa podium bisa membuat dimensi ruang permainan terkait leveling pemeran. Di Indonesia podium atau platform ini sering disebut sebagai trap atau level.
Layar atau objek tergantung dalam tata panggung disebut sebagai drop. Oleh lantaran itu layar sebagai latar belakang disebut dengan back drop. Layar ini bisa dilukis dengan pemandangan sesuai dengan latar kawasan terjadinya peristiwa. Tapi bisa juga dibiarkan tanpa lukisan dan hanya berwarna hitam untuk memberi kesan kedalaman. Teknik pemasangan layar ini tentu saja digantung lantaran kalau ia di pasang pada kerangka kayu dan didirikan dengan memakai penyangga, maka namanya yakni flat. Objek tergantung yang disebut sebagai drop ini tidak hanya dipakai untuk menyebut layar saja. Semua objek dekorasi yang pemasangannya digantung disebut sebagai drop. Misalnya, kerangka jendela, lukisan atau hiasan yang cara memasangnya digantung.
Tirai yakni kain yang biasanya di panggung dan telah terpasang menyerupai tirai pembuka dan tirai pembatas antara kafe lampu satu dengan yang lainnya. Bentuk tirai ini bisa diambil sebagai model dalam penataan panggung dan disebut sebagai draperi. Model tirai bisa dibentuk dari kain dan sanggup diterapkan pada objek tata panggung lain contohnya jendela atau pintu. Kreativitas penata panggung dalam membentuk kain menjadi sesuatu objek artistik ini sangat diperlukan.
Pelengkapan panggung menyerupai yang telah disebutkan di atas cukup mewadahi keperluan praktik kerja tata panggung. Dalam pembelajaran dasar tata panggung, praktik yang dilakukan yakni membuat tata panggung dengan memakai perlengkapan panggung yang ada. Tata dan susun objek ini harus didasarkan pada gambar rancangan menyerupai yang telah disebutkan pada bahasan sebelumnya. Langkah kerja penataan sanggup dilakukan dengan tahapan berikut.
- Memahami gambar rancangan tata panggung dengan baik. Komposisi, ukuran dan tata letak objek diperhatikan dengan secama.
- Memilih dan memilah kelengkapan panggung sesuai dengan kebutuhan. Flat, platform, tangga, drop, draperi atau beberapa di antaranya harus ditentukan sesuai keperluan perwujudan gambar rancangan.
- Menentukan atau merancang langkah penataan. Hal ini penting lantaran kalau tata letak salah satu objek salah atau kurang sesuai dengan gambar, maka dibutuhkan penataan ulang. Oleh lantaran itu objek yang mana yang perlu ditata terlebih dahulu dan objek yang mana yang perlu ditata kemudian harus diatur dengan baik.
- Menata dan menyusun objek. Semua harus dilakukan dengan hatihati dan cermat.
- Mengamati. Setelah semua objek tersusun sampai membentuk tata panggung sesuai gambar, pengamatan atau pengecekan ulang perlu dilakukan. Jika terjadi kesalahan atau kekurangan bisa segera dibenahi.
- Tahap terakhir yakni mengevaluasi hasil kerja yang telah dilakukan. Hal ini penting untuk menemukan kekurangan dalam proses sehingga pada proses berikutnya bisa diperbaiki.
Pelatihan praktik tata pangung menyediakan bermacammacam gambar rancangan yang disediakan atau digunakan, biar praktik tidak hanya menata objek sesuai dengan satu gambar rancangan saja. Karena hal demikian tidak akan memperlihatkan banyak pengalaman. Kerja penataan dengan banyak sekali macam gambar rancangan sanggup memperlihatkan pemahaman yang baik mengenai tata cara penataan objek (kelengkapan panggung) secara efektif dan efisien. Kerja penataan panggung membutuhkan banyak tenaga, maka kalau terlalu banyak bongkar pasang dalam penataan akan menguras banyak tenaga. Pada hasilnya kerja menjadi tidak mengenakkan.
