Jurnal Umum Khusus: Panduan Lengkap Berbasis Transaksi Bisnis (89+ Contoh)
Jurnal Umum adalah jurnal yang dipakai untuk mencatat transaksi-transaksi bisnis di perusahaan dagang, jasa dan manufaktur.
Mengerti dan memahami jurnal umum adalah skill dasar yang harus benar-benar dimiliki oleh mereka yang bekerja menyiapkan laporan keuangan.
Jika kita keliru dalam membuat jurnal umum, maka laporan keuangan yang dihasilkan kemungkinan besar tidak akurat.
Inlah alasan Blog Manajemen Keuangan membahas topik ini dengan sangat lengkap mulai dari konsep dasar sampai pola penerapannya (lebih dari 89 jenis transaksi) di perusahaan dagang, jasa, dan manufaktur.
Yuks eksklusif saja dimulai…
01. Jurnal Umum
A. Pengertian Jurnal Umum (general journal)
Pengertian Jurnal Umum berdasarkan para andal yakni jurnal yang dipakai untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak sanggup dicatat dalam:
- jurnal pendapatan,
- jurnal penerimaan kas,
- jurnal pembelian, dan
- jurnal pembayaran kas.
Transaksi-transaksi yang dicatat dalam jurnal umum biasanya bersifat internal. Contohnya: ayat jurnal pembiasaan dan jurnal penutup.
Sistem pencatatan jurnal umum akan terus berkembang seiring dengan berkembangnya jenis dan jumlah transaksi yang melibatkan banyak pihak: pelanggan, pemasok, pegawai, investor, dan negara.
Perlu dipahami bahwa sistem pencatatan jurnal umum yang dipakai oleh perusahaan kecil atau perusahaan besar selalu memakai prinsip-prinsip dasar akuntansi, contohnya persamaan dasar akuntansi, dan prinsip debit kredit.
B. Prosedur dan Cara Pencatatan Jurnal Umum
Bagaimana mekanisme dan proses pencatatan transaksi jurnal umum?
Ada 3 tahap untuk mencatat transaksi bisnis ke jurnal umum yaitu:
Tahap #1:
Lakukan analisis terhadap transaksi, tentukan akun apa yang terpengaruh transaksi tesebut. Apakah aset, utang, modal, pendapatan, ataukah biaya?
Tahap #2:
Lakukan analisis terhadap akun yang terpengaruh transaksi tersebut. Pengaruh itu menaikan atau menurunkan nilai akun.
Tahap #3:
Lakukan analisis terhadap kenaikan dan penurunan nilai akun-akun tersebut. Pada sisi mana kenaikan dan penurunan itu harus dicatat.
3 tahap ini bila diringkas dalam sebuah gambar yakni sebagai berikut:
Untuk membantu memahami mekanisme dan cara pencatatan jurnal umum, saya berikan contoh-contoh sebagai berikut:
Contoh Jurnal Umum #1: Jurnal Penyesuaian
Berikut ini 6 pola jenis transaksi bisnis dan cara mencatatnya di jurnal umum:
#1: Transaksi pembayaran asuransi
Misalnya, tanggal 10 Maret 2018 perusahaan A membayar asuransi kebakaran sebesar Rp 18.000.000 untuk periode satu tahun.
Atas transaksi tersebut, perusahaan A melaksanakan pencatatan jurnal transaksi pengeluaran uang sebagai berikut:
[Debit] Asuransi Dibayar Di Muka Rp 18.000.000
[Kredit] Kas Rp 18.000.000
Tanggal 31 Maret 2018, perusahaan melaksanakan proses pembiasaan terhadap transaksi asuransi dibayar di muka dengan memakai ayat jurnal penyesuaian.
Dan berikut ini cara mencatat jurnal transaksi tersebut:
Penjelasan mekanisme pencatatan jurnal penyesuaian:
Pada jurnal penyesuaian, perusahaan mencatan nilai asuransi dibayar di muka dan beban asuransi sebesar Rp 1.500.000, dengan perhitungan sebagai berikut:
= Rp 18.000.000 : 12 = Rp 1.500.000
Jadi, beban asuransi yang dicatat di bulan Maret Rp 1.500.000.
#2: Transaksi pendapatan sewa diterima di muka
Misalnya, pada tanggal 1 November 2018 perusahaan A mendapatkan uang sewa sebesar Rp 120.000.000 untuk jangka waktu setahun, dimulai semenjak 1 November 2018 sampai 31 Oktober 2019.
Untuk mencatat transaksi tersebut, perusahaan A membuat jurnal transaksi penerimaan uang sebagai berikut:
Tanggal 1 November 2018:
Contoh jurnal pencatatan transaksi penerimaan uang
[Debit] Kas Rp 120.000.000
[Kredit] Sewa Diterima Di Muka Rp 120.000.000
Tanggal 31 November 2018:
Contoh jurnal umum pembiasaan transaksi sewa diterima di muka
[Debit] Sewa Diterima Di Muka Rp 10.000.000
[Kredit] Pendapatan Sewa Rp 10.000.000
Penjelasan:
Cara membuat jurnal transaksi pendapatan diterima di muka hampir sama dengan transaksi biaya dibayar di muka, yakni merupakan kebalikannya.
Pada pola jurnal umum pembiasaan di atas, total penerimaan uang sewa yakni Rp 120.000.000, ini berarti penerimaan tiap bulannya sebesar Rp 120.000.000 : 12 = Rp 10.000.000.
Sehingga tiap final bulan dibentuk jurnal pembiasaan untuk akun Sewa dibayar di muka dan pendapatan sewa.
#3: Transaksi persediaan barang dagangan
Misalnya, perusahaan A mempunyai saldo akun persediaan barang dagang pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp 5.500.000.
Hasil stock opname pada tanggal 31 Desember 2018 memperlihatkan jumlah sebesar Rp 5.250.000. Ada selisih antara saldo akun dengan hasil stock opname sebanyak:
= Rp 5.500.000 – Rp 5.250.000 = Rp 250.000
Dalam keadaan menyerupai ini, akun persediaan barang dagangan akan dikurangi sebanyak Rp 250.000 biar sesuai dengan jumlah persediaan yang sesungguhnya.
Maka dibentuk jurnal umum pembiasaan transaksi persediaan barang sebagai berikut:
[Debit] Selisih persediaan Rp 250.000
[Kredit] Persediaan barang Rp 250.000
#4: Transaksi utang biaya
Misalnya, perusahaan A pada tanggal 31 Januari 2018, masih belum membayar honor sebagian karyawan tidak tetap alasannya sesuatu hal sebesar Rp 2.500.000.
Perusahaan A gres sanggup memperlihatkan semua honor karyawan pada tanggal 5 Februari 2018.
Atas transaksi bisnis tersebut, maka perusahaan A membuat jurnal umum transaksi sebagai berikut:
Tanggal 31 Januari 2018:
Jurnal pembiasaan utang honor karyawan
[Debit] Beban gaji Rp 2.500.000
[Kredit] Utang gaji Rp 2.500.000
Tanggal 5 Febrruari 2018:
Contoh pencatatan jurnal umum transaksi utang gaji:
[Debit] Utang gaji Rp 2.500.000
[Kredit] Kas Rp 2.500.000
#5: Transaksi penyusutan aktiva tetap berwujud dan Amortisasi aset tetap tak berwujud
A. Penyusutan aktiva tetap: gedung
Misalnya, PT MK Network mempunyai gedung untuk kantor yang harga perolehannya sebesar Rp 1M.
Gedung tersebut diperkirakan umur ekonomisnya 20 tahun dan nilai residu sebesar Rp 50.000.000.
Biaya penyusutan yang akan dibebankan setiap tahun adalah:
= (Rp 1.000.000.000 – Rp 50.000.000)/20 tahun
= Rp 47.500.000
Jurnal umum pembiasaan untuk membebankan biaya penyusutan ini yakni sebagai berikut:
[Debit)] Penyusutan Gudang Rp 47.500.000
[Kredit] Akumulasi penyusutan gedung Rp 47.500.000
B. Amortisasi aktiva tak berwujud: hak paten
Misalnya, PT Manajemen Keuangan Network mempunyai hak paten untuk membuat Accounting Tools.
