Alat Dan Materi Tata Panggung
Observasi panggung perlu dilakukan sebelum menata panggung. Kegiatan observasi mencakup pencermatan terhadap ukuran panggung, peralatan, serta perlengkapan dan bab panggung. Memahami bagian-bagian panggung secara menyeluruh merupakan wawasan fundamental bagi penata panggung. Secara umum, jenis panggung yang dipakai baik dalam pementasan maupun pembelajaran ialah panggung proscenium. Alasan utama penggunaan jenis panggung ini ialah mempunyai bagian-bagian yang hampir sama dan standar antara satu kawasan dengan kawasan lainnya.
Panggung atau gedung teater Indonesia belum dibangun sesuai standar. Tetapi prototipe atau model proscenium yang biasa disebut dengan auditorium yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Di bawah ini ialah gambar dan keterangan bagian-bagian panggung proscenium secara lengkap berdasarkan Theatre Project Consultants (www.theatreproject.com, diunduh pada tanggal 18 Januari 2014).
Apron adalah area panggung proscenium yang berada di bab depan dinding bingkai proscenium dan sempurna di atas orchestra pit. Jika lantai orchestra pit dinaikkan selevel panggung (baik dengan memakai mesin atau panggung tambahan), maka akan menambah luas apron dan biasanya disebut sebagai forestage (panggung terdepan) atau panggung tambahan.
Arbor pit adalah celah terbuka pada lantai diujung panggung, di bawah struktur tali-temali panggung, yang dipakai untuk menaikturunkan tali berisi pemberat saat menaikkan atau menurunkan layar dan kafe lampu strip. Ruang kecil di bawah celah ini juga disebut sebagai arbor pit.
Auditorium adalah area kawasan duduk penonton atau ruang penonton. Disebut juga sebagai house.
Back of house (BOH) merupakan area belakang panggung yang tidak terbuka untuk umum. Area ini dipakai untuk menyiapkan pertunjukan dan segala sesuatu yang mendukung pertunjukan. Disebut juga sebagai backstage.
Balcony (Balkon) adalah kawasan duduk penonton yang berada di atas auditorium, dimaksudkan untuk menambah area penonton. Balkon disebut juga sebagai circle, mezzanine, atau tier.
Balcony rail adalah pagar atau pipa besi pembatas yang berada di depan balkon. Biasanya juga dipakai untuk memasang lampu spot di depan balkon.
Box boom adalah tiang pemasangan lampu spot embel-embel yang terletak di sisi depan auditorium, biasanya berupa pipa vertikal.
Box merupakan area duduk penonton di auditorium yang khusus. Biasanya terletak di antara baris bangku nomor dua dan dua belas. Tatanan bangku lebih longgar serta ruang dibatasi pagar khusus dari pipa atau setengah dinding. Disebut juga sebagau opera box.
Bridge adalah serambi atau papan jalan yang terletak di atas bar-bar lampu yang dipakai untuk meraih, menata dan mengarahkan lampu. Disebut juga dengan lighting bridge atau loading bridge.
Control room merupakan ruang kontrol yang biasanya terletak di bab belakang auditorium. Digunakan sebagai ruang untuk mengontrol cahaya dan suara, dan perlengkapan lain selama pementasan berlangsung.
Arbor pit adalah celah terbuka pada lantai diujung panggung, di bawah struktur tali-temali panggung, yang dipakai untuk menaikturunkan tali berisi pemberat saat menaikkan atau menurunkan layar dan kafe lampu strip. Ruang kecil di bawah celah ini juga disebut sebagai arbor pit.
Auditorium adalah area kawasan duduk penonton atau ruang penonton. Disebut juga sebagai house.
Back of house (BOH) merupakan area belakang panggung yang tidak terbuka untuk umum. Area ini dipakai untuk menyiapkan pertunjukan dan segala sesuatu yang mendukung pertunjukan. Disebut juga sebagai backstage.
Balcony (Balkon) adalah kawasan duduk penonton yang berada di atas auditorium, dimaksudkan untuk menambah area penonton. Balkon disebut juga sebagai circle, mezzanine, atau tier.
Balcony rail adalah pagar atau pipa besi pembatas yang berada di depan balkon. Biasanya juga dipakai untuk memasang lampu spot di depan balkon.