Praktik dasar penataan panggung dengan memakai perlengkapan panggung sanggup dilakukan secara sedikit demi sedikit mulai dari menata berdasar komposisi, keseimbangan sampai membuat ruang. Akan tetapi praktik menyerupai ini belum tentu bisa dilaksanakan dengan baik lantaran sangat tergantung dengan ketersediaan perlengkapan. Misalnya, bentuk dan ukuran flat yang terbatas akan menghasilkan komposisi yang terbatas pula. Demikian juga dengan kelengkapan yang lain. Untuk mengurangi hambatan tersebut. Praktik penataan sanggup dilakukan dengan memakai maket atau miniatur kelengkapan panggung.
Perubahan maket sanggup dipergunakan untuk berlatih mengatur tata panggung, semua jenis perlengkapan panggung dibentuk dalam ukuran yang kecil baik dari kertas maupun foam atau materi lain yang gampang didapat. Ukuran dan bentuknya dibentuk bermacam-macam sehingga pada nantinya bisa disusun ke dalam banyak variasi. Pada tahap ini maket atau miniatur benar-benar mengacu pada perlengkapan panggung yang sesunguhnya. Kaprikornus tidak diperkenankan membuat maket eksklusif sesuai gambar rancangan. Proses atau tahapan kerjanya persis menyerupai yang telah disebutkan di atas, hanya saja perlengkapan panggungnya dibentuk dalam bentuk mini.
Praktek kerja pembuatan miniatur meskipun tidak menyerupai kerja nyatanya namun memperlihatkan akomodasi dalam mengamati hasil kerja dan evaluasi. Karena bentuknya yang kecil, maka pengamatannya bisa dari banyak sekali sudut pandang dan lebih detail. Jika terjadi kesalahan atau kekurangan cepat diketahui dan cepat pula dibenahi. Misalnya, letak dinding kurang miring atau podium terlalu datar bisa segera disesuaikan. Intinya, training praktik tata panggung dilarang berhenti hanya lantaran alasan ketiadaan perlengkapan. Pelatihan praktik tata panggung tidak terlalu menekankan pada hasil, melainkan pada proses di mana pemahaman mengenai elemen-elemen artistik itu didapatkan, dimengerti, dan bisa dikembangkan. Keberlangsungan proses dalam tata panggung akan melahirkan kreasi-kreasi artistik yang segar dan baru.
Sebagai bentuk pengembangan latihan prakter tata panggung, dibawah ini diberikan teladan gambar rancangan panggung 1 yang memakai podium. Selanjutnya, tata panggung dikerjakan sesuai dengan gambar rancangan berdasarkan tahapan kerjanya.
Gambar rancangan di atas memperlihatkan bahwa ruang yang disedikan diciptakan dari susunan podium banyak sekali ukuran. Komposisi penataan bersifat asimetris dengan menonjolkan area belakang. Keseimbangan area diciptakan dari bentuk susunan dan tinggi rendah podium yang ada. Pada tahap ini perlu dicermati bentuk dan ukuran podium yang dibutuhkan sehingga nanti dalam pelaksanaannya bisa sesuai gambar. Sebagai bentuk latihan, podium bisa diciptakan dalam bentuk miniatur baik dari kertas ataupaun foam.
Untuk lebih memperjelas kebutuhan podium ini dibutuhkan melihat gambar rancangan dari banyak sekali sisi. Di bawah ini yakni gambar rancangan tata panggung dari sisi kanan dan kiri.
Berikutnya, sesudah mamahami atau mengetahui kebutuhan podium dibutuhkan panduan tata letaknya. Hal ini bisa dilihat dari floor plan yang telah dibuat.
Panduan tata letak objek menyerupai di atas memperlihatkan akomodasi penataan terkait dengan area panggung yang dipakai dalam rancangan.