Harga perolehan paten tersebut yakni Rp 10.000.000, dan akan susut selama 5 tahun.
Amotisasi paten tiap tahun adalah:
= Rp 10.000.000 / 5 tahun = Rp 2.000.000
Jurnal umum pembiasaan untuk mencatat amortisasi paten setiap tahun yakni sebagai berikut:
[Debit] Amortisasi paten Rp 2.000.000
[Kredit] Paten Rp 2.000.000
#6: Transaksi kerugian pendapatan
Misalnya, perusahaan A pada final tahun 2018 diperkirakan mempunyai piutang yang tidak sanggup ditagih senilai Rp 75.000.000.
Jumlah ini akan diakui dengan pembiasaan pada tanggal 31 Desember 2018 sebagai berikut:
[Debit] Kerugian Piutang Rp 75.000.000
[Kredit] Cadangan Kerugian Piutang Rp 75.000.000
Demikian 6 contoh jurnal umum dari proses penyesuaian.
Contoh Jurnal Umum #2: Jurnal Penutup
Jurnal epilog yakni jurnal yang dibentuk di final periode akuntansi.
Pada final periode akuntansi, perusahaan A mempersiapkan akun-akun biar siap dipakai kembali pada periode berikutnya.
Pada pola ini, saya akan menyajikan jurnal epilog yang memindahkan saldo akun pendapatan ke ikhtisar keuntungan rugi.
Perhatikan pola ayat jurnal epilog berikut ini:
Setelah ayat jurnal epilog diposting (dipindahkan) maka saldo pendapatan menjadi 0 (nol).
02. Contoh Jurnal Umum
Beberapa pola jurnal umum sudah disajikan di atas, dan kali ini saya sajikan pola yang lebih lengkap dengan banyak sekali jenis transaksi bisnis selama satu periode akuntansi.
Dan dari 3 jenis perusahaan dagang, jasa, dan manufaktur, dengan rincian sebagai berikut:
- 37+ pola jurnal umum perusahaan dagang
- 20+ pola jurnal umum perusahaan jasa, dan
- 12+ pola jurnal umum perusahaan manufaktur.
A. Contoh Jurnal Umum Perusahaan Dagang
Dan pecahan pertama ini saya menyajikan pola transaksi bisnis di perusahaan dagang dan cara pencatatannya ke jurnal umum.
Total ada 37+ pola jurnal umum dari 2 jenis perusahaan dagang, yaitu:
- Bisnis Rumahaan Toko Serba Ada (Toserba)
- Bisnis Rumahan Toko Baju
Langsung saja ikuti pembahasannya berikut ini…
#1: Bisnis Rumahan Toko Serba Ada (Toserba)
A. Contoh Transaksi Perusahaan Dagang – Toko Serba Ada
Pak Ari memulai perjuangan rumahan dengan membuka Toserba Arimart.
Toserba Arimart memakai sistem perpetual dalam mencatat persediaan.
Selama bulan Oktober 2018 Toserba Arimart melaksanakan transaksi-transaksi berikut:
Tanggal 3:
Membeli barang secara kredit dari PT Joyopedia senilai Rp 4.000.000 dengan syarat FOB titik pengiriman, 2/10, n/30 dan ongkos kirim yang dibayar lebih dulu sebesar Rp 120.000 ditambahkan dalam faktur.
Tanggal 5:
Membeli barang secara kredit dari PT Akbar Jaya Distributor senilai Rp 8.500.000 dengan syarat FOB tujuan, 1/10, n/30
Tanggal 6:
Menjual barang secara kredit kepada Pak Tomo dengan harga faktur Rp 4.000.000, diskon penjualan 30% dengan syarat 2/10, n/30. Harga pokok penjualan yakni Rp 1. 125.000
Tanggal 8:
Membeli ATK secara tunai sebesar Rp 150.000
Tanggal 10:
Retur pembelian ke PT Akbar Jaya pada tanggal 5 Oktober 2018 sebesar Rp 1.300.000
Tanggal 13:
Membayar pada PT Joyopedia atas pembelian secara kredit pada tanggal 3 Oktober 2018, sesudah dikurangi diskon.
Tanggal 14:
Membeli barang secara tunai senilai Rp 10.500.000
Tanggal 15:
Membayar ke PT Akbar Jaya atas pembelian secara kredit pada tanggal 5 Oktober dikurangi retur tanggal 10 Oktober dan diskon.
Tanggal 16:
Menerima tunai atas penjualan secara kredit kepada Pak Tomo pada tanggal 6 Oktober, dikurangi diskon.
Tanggal 19:
Menjual barang melalui dengan pembayaran dengan kartu kredit senilai Rp 2.450.000. Harga pokok penjualan yakni Rp 980.000
Tanggal 22:
Menjual barang secara kredit kepada Pak Jono senilai Rp 3.480.000 dengan syarat 2/10, n/30. Harga pokok penjualan yakni Rp 1.400.000
Tanggal 24:
Menjual barang secara tunai senilai Rp 4.350.000 harga pokok penjualan sebesar Rp 1.750.000
Tanggal 25:
Menerima barang yang diretur oleh Pak Jono dari penjualan tanggal 22 Oktober sebesar Rp 1.480.000 harga pokok penjualan Rp 600.000
Tanggal 31:
Membayar biaya jasa pemrosesan sebesar Rp 140.000 atas penjualan dengan memakai kartu kredit.
Tanggal 31:
Kehilangan persediaan sebesar Rp 3.750.000
Dari transaksi-transaksi Toserba Arimart di atas, selanjutnya perusahaan melaksanakan analisis dan mencatatnya ke dalam kolom jurnal umum perusahaan dagang.
B.. Prosedur dan proses Pencatatan Jurnal Umum Perusahaan Dagang – Toserba
Dan sesudah melaksanakan 3 tahap cara mencatat transaksi ke jurnal umum, maka hasil pencatatan transaksi Toserba Arimart, karenanya yakni menyerupai berikut ini:
Transaksi tanggal 3:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembelian barang dagang secara kredit:
Analisis:
Pembelian barang dagang secara kredit, mengakibatkan kenaikan persediaan barang dagang dan utang dagang. Kenaikan nilai persediaan dicatat ke jurnal pada sisi DEBIT, sedangkan kenaikan utang Ddgang dicatat di sisi KREDIT.
Transaksi tanggal 5:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembelian:
Analisis:
Transaksi tanggal 5 Oktober 2018 ini sama dengan transaksi tanggal 3 Oktober 2018, sehingga cara pencatatan jurnal transaksi tersebut sama dengan tanggal 3 Oktober 2018.
Transaksi tanggal 6:
Contoh pencatatan jurnal transaksi penjualan barang dagang secara kredit:
Analisis:
Transaksi penjualan barang secara kredit meningkatkan piutang dagang dan tentunya juga penjualan. Kenaikan piutang dagang dicatat di sisi debit, sedangkan kenaikan penjulan dicatat di sisi kredit.
Sedangkan cara memperoleh nilai piutang dagang dan penjualan yakni sebagai berikut:
= (4.000.000 – (30% X 4.000.000)
= 2.800.000
Transaksi tanggal 6:
Contoh pencatatan jurnal umum transaksi persediaan barang dagang dan HPP:
Analisis:
Pencatatan jurnal umum ini timbul alasannya adanya transaksi penjualan, yang menaikkan nilai HPP dan menurunkan nilai persediaan.
Kenaikan HPP (harga pokok penjualan) dicatat di sisi Debit, sedangkan Persesediaan dicatat di sisi Kredit.
Transaksi tanggal 8:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembelian materi habis pakai secara tunai:
Analisis:
Transaksi pembelian materi habis pakai secara tunai akan meningkatkan nilai materi habis pakai dan menurunkan kas. Peningkatan nilai materi habis pakai dicatat di sisi debit, sedangkan penurunan kas dicatat di sisi kredit.