Box boom adalah tiang pemasangan lampu spot embel-embel yang terletak di sisi depan auditorium, biasanya berupa pipa vertikal.
Box merupakan area duduk penonton di auditorium yang khusus. Biasanya terletak di antara baris bangku nomor dua dan dua belas. Tatanan bangku lebih longgar serta ruang dibatasi pagar khusus dari pipa atau setengah dinding. Disebut juga sebagau opera box.
Bridge adalah serambi atau papan jalan yang terletak di atas bar-bar lampu yang dipakai untuk meraih, menata dan mengarahkan lampu. Disebut juga dengan lighting bridge atau loading bridge.
Control room merupakan ruang kontrol yang biasanya terletak di bab belakang auditorium. Digunakan sebagai ruang untuk mengontrol cahaya dan suara, dan perlengkapan lain selama pementasan berlangsung.
Crossover merupakan jalan lintasan atau gang yang berada di belakang panggung. Digunakan oleh para bintang film (pemain) dan kru panggung untuk melintas dari ujung satu ke ujung yang lain tanpa terlihat oleh penonton. Disebut juga sebagai crossover corridor atau crossover gallery.
Deck adalah lantai panggung.
Fly merupakan bab atas panggung kawasan peralatan dekorasi, kain layar, dan perlengkapan artistik yang tergantung dan tersembunyi dari pandangan penonton. Disebut juga sebagai fly loft, fly tower, loft, atau stage tower.
Fly rail merupakan pagar teralis mendatar, kawasan pengoperasian tali-temali panggung yang biasanya berisi pemberat untuk menaikturunkan layar atau dekorasi gantung. Disebut juga sebagai index rail atau locking rail.
Followspot booth adalah ruang khusus yang terletak di bab atas, tertutup, dan hanya untuk mengoperasikan lampu follow spot yang mengikuti arah pergerakan bintang film di atas pentas.
Forestage merupakan panggung atau ruang embel-embel yang terletak di depan apron.
Forestage grid adalah kisi-kisi di bab atas auditorium terdepan yang sanggup dipakai untuk memasang lampu atau menggantungkan dekorasi tertentu.
Front of house (FOH) adalah area publik di dalam gedung teater. Juga berarti kawasan atau letak tata lampu (bar) di bab atas auditorium terdepan, di depan atas panggung.
Gallery ialah kawasan duduk penonton yang berada di atas atau disebut balkon. Tempat duduk penonton yang lebih tinggi dan berada di samping auditorium, biasanya hanya diisi beberada baris kursi. Ruang untuk bekerja yang berada di atas area panggung, dipakai para kru panggung untuk menyiapkan, menata, dan mengoperasikan perangkat artistik dari atas. Disebut juga crossover gallery, fly floor, fly gallery, lighting gallery, loading gallery, dan operating gallery.
Grid disebut juga sebagai gridiron ialah lantai dari struktur baja atau logam yang ditambahkan di bab teratas area panggung. Digunakan untuk memasang dan memperbaiki peralatan panggung yang berada di atas kerangka panggung.
House merupakan area kawasan duduk penonton atau ruang untuk para penonton. Disebut juga auditorium.
Jump adalah ruang, kawasan atau podium yang lebih tinggi di dalam area panggung. Disebut juga gallery atau lighting jump.
Lighting catwalk adalah papan jalan yang tinggi, biasanya berada di atas auditorium dan dipakai untuk memasang lampu spot.
Mix position merupakan area di dalam auditorium, biasanya tidak permanen, yang dipakai untuk mengoperasikan peralatan tata bunyi selama pementasan berlangsung.
Orchestra di Amerika disebut sebagai usage ialah area kawasan duduk di lantai utama audiorium atau di bab utama di antara kawasan duduk penonton. Tempat duduk yang paling bersahabat dengan penonton biasanya di Amerika disebut stalls, dan di Inggris disebut usage.
Orchestra pit adalah area atau lantai yang menjorok ke bawah sempurna di depan panggung apron, dipakai untuk para pemain musik orkestra selama pementasan. Ruangan ini biasanya sanggup dinaikkan sehingga sejajar dengan apron dan menjadi panggung tambahan.
Parterre adalah area kawasan duduk penonton yang berada melingkar di belakang orchestra, biasanya tempatnya lebih tinggi dan diberi pembatas setengah dinding. Disebut juga parquet circle atau orchestra circle.