Pengembangan latihan kerja tata panggung berikutnya sanggup dilakukan dengan memperlihatkan gambar rancangan tata panggung yang memakai kombinasi perlengkapan menyerupai contohnya tangga, podium, dan dinding. Komposisi perlengkapan sanggup dibentuk simetris ataupun asimetris, namun perlu diperhatikan tingkat kesulitan penataan yang nanti akan dilakukan. Semakin kompleks objek tata panggung ditata semakin sulit proses penataannya. Di bawah ini yakni teladan gambar rancangan tata panggung yang sanggup dijadikan materi latihan dan digambarkan secara lengkap mulai tampak atas, kanan atas, kiri atas, dan floor plan.
Perhatikan dengan baik, keseluruhan gambar rancangan panggung 2 di atas. Berikutnya lakukankan kerja penataan sesuai dengan tahapan kerjanya.
Rangkuman
Observasi panggung perlu dilakukan sebelum menata panggung. Memahami bagian-bagian panggung secara menyeluruh merupakan wawasan fundamental bagi penata panggung. Seorang penata panggung perlu juga memahami bentuk panggung lain menyerupai panggung arena dan thrust. Karena bentuk panggung yang berbeda mempunyai prinsip artistik yang berbeda. Untuk memperoleh hasil terbaik penata panggung diharuskan memahami abjad jenis panggung yang akan digunakan. Secara spesifik observasi panggung dalam kaitannya dengan penataan panggung dilakukan untuk mendapat informasi mengenai luas panggung, tinggi panggung, model area panggung, kawasan penyimpanan perlengkapan panggung, kemudian lintas properti panggung, dan desain area penonton.
Untuk membuat pemandangan atau dekorasi panggung dibutuhkan bermacam-macam bahan. Ada 4 materi dasar yang sering dipakai dalam penataan panggung teater profesional yaitu materi dari kayu, logam, plastik, dan kain. Namun dalam pembelajaran teater atau pementasan teater amatir sering pula dipakai materi dari kertas dan foam atau gabus yang lebih murah dan gampang didapat. Masing-masing materi di atas mempunyai abjad sendiri-sendiri. Setelah mengenal dengan baik materi dan abjad bahan, kerja selanjutnya yakni memakai alat yang sempurna dengan karakteristik materi yang tersedia. Peralatan tata panggung yang bisa dipakai adalah; hand tools atau peralatan tangan, power tools atau peralatan yang bertenaga (bermesin), portable power tools atau peralatan bertenaga yang gampang dipindahkan, dan finishing tools atau peralatan pengerjaan akhir.
Tata panggung secara prinsip dibuat, ditata atau disusun untuk keperluan kawasan berpijak atau bangun pemain dan untuk dilihat baik oleh pemain maupun penonton. Tempat pemain drama berpijak, duduk atau bangun sanggup berupa podium atau panggung, tangga, dan jalan landai atau datar. Tata panggung tampak luar yang sanggup dilihat yakni dinding, layar atau objek gantung, tirai atau draperi, lukisan, dan kain. Kelengkapan ini sanggup dipakai sebagai alat peraga pembelajaran tata panggung. Dalam pembelajaran dasar tata panggung, praktik yang dilakukan yakni membuat tata panggung dengan memakai kelengkapan panggung yang ada. Langkah kerja penataan sanggup dilakukan dengan tahapan; Memahami gambar rancangan tata panggung dengan baik. Memilih dan memilah kelengkapan panggung sesuai dengan kebutuhan. Menentukan atau merancang langkah penataan. Menata dan menyusun objek. Mengamati. Tahap terakhir yakni mengevaluasi hasil kerja yang telah dilakukan.
Tidak semua panggung memiiki kelengkapan yang bisa dipakai untuk melakukan praktik pentaan panggung. Untuk mengurangi hambatan tidak tersedianya kelengkapan panggug tersebut, praktik penataan sanggup dilakukan dengan memakai maket atau miniatur kelengkapan panggung. Praktek kerja dengan miniatur ini meskipun tidak menyerupai kerja nyatanya namun memperlihatkan akomodasi dalam mengamati hasil kerja dan evaluasi. Intinya, training praktik tata panggung dilarang berhenti hanya lantaran alasan ketiadaan kelengkapan.
0 Response to "Kerja Tata Panggung"
Posting Komentar