Transaksi tanggal 10:
Contoh pencatatan jurnal transaksi retur pembelian:
Analisis:
Retur pembelian menurunkan nilai utang dagang dan persediaan barang dagang. Penurunan Utang Dagang dicatat di sisi Debit, dan Persediaan Barang Dagang di sisi Kredit.
Transaksi tanggal 13:
Contoh pencatatan jurnal pembayaran utang dagang:
Analisis:
Pembayaran utang dagang mengurangi utang dagang dan kas. Penurunan utang dagan dicatat di sisi debit dan penurunan kas dicatat di sisi kredit.
Sedangkan nilai kas yang dikeluarkan untuk membayar utang dagang dihitung sebagai berikut:
= (4.000.000 – (2% X 4.000.000)+120.000
= 4.040.000
Transaksi tanggal 14:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembelian barang secara tunai:
Analisis:
Pembelian barang secara tunai meningkatkan nilai persediaan barang dan menurunkan kas. Kenaikan pesediaan dicatat di sisi debit, sedangkan penurunan nilai kas dicatat di sisi kredit.
Transaksi tanggal 15:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran utang dagang:
Analisisi:
Pembayaran utang dagang menurunkan nilai utang dagang dan nilai kas. Penurunan nilai utang dagang dicatat ke jurnal di sisi debit. Dan penurunan kas dicatat di sisi kredit.
Sedangkan jumlah kas yang dibayarkan dan nilai diskon dihitung sebagai berikut:
=(8.500.000 – 1.300.000) X 1% = 72.000
=8.500.000 – 1.300.000 – 72.000 = 7.128.000
Transaksi tanggal 16:
Contoh pencatatan jurnal transaksi penerimaan pembayan piutang dagang dari pelanggan:
Analisis:
Pembayaran piutang dari pelanggan atas penjualan kredit akan menaikkan nilai kas dan menurunkan nilai piutang dagang.
Kenaikan nilai kas dicatat ke jurnal di sisi debit, sedangkan penurunan nilai kas dicatat di sisi kredit.
Transaksi tanggal 19:
Contoh pencatatan jurnal transaksi penjualan dengan kartu kredit:
Analisis:
Penjualan dengan pembayaran lewat kredit mengakibatkan kenaikan nilai kas dan penjualan. Kenaikan nilai kas dicatat ke jurnal di sisi debit, sedangkan kenaikan nilai penjualan dicatat di sisi kredit.
Transaksi tanggal 19:
Contoh pencatatan jurnal umum transaksi persediaan dan HPP:
Analisis:
Transaksi penjualan mengakibatkan harga pokok penjualan (HPP) bertambah, dan nilai persediaan barang dagang berkurang.
Bertambahnya nilai HPP dicatat ke jurnal pada sisi debit, sedangkan berkurangnya nilai persediaan barang dagang dicatat pada sisi kredit.
Transaksi tanggal 22:
Contoh pencatatan jurnal transaksi penjualan barang dagang secara kredit:
Analisis:
Penjualan barang dagang secara kredit mengakibatkan kenaikan piutang dagang dan penjualan. Kenaikan nilai piutang dagang dicatat ke jurnal pada sisi debit, sedangkan kenaikan penjualan dicatat di sisi kredit.
Transaksi tanggal 22:
Contoh pencatatan jurnal transaksi persediaan dan harga pokok penjualan/HPP:
Analisis:
Transaksi ini timbul alasannya adanya transaksi penjualan yang mempengaruhi nilai harga pokok penjualan dan persediaan.
Nilai HPP bertambah dan persediaan berkurang.
Bertambahnya nilai harga pokok penjualan (HPP) dicatat ke jurnal pada sisi debit, sedangkan berkurangnya nilai persediaan dicatat di sisi kredit.
Transaksi tanggal 24:
Contoh pencatatan jurnal transaksi penjualan barang dagang secara tunai:
Analisis:
Penjualan barang dagang secara tunai menaikkan nilai kas dan penjualan. Bertambahnya nilai kas dicatat ke jurnal pada sisi debit, sedangkan kenaikan nilai penjualan dicatat pada sisi kredit.
Transaksi tanggal 24:
Contoh pencatatan jurnal transaksi persediaan dan harga pokok penjualan/HPP:
Analisis:
Transaksi ini timbul akhir dari transaksi penjualan, yaitu akan menaikkan nilai harga pokok penjualan (HPP) dan menurunkan nilai persediaan.
Bertambahnya nilai harga pokok penjualan (HPP) dicatat ke jurnal umum pada sisi debit, sedangkan penurunan nilai persediaan dicatat di sisi kredit.
Transaksi tanggal 25:
Contoh pencatatan jurnal transaksi retur penjualan dan piutang dagang:
Analisis:
Retur penjualan dari pelanggan akan mengurangi nilai piutang. Penurunan nilai piutang dicatat ke jurnal pada sisi kredit, sedangkan retur penjualan dicatat di sisi debit.
Transaksi tanggal 25:
Contoh pencatatan jurnal umum transaksi persediaan dan harga pokok penjualan/HPP:
Analisis:
Retur penjualan, selain mengakibatkan penurunan nilai piutang dagang, juga menambah persediaan dan mengurangi nilai harga pokok penjualan.
Kenaikan nilai persediaan barang dagang dicatat ke jurnal umum pada sisi debit, sedangkan berkurangnya nilai harga pokok penjualan (HPP) dicatat di sisi kredit.
Transaksi tanggal 31:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran biaya kartu kredit:
Analisis:
Pembayaran biaya kartu kredit menurunkan nilai kas dan menambah beban kartu kredit. Kenaikan beban kartu kredit dicatat ke jurnal pada sisi debit, sedangkan berkurangnya nilai kas dicatat di sisi kredit.
Transaksi tanggal 31:
Contoh pencatatan jurnal umum transaksi persediaan:
Analisis:
Transaksi persediaan ini terjadi alasannya adanya kehilangan persediaan barang dagang. Kejadian ini mengurangi nilai persediaan barang dagang dan menambah nilai harga pokok penjualan.
Berkurangnya nilai persediaan barang dagang dicatat ke jurnal pada sisi kredit, sedangkan bertambahnya nilai HPP dicatat di sisi debit.
♣
Demikian 15 pola transaksi toko serba ada (Toserba) yang dicatat dengan memakai 20 jurnal.
Mengapa jumlah transaksi tidak sama dengan jumlah pencatatan jurnalnya?
Hal ini sanggup terjadi alasannya satu jenis transaksi kadangkala harus dibukukan dengan memakai 2 jurnal atau lebih.
Bagaimana? gampang kan?
Dan bila Anda ingin mengetahui proses selanjutnya dari membuat buku besar sampai laporam keuangan, eksklusif saja ke pembahasannya di Laporan Keuangan Toko Serba Ada (Toserba).
Saya sajikan satu pola lagi dari jenis perusahaan dagang yakni bisnis rumahan toko baju…
#2: Bisnis Rumahan Toko Baju dan Distro
A. Contoh Transaksi Perusahaan Dagang – Toko Baju/Distro
Contoh pencatatan jurnal umum transaksi perusahaan dagang yang kedua, saya sajikan dari bisnis rumahan Toko Baju Custom/distro untuk dewasa “Kids Jaman Now”.
Berikut ini transaksi-transaksi bisnis yang dilakukan oleh Toko Baju Custom “Kids Jaman Now” selama bulan Maret 2019:
Tanggal 3:
Membeli barang secara kredit dari Toko Ifa, harga sesuai daftar Rp 30.000.000 diskon dagang 40% dengan syarat FOB tujuan, 2/10, n/30
Tanggal 4:
Menjual barang secara tunai sebesar Rp 12.800.000. Harga pokok penjualan sebesar Rp 7.600.000
Tanggal 5:
Membeli barang secara kredit dari Toko Mode Keren sebesar Rp 18.750.000 dengan syarat FOB titik pengiriman, 2/10, n/30. Ongkos kirim dibaya dimuka sebesar Rp 715.000 ditambahkan pada faktur.