Pin rail adalah pagar dari pipa logam kawasan untuk meletakkan dan mengoperasikan baris lampu spot.
Plaster line ialah ujung panggung yang menghadap dinding proscenium atau tirai besi, biasanya dipakai untuk menyembunyikan peralatan dan perlengkapan tata panggung selama pementasat. Disebut juga sebagai setting line.
Projection booth ialah ruang tertutup yang berada di bab atas dan dipakai untuk menyimpan dan mengoperasikan peralatan proyeksi.
Proscenium merupakan bab terbuka dari dinding proscenium di mana penonton sanggup menyaksikan panggung. Disebut juga sebagai proscenium arch, proscenium opening, atau pros.
Proscenium box adalah sebuah ruang kotak yang berbatasan dengan dinding proscenium. Disebut juga stage box.
Proscenium wall ialah dinding yang memisahkan area panggung dan penonton.
Seating wagon ialah podium atau panggung yang sanggup digerakpindahkan dengan memakai roda yang berisi bangku penonton. Biasanya diletakkan di celah orchestra pit untuk menambah kawasan duduk penonton bila diperlukan.
Setting line adalah garis yang paralel dengan proscenium dan biasanya di bab ujung yang bebas dari halangan. Digunakan untuk menyimpan perlengkapan tata panggung. Disebut juga plaster line.
Sound and Light Lock (SLL) merupakan ruangan di bab depan yang memisahkan antara auditorium dan lobi atau area sirkulasi, untuk menjaga keheingan bunyi dan cahaya luar ruang yang masuk. Ruangan ini juga ada di house bab belakang.
Stage adalah area kawasan pertunjukan berlangsung yang biasanya lebih tinggi dari baris penonton terdepan.
Stage house merupakan bab gedung teater di seputar dinding proscenium termasuk di dalamnya panggung dan wings serta semua bab kawasan yang termasuk dalam area panggung.
Stalls ialah area kawasan duduk penonton di lantai utama auditorium dan paling bersahabat dengan panggung.
Standing room merupakan area yang biasanya terletak di belakang auditorium atau di sisi gallery kawasan penonton menyaksikan pertunjukan dengan berdiri.
Trap room ialah ruangan di bawah panggung yang dipakai untuk memunculkan imbas tata panggung. Salah satu bab ruangan ini sanggup dibuka menuju area panggung.
Wagon storage merupakan ruangan di bawah auditorium atau panggung, biasanya di salah satu ujung orchestra pit yang dipakai untuk menyimpan set bangku penonton.
Wing merupakan bab sisi kanan dan kiri panggung dan dipakai untuk muncul dan keluarnya pemain, perlengkapan dekorasi, sirkulasi, serta untuk mengoperasikan beberapa peratalan teater.
Di atas telah dijelaskan perihal panggung proscenium beserta bagian-bagiannya, tapi seorang penata panggung perlu juga memahami bentuk panggung lain menyerupai panggung arena dan thrust. Karena bentuk panggung yang berbeda mempunyai prinsip artistik yang berbeda. Untuk memperoleh hasil terbaik penata panggung diharuskan memahami huruf jenis panggung yang akan dipakai (Santosa, 2008:387).
Setelah memahami semua bab panggung, secara spesifik observasi panggung dalam kaitannya dengan penataan panggung dilakukan untuk mendapat warta mengenai luas panggung, tinggi panggung, model area panggung, kawasan penyimpanan perlengkapan panggung, kemudian lintas properti panggung, dan desain area penonton. Luas panggung akan memperlihatkan citra besaran atau volume benda yang memungkinkan untuk ditata. Tinggi panggung diharapkan untuk perbandingan tinggi benda atau objek penataan dengan luas area yang tersedia. Model area panggung memperlihatkan citra pada penata mengenai kemungkinan teknik pemasangan atau penataan panggung baik model letak-susun maupun gantung. Tempat penyimpanan perlengkapan panggung sangat penting alasannya ialah di kawasan inilah tersedia peralatan dan perlengkapan yang sanggup digunakan. Area untuk kemudian lintas properti panggung biasanya tersedia di sisi kiri, kanan, dan belakang panggung. Mengetahui keluasan area ini sangat penting untuk mengatur keluar masuknya properti dengan lancar. Yang terakhir, desain area penonton akan memperlihatkan citra sudut pandang artistik yang paling baik dari sisi penonton. Semua iformasi yang didapat ini selanjutnya dijadikan teladan untuk kerja penataan panggung.