Tanggal 6:
Mengembalikan barang yang dibeli tanggal 3 Maret dari Toko Ifa sebesar Rp 3.500.000
Tanggal 11:
Menjual barang secara kredit kepada Amira, harga sesuai daftar Rp 6.000.000, diskon dagang 20% dengan syarat FOB tujuan, 1/10, n/30. Harga pokok penjualan Rp 3.200.000
Tanggal 14:
Membayar utang ke Toko Ifa atas pembelian tanggal 3 Maret dikurangi retur tanggal 6 Maret dan diskon
Tanggal 14:
Menjual barang secara tunai kepada pelanggan Rp 5.000.000. Harga pokok penjualan Rp 4.000.000
Tanggal 21:
Menerima kas dari Amira atas penjualan tanggal 11 Maret, dikurangi diskon
Tanggal 24:
Menjual barang secara kredit kepada Bening Online Shop senilai Rp 8.000.000, 1/10, n/30. Harga pokok penjualan yakni Rp 4.500.000
Tanggal 28:
Membayar biaya manajemen bank Rp 1.500.000
Tanggal 30:
Menerima barang yang diretur oleh Bening Online Shop sebesar Rp 1.000.000. Harga pokok penjualan barang yang diretur yakni Rp 900.000
B. Prosedur dan Proses Pencatatan Jurnal Umum Transaksi Perusahaan Dagang (Toko Baju)
Dari pola transaksi-transaksi bisnis yang dilakukan Toko Baju Custom “Kids Jaman Now”, kemudian perusahaan melaksanakan pencatatan dengan membuat kolom jurnal umum sebagai berikut:
Transaksi tanggal 3:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembelian barang dagang secara kredit:
Analisis:
Pembelian barang dagang secara kredit menambah persediaan dan utang usaha. Bertambahnya nilai persediaan dicatat ke jurnal pada sisi debit, sedangkan utang perjuangan dicatat di sisi kredit.
Transaksi tanggal 4:
Contoh pencatatan jurnal transaksi penjualan barang dagang secara tunai:
Analisis:
Penjualan barang dagang secara tunai akan menambah kas dan penjualan. Kenaikan nilai kas dicatat ke jurnal pada sisi debit, sedangkan kenaikan penjualan dicatat di sisi kredit.
Transaksi tanggal 4:
Contoh pencatatan jurnal umum transaksi persediaan dan harga pokok penjualan (HPP):
Analisis:
Pencatatan jurnal umum ini timbul sebagai akhir dari transaksi penjualan secara tunai, jikalau perusahaan menerapkan sistem pencatatan persediaan secara perpetual.
Transaksi penjualan secara tunai mengurangi nilai persediaan dan menambah nilai harga pokok penjualan (HPP). Penurunan nilai persediaan dicatat ke jurnal pada sisi kredit, sedangkan penambahan nilai HPP dicatat di sisi debit.
Transaksi tanggal 5:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembelian barang dagang secara kredit:
Analisis:
Pembelian barang dagang secara kredit menambah nilai persediaan dan utang usaha.
Penambahan nilai persediaan dicatat ke jurnal pada sisi debit, sedangkan penambahan utang perjuangan dicatat di sisi kredit.
Nilai sebesar Rp 19.465.000 diperoleh dengan melaksanakan perhitungan sebagai berikut:
= Nilai pembelian+ongkos kirim
= 18.750.000+715.000
= 19.465.000
Transaksi tanggal 6:
Contoh pencatatan jurnal transaksi retur pembelian barang dagang:
Analisis:
Retur pembelian barang dagang menurunkan nilai utang perjuangan dan persediaan barang dagang. Penurunan utang perjuangan dicatat ke jurnal pada sisi debit, sedangkan penurunan nilai persediaan dicatat di sisi kredit.
Transaksi tanggal 11:
Contoh pencatatan jurnal transaksi penjualan secara kredit:
Analisis:
Penjualan secara kredit menambah piutang perjuangan dan penjualan. Penambahan nilai piutang perjuangan dicatat ke jurnal pada sisi debit, dan kenaikan penjualan dicatat di sisi kredit.
Transaksi tanggal 11:
Contoh pencatatan jurnal transaksi persediaan dan harga pokok penjualan (HPP):
Analisis:
Pencatatan jurnal HPP dan persediaan ini timbul alasannya transaksi penjualan. Transaksi penjualan mengurangi persediaan barang dagang dan menambah nilai harga jual penjualan.
Penurunan nilai persediaan dicatat ke jurnal pada sisi kredit, dan penambahan nilai harga pokok penjualan (HPP) dicatat di sisi debit.
Transaksi tanggal 14:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran utang usaha/utang dagang dikurangi retur:
Analisis:
Transaksi pembayaran utang usaha/utang dagang otomatis mengurangi nilai kas dan utang usaha. Pengurangan utang perjuangan dicatat ke jurnal pada sisi debit, dan penurunan nilai kas dicatat di sisi kredit.
Nilai sebesar itu diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:
= Nilai pembelian – Retur pembelian
= Rp 30.000.000 – Rp 3.500.000
= Rp 26.500.000
Transaksi tanggal 14:
Contoh pencatatan jurnal transaksi penjualan secara tunai:
Analisis:
Penjualan secara tunai menambah kas dan penjualan. Penambahan kas dicatat ke kolom jurnal pada sisi debit, sedangkan kenaikan penjualan dicatat di sisi kredit.
Transaksi tanggal 14:
Contoh pencatatan jurnal umum transaksi penjualan dan harga pokok penjualan:
Analisis:
Transaksi penjualan mengurangi persediaan barang dagang dan menambah nilai harga pokok penjualan.
Penambahan nilai harga pokok penjualan (HPP) dicatat ke jurnal pada sisi debit, sedangkan penurunan nilai persediaan dicatat di sisi kredit.
Transaksi tanggal 21:
Contoh pencatatan jurnal transaksi penerimaan kas atas pembayaran piutang usaha:
Analisis:
Transaksi penerimaan kas dari pembayaran piutang perjuangan meningkatkan nilai kas dan mengurangi nilai piutang usaha.
Penambahan kas dicatat ke jurnal pada sisi debit, dan penurunan nilai piutang perjuangan dicatat di sisi kredit.
Nilai sebesar itu diperoleh dari perhitunga sebagai berikut:
= Nilai penjualan – diskon penjualan
= Rp 6.000.000 – ( Rp 6.000.000 X 20%)
= Rp 6.000.000 – Rp 1.200.000
= Rp 4.800.000
Transaksi tanggal 24:
Contoh pencatatan jurnal transaksi penjualan secara kredit:
Analisis:
Penjualan secara kredit meningkatkan piutang perjuangan dan penjualan. Penambahan nilai piutang perjuangan dicatat ke jurnal pada kolom debit, sedangkan penambahan nilai penjualan dicatat di kolom kredit.
Transaksi tanggal 24:
Contoh pencatatan jurnal umum transaksi persediaan dan harga pokok penjualan:
Analisis:
Pencatatan jurnal umum persediaan dan harga pokok penjualan (HPP) yakni akhir adanya transaksi penjualan. Transaksi penjualan akan mempengaruhi nilai persediaan, yakni turun, dan menambah nilai HPP.
Penurunan nilai persediaan dicatat ke jurnal pada kolom kredit, sedangkan penambahan nilai HPP dicatat di kolom debit.
Transaksi tanggal 28:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran biaya manajemen bank:
Analisis:
Pembayaran biaya manajemen bank mengurangi nilai kas dan menambah beban manajemen bank.
Penambahan beban manajemen dicatat ke jurnal pada kolom debit, sedangkan penurunan nilai kas dicatat pada kolom kredit.
Transaksi tanggal 30:
Contoh pencatatan jurnal transaksi retur penjualan:
Analisis:
Retur penjualan akan mengurangi piutang dagang dan menambah retur dan potongan penjualan.
Penambahan nilai retur dan potongan penjualan dicatat ke jurnal pada kolom debit, sedangkan penurunan nilai piutang perjuangan dicatat di kolom kredit.
Transaksi tanggal 30:
Contoh pencatatan jurnal transaksi persediaan dan HPP:
Analisis:
Pencatatan jurnal ini akhir dari transaksi retur penjualan.
Retur penjualan akan menambah nilai persediaan dan mengurangi nilai HPP. Penambahan nilai persediaan barang dagang dicatat ke jurnal pada kolom debit.
Sedangkan penurunan nilai harga pokok penjualan dicatat di kolom kredit.
♣
Demikian pola pencatatan jurnal 11 transaksi yang dilakukan oleh Toko “Kids Jaman Now” selama bulan Maret 2019. Sebelas jenis transaksi tersebut dicatat dalam 16 ayat jurnal umum.
Bagaimana, terperinci ya?
Okay, biar semakin terperinci saya sajikan lagi pola pencatatan jurnal umum berikut…
B. Contoh Jurnal Umum Perusahaan Jasa
Bagaimana jurnal umum perusahaan jasa?
Jurnal umum di perusahaan jasa, secara umum hampir sama dengan perusahaan dagang. Tapi ada jenis transaksi tertentu yang hanya ada di perusahaan jasa.
Agar semakin gampang dalam memahami jurnal umum di perusahaan jasa, berikut ini saya sajikan pola pencatatan jurnal umum transaksi-transaksi yang terjadi di perusahaan jasa konsultan arsitektur.
Perusahaan Jasa Konsultan Arsitektur
A. Contoh Transaksi
Finna seorang arsitek dan ingin bekerja dari rumah dengan membuka bisnis rumahan yang bekerjasama dengan profesinya.
Fina membuka kantor jasa konsultan arsitektur, pada tanggal 01 Januari 2019.
Selama bulan berjalan, Kantor Jasa Konsultan Arsitektur “FInna” telah menuntaskan transaksi berikut:
Tanggal 1:
Memindahkan kas dari rekening pribadi ke rekening bank yang dipakai untuk usahanya sebesar Rp 22.500.000
Tanggal 3:
Membeli motor operasional brand Kawasaki Ninja,seharga Rp 15.300.000 dengan membayar tunai Rp 4.000.000 dan memperlihatkan wesel bayar untuk sisanya
Tanggal 3:
Membayar sewa kantor dan ruang kerja bulan November 2018 Rp 2.500.000
Tanggal 5:
Membeli materi habis pakai secara tunai Rp 1.200.000
Tanggal 7:
Membeli peralatan kantor dan komputer secara kredit Rp. 5.200.000
Tanggal 10:
Membayar kas untuk asuransi tahunan untuk kendaraan dan materi habis pakai Rp 1.200.000
Tanggal 12:
Menerima dana kas dari klien untuk rancangan yang dihasilkan Rp 6.500.000
Tanggal 15:
Membayar utang pada kreditur Rp 1.800.000
Tanggal 17:
Membayar kas untuk beban lain-lain Rp 300.000
Tanggal 20:
Menerima tagihan untuk jasa pembuatan cetak biru yang jatuh tempo di bulan Februari Rp 800.000
Tanggal 22:
Membayar honor ajudan Rp 1.500.000
Tanggal 24:
Membayar kas untuk beban lain-lain Rp 210.000
Tanggal 25:
Membayar cicilan yang telah jatuh tempo Rp 200.000
Tanggal 28:
Membayar BBM, oli dan perbaikan kendaraan untuk November Rp 250.000
Tanggal 30:
Mencatat pendapatan atas rancangan yang dihasilkan, pembayaran akan diterima bulan Februari Rp 3.500.000
Tanggal 30:
Premi Asuransi yang sudah terpakai untuk bulan ini Rp 100.000
Tanggal 30:
Penyusutan peralatan selama periode berjalan Rp 650.000
Tanggal 30:
Gaji terutang yang belum dibayarkan bulan berjalan Rp 450.000
Tanggal 30:
Pendapatan diterima di muka atas pekerjaan rancangan Rp 1.000.000
Tanggal 30:
Biaya pengiriman hasil pekerjaan rancangan Rp 100.000
B. Prosedur dan Proses Pencatatan Jurnal Transaksi Perusahaan Jasa
Dari pola transaksi-transaksi bisnis yang dilakukan kantor jasa konsultan arsitektur “‘Finna” ini, selanjutnya perusahaan melaksanakan analisis dan pencatatan jurnal transaksi-transaksi tersebut ke kolom debit kredit berikut ini:
Transaksi tanggal 1:
Contoh pencatatan jurnal transaksi kas dan modal:
Analisis:
Transaksi modal disetor oleh pemilik menambah nilai kas dan modal perusahaan. Penambahan nilai kas dicatat ke jurnal pada sisi debit, sedangkan penambahan nilai modal dicatat di sisi kredit.
Transaksi tanggal 3:
Contoh pencatatan transaksi pembelian aset tetap – motor untuk operasional:
Analisis:
Pembelian dengan memperlihatkan uang muka dan sisanya kredit akan meningkatkan nilai aset tetap, menurunkan nilai kas, dan menambah jumlah utang dagang,.
Peningkatan nilai aset tetap dicatat ke jurnal pada kolom debit, sedangkan penurunan kas dan peningkatan nilai utang dagang dicatat di kolom kredit.
Transaksi tanggal 3:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran biaya sewa:
Analisis:
Transaksi pembayaran sewa, meningkatkan beban sewa dan mengurangi kas.
Penambahan jumlah beban sewa dicatat ke jurnal kolom debit, sedangkan pengurangan jumlah kas dicatat di kolom kredit.
Transaksi tanggal 5:
Contoh pencatatan jurnal umum transaksi pembelian materi habis pakai:
Analisis:
Pembelian materi habis pakai mengurangi nilai kas dan meningkatkan materi habis pakai.
Pengurangan jumlah kas dicatat ke jurnal pada kololm kredit, sedangkan peningkatan jumlah materi habis pakai dicatat di kolom debit.
Transaksi tanggal 7:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembelian peralatan kantor secara kredit:
Analisis:
Pembelian peralatan kantor secara kredit meningkatkan jumlah aktiva tetap berupa peralatan kantor dan utang dagang.
Kenaikan jumlah aset tetap dicatat ke jurnal pada kolom debit, sedangkan kenaikan utang dagang dicatat di kolom kredit.
Transaksi tanggal 10:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran biaya asuransi dibayar di muka:
Analisis:
Pembayaran biaya asuransi dibayar di muka menambah saldo akun Asuransi Dibayar di Muka dan menurunkan jumlah kas.
Penambahan jumlah asuransi dibayar di muka dicatat ke jurnal di kolom debit, sedangkan penurunan kas dicatat di kolom kredit.
Transaksi tanggal 12:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pendapatan dan kas:
Analisis:
Transaksi penerimaan pendapatan meningkatkan pendapatan dan kas.
Peningkatan kas dicatat ke jurnal pada kolom debit, sedangkan peningkatan nilai pendapatan dicatat di kolom kredit.
Transaksi tanggal 15:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran utang ke kreditur:
Analisis:
Pembayaran utang ke kreditur menurunkan nilai kas dan utang dagang.
Penurunan nilai kas dicatat ke jurnal pada kolom kredit, sedangkan penurunan utang dagang dicatat di kolom debit.
Transaksi tanggal 17:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran biaya lain-lain:
Analisis:
Pembayaran beban lain-lain menurunkan nilai kas, dan menambah jumlah beban lain-lain.
Penurunan jumlah kas dicatat ke jurnal kololm kredit, sedangkan penambahan jumlah beban lain-lain dicatat pada kolom debit.
Transaksi tanggal 20:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembuatan cetak biru dibayar bulan depan.
Analisis:
Pembuatan cetak biru yang dibayar bulan depan menaikkan jumlah utang dagang dan beban pembuatan cetak biru.
Peningkatan jumlah utang dagang dicatat ke jurnal pada kolom kredit, sedangkan penambahan biaya pembuatan cetak biru dicatat pada kolom debit.