2. Alat dan Bahan Dasar Tata Panggung
Dekorasi panggung teater dibentuk untuk memperlihatkan citra latar kisah lakon yang dimainkan. Beragam teknik dipakai untuk untuk menampilkan pemandangan menyerupai yang dikehendaki. Objek yang dihadirkan sanggup berupa 2 dimensi menyerupai kain yang dilukis atau 3 dimensi menyerupai menyusun sekat-sekat membentuk ruangan. Untuk membuat pemandangan atau dekorasi panggung ini diharapkan bermacam-macam bahan. Gloman dan Napoli menyebutkan ada 4 materi dasar yang sering dipakai dalam penataan panggung teater profesional yaitu materi dari kayu, logam, plastik, dan kain (Gloman & Napoli, 2007:55). Namun dalam pembelajaran teater atau pementasan teater amatir sering pula dipakai materi dari kertas dan foam atau gabus yang lebih murah dan gampang didapat.
Masing-masing materi di atas mempunyai huruf sendiri-sendiri. Bahan dari kertas sangat fleksibel untuk membuat bermacam-macam bentuk tetapi juga sangat ringkih sehingga tidak tahan lama. Bahan dari logam terutama kawat mempunyai fungsi yang tidak mengecewakan banyak, selain sebagai pengikat sanggup juga dipakai untuk membuat hiasan-hiasan tertentu. Bahan dari kayu juga sanggup dibentuk menjadi aneka macam macam bentuk dan mempunyai kualitas yang baik tetapi harganya juga mahal. Bahan dari foam sangat efektif dipakai untuk membuat hiasan-hiasan dinding atau replika ukiran. Masing-masing materi tersebut juga mempunyai imbas yang berbeda terhadap cat atau pewarna. Bahan dari logam tidak sanggup diberi warna dengan cat yang berbasis air, harus cat minyak (Santosa, 2008:414).
Cara penggunaan alat dengan sempurna sesuai huruf materi merupakan tahap selanjutnya. Gloman dan Napoli mendefinisikan peralatan tata panggung menjadi; hand tools atau peralatan tangan, power tools atau peralatan yang bertenaga (bermesin), portable power tools atau peralatan bertenaga yang gampang dipindahkan, dan finishing tools atau peralatan pengerjaan simpulan (Gloman & Napoli, 2007:83). Peralatan tangan di antaranya adalah; palu, gergaji tangan, gunting, tang, obeng, pisau, cutter, tatah, dan alat pengukur. Peralatan tangan yang bertenaga biasanya memakai mesin di antaranya adalah; gergaji mesin untuk memotong dan membelah kayu, gergaji meja, dan peralatan penghalus kayu yang memakai mesin. Peralatan bertenaga yang gampang dipindahkan di antaranya adalah; gergaji tangan bermesin, penghalus kayu atau gerinda mesin, dan pengebor kayu dan logam bermesin. Peralatan untuk finishing di antaranya adalah; beberapa jenis stapler (pengokot), pengunci atau pemilin sekrup, pengebor dan gerinda penghalus, serta beberapa alat perekat antarbahan menyerupai lem, kawat, dan paku.
Mengenal huruf peralatan menyerupai di atas sangat dibutuhkan. Gunting kertas berbeda dengan gunting plat aluminium. Gergaji potong berbeda dengan gergaji belah. Paku mempunyai aneka macam macam ukuran demikian juga dengan palu besinya. Pisau atau pemotong terdiri dari banyak jenis dengan fungsi yang berbeda-beda. Semua peralatan dirancang untuk dipakai secara khsusus baik terhadap materi maupun teknik penggunaannya. Kesalahan penerapan materi dan penggunaan alat akan sangat merugikan. Oleh alasannya ialah itu pemahaman atau pengetahuan alat dan materi ini merupakan modal utama pekerja tata panggung. Dengan mengetahui materi dan peralatan yang digunakan, seorang penata panggung semakin gampang dalam mewujudkan desain tata panggung (Santosa, 2008:414).
0 Response to "Alat Dan Materi Tata Panggung"
Posting Komentar