Transaksi tanggal 22:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran honor karyawan:
Analisis:
Pembayaran honor karyawan mengurangi nilai kas dan meningkatkan biaya gaji.
Penambahan beban honor ini dicatat ke jurnal pada kolom debit, sedangkan penurunan kas dicatat di kolom kredit.
Transaksi tanggal 24:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran biaya lain-lain:
Analisis:
Pembayaran beban lain-lain mengurangi jumlah kas dan menambah beban lain-lain.
Penambahan beban lain-lain dicatat ke jurnal pada kolom debit, sedangkan penurunan jumlah kas dicatat di kolom kredit.
Transaksi tanggal 25:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran utang dagang:
Analisis:
Pembayaran utang dagang akan menurunkan nilai kas dan utang dagang.
Penurunan nilai kas dicatat ke jurnal pada kolom kredit, sedangkan penurunan jumlah utang dagang dicatat pada kolom debit.
Transaksi tanggal 28:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pengeluaran biaya pemeliharaan kendaraan:
Analisis:
Pengeluaran biaya untuk pemeliharaan kendaraan menurunkan jumlah kas dan menaikkan beban pemeliharaan kendaran.
Penurunan jumlah kas ini dicatat ke jurnal pada kolom kredit, sedangkan beban pemeliharaan dicatat di kolom debit.
Transaksi tanggal 30:
Contoh pencatatan jurnal transaksi piutang dagang:
Analisis:
Peningkatan fee pendapatan jasa yang dibayar bulan berikutnya akan meningkatkan jumlah pendapatan dan piutang dagang.
Peningkatan jumlah fee pendapatan dicatat ke jurnal dalam kolom kredit, sedangkan peningkatan piutang dagang dicatat di kolom debit.
Transaksi tanggal 30:
Contoh pencatatan jurnal umum pembiasaan untuk transaksi beban asuransi:
Analisis:
Fungsi jurnal umum pembiasaan yakni untuk melaksanakan proses pembiasaan biar transaksi pemayaran asuransi dihitung pada periode sekarang.
Pada tanggal 10, perusahaan mengeluarkan kas untuk biaya asuransi dibayar di muka sebesar Rp 1.200.000. Jumlah kas itu diperuntukkan untuk pembayaran setahun atau 12 bulan.
Jadi setiap bulannya perusahaan membayar asuransi sejumlah:
= Rp 1.200.000 / 12 bulan
= Rp 100.000 per bulan
Sehingga perusahaan harus mencatat pengeluaran yang SESUNGGUHNYA ini setiap bulan. Proses pencatatan ini dilakukan dengan memakai jurnal penyesuaian.
Pada pencatatan jurnal transaksi asuransi di atas, beban asuransi periode ini yakni Rp 100.000. Pencatatan ini akan mengurangi asuransi dibayar di muka.
Transaksi tanggal 30:
Contoh pencatatan jurnal umum transaksi beban penyusutan:
Analisis:
Beban penyusutan akan menaikkan nilai biaya penyusutan dan akumulasi penyusutan.
Peningkatan beban penyusutan dicatat di jurnal pada kolom debit, sedangkan akumulasi penyusutan dicatat pada kolom kredit.
Jurnal Penyesuaian Penyusutan Aktiva Tetap:
Selain membuat jurnal beban penyusutan menyerupai di atas, perusahaan juga harus membuat jurnal penyesuaian penyusutan aktiva tetap biar pos penyusutan ini sesuai dengan kondisi sebenarnya, termasuk efek terhadap akun lain.
dan berikut ini pola jurnal umum pembiasaan penyusutan aktiva tetap:
Melalui proses pembiasaan menyerupai di atas, maka akun akumulasi penyusutan akan berkurang sebesar Rp 650.000, dan dicatata ke jurnal di kolom Debit.
Demikian juga dengan akun aktiva tetap akan menurun sebesar Rp 650.000 dan dicatat ke jurnal di kolom Kredit.
Transaksi tanggal 30:
Contoh pencatatan jurnal umum transaksi utang gaji:
Transaksi tanggal 30:
Contoh pencatatan jurnal umum transaksi pendapatan diterima di muka:
Transaksi pendapatan diterima di muka akan meningkatkan nilai kas dan pendapatan diterima di muka.
Kenaikan nilai kas, akan dicatat ke jurnal di sisi debit, sedangkan kenaikan nilai pos pendapatan diterima di muka dicatat ke jurnal di sisi KREDIT.
Transaksi tanggal 30:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran biaya pengiriman:
Analisis:
Pembayaran biaya pengiriman menurunkan nilai kas dan menaikkan beban pengiriman.
Penurunan nilai kas ini dicatat ke jurnal pada kolom kredit, sedangkan peningkatan beban pengiriman dicatat di kolom debit.
Transaksi tanggal 31:
Setelah pekerjaan selesai dan perusahan mengirimkan hasilkan pekerjaan itu, maka pada final periode perusahaan melaksanakan proses pembiasaan dengan membuat jurnal umum pembiasaan sebagai berikut:
Penjelasan pencatatan jurnal umum:
Pendapatan diterima dimuka senilai Rp 1.000.000 akan diakui sebagai pendapatan perusahaan.
Sehingga perusahaan mencatat pos pendapatan diterima di muka di sisi debit dan pendapatan jasa rancangan di sisi KREDIT.
♣
Demikian 20 pola pencatatan jurnal transaksi yang dilakukan oleh perusahaan jasa konsultan arsitektur “Finna”.
Dan proses selanjutnya yakni menyusun 5 jenis Laporan Keuangan jasa konsultan arsitektur “Finna”.
Silahkan segera klik link tersebut bila ingin mengetahui proses selanjutnya sampai pembuatan laporan keuangan.
Mulai dari buku besar sampai laporan keuntungan rugi, neraca, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Sampai di sini sudah semakin paham kan, apalagi jikalau baca juga proses selanjutnya sesudah membuat jurnal umum?
Okay dilanjut ya…
C. Contoh Jurnal Umum Perusahaan Manufaktur
Contoh jurnal umum perusahaan manufaktur yakni jurnal umum yang dipakai untuk melaksanakan pencatatan jurnal transaksi di perusahaan manufaktur atau industri pengolahan.
Di pola pencatatan jurnal transaksi yang disajikan berikut ini yakni transaksi-transaksi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan manufaktur yang mengolah 4 jenis produk A, B, C, dan D.
Bagaimana jurnal umum perusahaan manufaktur?
Secara umum jurnal umum perusahaan manufaktur sama dengan perusahaan jasa dan dagang.
Tapi di perusahaan manufaktur lebih komplek dan beberapa pos transaksi HANYA ada di perusahaan manufaktur.
Sebagai contoh: proses produksi materi mentah (raw material) menjadi barang setengah jadi dan selanjutnya diproses menjadi barang jadi.
A. Contoh Jenis Transaksi Perusahaan Manufaktur
Untuk lebih jelasnya, berikut ini saya sajikan pola transaksi-transaksi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur PT Xidev Bening Enginering selama bulan Januari 2019:
Tanggal 5:
Membeli ATK secara tunai Rp 100.000
Tanggal 10:
Membayar utang pada supplier materi baku Rp 10.000.000
Tanggal 15:
Dihasilkan barang jadi A sebanyak 700 unit @Rp 100.000, barang jadi B sebanyak 300 unit @Rp 80.000
Tanggal 18:
Penjualan kredit atas barang jadi ke PT. Kenanga Jaya untuk Barang Makara A = 500 unit @Rp 130.000,- dan Barang jadi B = 200 unit @ Rp91.000,- dikenakan PPN 10%
Tanggal 20:
Dihasilkan barang jadi C sebanyak 500 unit @Rp 70.000, barang jadi D sebanyak 400 unit @Rp 50.000
Tanggal 21:
Penjualan kredit atas barang jadi ke PT Melati Jaya untuk Barang Makara C = 300 unit @ Rp.105.000,- dan Barang jadi D = 200 unit @ Rp 65.000,- dikenakan PPN 10%
Tanggal 24:
Membayar beban utilitas Rp 1.750.000
Tanggal 25:
Membayar honor dan upah Rp 52.145.000, PPh 21 Rp 325.000, Iuran BPJS Rp 1.325.000
Tanggal 28:
Membayar asuransi pabrik Rp 1.000.000
Tanggal 30:
Beban lain-lain Rp 750.000
B. Prosedur dan Proses Pencatatan Jurnal Transaksi Perusahaan Manufaktur
Dari transaksi-transaksi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur di atas, selanjutnya perusahaan melaksanakan pencatatan jurnal umum sebagai berikut:
Transaksi tanggal 5:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembelian materi habis pakai:
Analisis:
Pembelian materi habis pakai akan menurunkan kas dan menambah jumlah materi habis pakai.
Penambahan materi habis pakai dicatat ke jurnal dalam kolom debit, sedangkan penurunan kas dicatat dalam kolom kredit.
Transaksi tanggal 10:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayran utang dagang:
Analisis:
Pembayaran utang dagang akan menurunkan nilai kas dan utang dagang.
Penurunan nilai kas dicatat ke jurnal dalam kolom kredit, sedangkan penurunan utang dagang dicatat dalam kolom debit.
Transaksi tanggal 15:
Contoh pencatatan jurnal umum transaksi persediaan barang jadi dan HPP/Harga Pokok Penjualan:
Transaksi tanggal 18:
Contoh pencatatan jurnal transaksi penjualan barang jadi:
Analisis:
Transaksi penjualan secara kredit akan meningkatkan nilai piutang dagang dan penjualan barang jadi dan PPN keluaran.
Kenaikan piutang dagang dicatat ke jurnal pada kolom debit, sedangkan kenaikan penjualan dan PPN keluaran dicatat pada kolom kredit.
Nilai penjualan dihitung sebagai berikut:
=(500 X 130.000)+(200 X 91.000)
= Rp 83.200.000
Transaksi tanggal 18:
Contoh pencatatan jurnal transaksi penjualan dan persediaan barang jadi:
Transaksi tanggal 20:
Contoh pencatatan jurnal umum transaksi persediaan barang jadi dan HPP/Harga Pokok Penjualan:
Transaksi tanggal 21:
Contoh pencatatan jurnal transaksi penjualan barang dagang secara kredit dengan PPN Keluaran:
Analisis:
Penjualan barang dagang secara kredit akan menaikkan nilai penjualan, PPN Keluaran dan piutang dagang.
Kenaikan penjualan dan PPN keluaran dicatat ke jurnal pada kolom kredit, sedangkan kenaikan piutang dagang dicatat di kolom debit.
Nilai penjualan barang jadi diperoleh dengan melaksanakan perhitungan sebagai berikut:
= (300 X 105.000)+(200 X 65.000)
= Rp 44.500.000
Transaksi tanggal 21:
Contoh pencatatan jurnal transaksi penjualan dan persediaan barang jadi:
Analisis:
Pencatatan jurnal ini timbul alasannya adanya transaksi penjualan. Penjualan barang jadi akan menurunkan persediaan barang dagang dan menambah harga pokok penjualan (HPP).
Penurunan persediaan barang jadi ini dicatat ke jurnal pada kolom kredit, sedangkan penambahan HPP dicatat pada kolom debit.
Transaksi tanggal 24:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran beban utilitas, menyerupai air dan listrik:
Analisis:
Pembayaran beban utilitas akan menaikkan beban utilitas dan menurunkan kas.
Kenaikkan beban utilitas dicatat ke jurnal pada kolom debit, sedangkan penurunan kas dicatat pada kolom kredit.
Transaksi tanggal 25:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran gaji:
Analisis:
Pembayaran honor dan beban-beban lain menyangkut pegawai akan menurunkan jumlah kas dan menaikkan jumlah beban gaji.
Penurunan kas ini dicatat ke jurnal pada kolom kredit, sedangkan peningkatan nilai beban honor dicatat pada kolom debit.
Transaksi tanggal 28:
Contoh pencatatan jurnal umum pembiasaan transaksi pembayaran asuransi dibayar di muka:
Analisis:
Pembayaran asuransi menurunkan jumlah kas dan menaikkan beban asuransi dibayar di muka.
Penurunan nilai kas ini dicatat ke jurnal dalam kolom kredit, sedangkan kenaikan jumlah beban asuransi dicatat di kolom debit.
Transaksi tanggal 30:
Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran beban lain-lain dan kas:
Analisis:
Transaksi pembayaran beban lain-lain menurunkan jumlah kas dan menaikkan jumlah beban lain-lain.
Penurunkan jumlah kas dicatat ke jurnal pada kolom kredit, sedangkan kenaikan jumlah beban lain-lain dicatat di kolom debit.
Perhatikan pencatatan ayat jurnal tanggal 15, 18, 20, dan 21 Januari 2019 di atas.
Pencatatan jurnal menyerupai itu adalah ciri khas dan hanya ada pada perusahaan manufaktur, yaitu perusahaan yang mengolah materi baku, materi pembantu dan beban terkait menjadi barang jadi.
03. Jurnal Khusus
A. Pengertian Jurnal Khusus
Pengertian jurnal khusus (special journals) berdasarkan para andal yakni metode untuk merangkum transaksi yang merupakan komponen dasar dalam sistem akuntansi.
Salah satu metode pengolahan data yang lebih efisien dalam sistem akuntansi yakni memindahkan jurnal umum dua kolom ke jurnal multi kolom.
Setiap kolom dalam jurnal multi kolom dipakai hanya untuk mencatat transaksi yang memengaruhi akun tertentu.
Sebagai contoh, kolom khusus sanggup dipakai hanya untuk mencatat kredit pada akun kas.
Penambahan dua kolom khusus akan menghilangkan goresan pena Kas dalam jurnal untuk setiap penerimaan dan pembayaran kas.
Selain itu, posting setiap debit dan kredit satu demi satu ke akun Kas di buku besar juga tidak perlu dilakukan.
B. Prosedur dan Cara Pencatatan Jurnal Khusus
Tabel akuntansi debet kredit Kas sanggup dijumlahkan secara periodik dan hanya jumlah final tiap kolom saja yang akan diposting ke dalam buku besar.
Dengan cara yang sama, kolom khusus sanggup ditambahkan untuk mencatat kredit pada:
- akun pendapatan,
- debit dan kredit pada Piutang Usaha dan Utang Usaha,
- serta untuk ayat jurnal lainnya yang sering dibentuk berulangkali.
Jurnal umum multikolom sanggup memenuhi kebutuhan perjuangan kecil yang mempunyai banyak transaksi dengan karakteristik yang sama.
Tapi, sebuah jurnal yang mempunyai banyak kolom untuk mencatat banyak jenis transaksi menjadi tidak praktis bagi perusahaan yang terlalu besar.
Posting logis berikutnya pada sistem akuntansi yakni dengan mengganti jurnal multikolom satuan dengan beberapa jurnal khusus (special journals).
Jurnal khusus dirancang untuk mencatat satu jenis transaksi yang terjadi berulangkali. Misalnya, alasannya kebanyakan perusahaan mempunyai banyak transaksi pembayaran kas.
Perusahaan-perusahaan tersebut akan memakai jurnal khusus untuk mencatat penerimaan kas. Mereka juga akan memakai jurnal khusus lain untuk mencatat pembayaran kas.
Bentuk dan jumlah jurnal khusus yang dipakai perusahaan bergantung pada karakteristik bisnisnya.
Perusahaan yang memperlihatkan kredit mungkin memakai jurnal khusus yang dirancang hanya untuk mencatat pendapatan atas jasa yang diberikan secara kredit.
Di sisi lain, perusahaan yang tidak memperlihatkan kredit tidak akan memerlukan jurnal menyerupai itu.
Pada kasus lain, biaya penyimpanan catatan sanggup dikurangi dengan memakai dokumen pendukung menyerupai jurnal khusus.
C. Jenis-jenis Jurnal Khusus
Ada berapa jenis jurnal khusus?
Ada 4 jurnal khusus, yaitu:
- Jurnal pendapatan
- Jurnal penerimaan kas
- Jurnal pembelian
- Jurnal pembayaran kas.
Bagaimana cara mencatat transaksi-transaksi perusahaan dengan 4 jenis jurnal tersebut?
Untuk mencatat transksi-transaksi yang terjadi di perusahaan sanggup di ringkas sebagai berikut:
Selengkapnya mari kita bahas satu-per-satu…
#1: Jurnal Pendapatan
A. Pengertian Jurnal Pendapatan
Pendapatan yang dihasilkan secara kredit membuat piutang perjuangan dan akan dicatat di jurnal pendapatan.
Sedangkan piutang perjuangan yang ditagih akan menghasilkan penerimaan kas dan dicatat di jurnal penerimaan kas.
Pengendalian internal dilakukan dengan memisahkan fungsi pencatatan transaksi pendapatan pada jurnal pendapatan dan pencatatan penagihan kas pada jurnal penerimaan kas.
Jika tugas-tugas itu dilakukan oleh orang yang berbeda, maka akan lebih sulit menggelapkan penerimaan kas dan memanipulasi catatan akuntansi.
Jadi, pengertian Jurnal pendapatan (revenue journal) berdasarkan para andal yakni jurnal khusus yang dipakai hanya untuk mencatat pendapatan yang diterima secara kredit .
Pendapatan yang diterima secara tunai, eksklusif dicatat di jurnal penerimaan kas, tanpa melalui jurnal pendapatan. Penjualan barang dicatat dalam jurnal penjualan, yang sama dengan jurnal pendapatan.
B. Contoh Jurnal Pendapatan
Perhatikan contoh jurnal khusus perusahaan dagang berikut ini:
Berikut ini transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan April 2018:
Tanggal 2:
Mengeluarkan faktur nomor 212 untuk Pak Joyo atas tagihan jasa yang diberikan secara kredit Rp 7.000.000
Tanggal 12:
Mengeluarkan faktur nomor 121 untuk PT Kalibening Jaya atas tagihan jasa yang diberikan secara kredit Rp 6.500.000
Tanggal 22:
Mengeluarkan faktur nomor 221 untuk Rumah Akuntansi atas tagihan jasa yang diberikan secara kredit Rp 2.500.000. Transaksi-transaksi tersebut sanggup dicatat dalam jurnal pendapatan menyerupai berikut:
C. Cara Memindahkan (Posting) Jurnal Pendapatan ke Buku Besar
Sebagai ilustrasi, yuk kita lihat pola dan analisa jurnal pendapatan serta perbandingan efisiensi antara memakai jurnal pendapatan dengan jurnal umum:
Asumsikan pada tanggal 1 Maret 2018, PT Go Berkah mempunyai saldo buku besar menyerupai berikut ini:
Asumsi lainnya, bahwa PT Go Berkah mencatat transaksi pendapatan berikut ini di jurnal umum:
Untuk keempat transaksi tersebut, PT Go Berkah mencatat 8 nama akun dan 8 jumlah.
Selain itu, Go Berkah melaksanakan 12 posting ke buku besar, yaitu:
- 4 ke buku besar Piutang Usaha,
- 4 ke buku besar pembantu piutang untuk masing-masing pelanggan ditunjukkan dengan setiap tanda silang (x), dan
- 4 ke buku besar Pendapatan.
Cara mencatat jurnal transaksi pendapatan
Transaksi-transaksi tersebut sanggup dicatat secara lebih efisien dalam jurnal pendapatan menyerupai ditunjukkan jurnal pendapatan berikut ini:
Dalam setiap transaksi pendapatan:
jumlah debit pada Piutang perjuangan sama dengan jumlah kredit pda Pendapatan.
Oleh alasannya itu hanya satu kolom jumlah dimasukkan secara terpisah untuk setiap transaksi.
Lalu bagaimana mekanisme posting dari jurnal pendapatan ke buku besar?
Perhatikan mekanisme dasar posting dari jurnal pendapatan yang ditunjukan berikut ini:
Penjelasan gambar:
Dari gambar di atas, kita sanggup melihat bahwa hanya satu jumlah final periode akuntansi yang diposting dari Piutang Usaha dan Pendapatan ke buku besar.
Setiap transaksi, menyerupai debit pada AnekaMin sebesar Rp 2.200.000, harus diposting juga, satu demi satu ke akun pelanggan yang bersangkutan di buku besar pembantu piutang.
Posting ke akun pelanggan tersebut harus dilakukan secara teratur, sehingga manajemen akan mempunyai warta mengenai saldo terkini dari setiap akun pelanggan.
Karena saldo akun pelanggan biasanya dalah saldo debit, maka bentuk akan 3 kolom untuk jurnal pendapatan yang ditunjukkan gambar di atas sering digunakan.
♣
Untuk memperlihatkan asal dari ayat jurnal yang diposting ke buku besar pembantu, sumber ayat jurnal ini ditunjukkan dalam kolom referensi posting dalam setiap akun dengan menuliskan aksara referensi.
Misalnya R (revenue) atau J (penjualan) untuk jurnal pendapatan berikut halaman dan jurnal terkait.
Kemudian, sebuah tanda silang (x), bukannya nomor akun, dicantumkan di kolom rujukan posting dalam jurnal pendapatan, menyerupai ditunjukkan di gambar di atas.
Jika akun pelanggan mempunyai saldo kredit (masih ingat kan, kalau saldo normal piutang perjuangan yakni debit), hal ini perlu ditunjukkan dengan tanda bintang atau tanda kurung dalam kolom Saldo.
Jika saldo akun nihil, sanggup ditunjukkan dengan sebuah garis pada kolom saldo.
Setiap final bulan, kolom jumlah dalam jurnal pendapatan dijumlahkan. Jumlah ini sama dengan jumlah debit bulanan pada akun individu dalam buku besar pembantu.
Jumlah ini diposting dalam buku besar sebagai debit pada Piutang Usaha dan kredit pada Pendapatan.
Dengan cara ini semua transaksi yang berasal dari pendapatan selama bulan tersebut di-posting ke buku besar hanya satu kali, yaitu pada final bulan. Ini sangat menyederhanakan proses posting.
#2: Jurnal Penerimaan Kas
A. Pengertian Jurnal Penerimaan Kas
Pengertian Jurnal Penerimaan Kas menurut para andal (cash receipt journal) yakni jurnal khusus yang mencatat seluruh transaksi yang melibatkan penerimaan.
Oleh alasannya itu, jurnal penerimaan kas mempunyai kolom yang dinamakan Dr. Kas.
B. Cara Pencatatan Jurnal Penerimaan Kas
Bagaimana cara mencatat jurnal transaksi penerimaan kas?
Perhatikan jurnal penerimaan kas dan proses posting ke buku besar berikut ini:
Penjelasan gambar:
Seluruh transaksi yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas akan melibatkan ayat jurnal di kolom Dr. Kas.
Sebagai contoh:
Pada tanggal 28 Maret, PT Go Berkah mendapatkan kas sebesar Rp 2.200.000 dari AnekaMin dan memasukkan jumlah tersebut dalam kolom Dr. Kas.
Jenis transaksi ketika kas diterima dan seberapa sering penerimaan kas terjadi, memilih nama kolom lainnya.
Untuk PT Go Berkah, sumber kas yang paling sering diterima berasal dari pelanggan.
Oleh alasannya itu jurnal penerimaan kas di tabel: jurnal penerimaan kas memiliki kolom Cr. Piutang Usaha.
Pada tanggal 28 Maret, ketika AnekaMin melaksanakan pelunasan atas utangnya, PT Go Berkah memasukkan AnekaMin dalam kolom akun Dikredit dan memasukkan jumlah Rp 2.200.000 dalam kolom Cr. Piutang Usaha.
Kolom Cr. Akun Lainnya dipakai untuk mencatat kredit akun apa pun yang tidak mempunyai kolom kredit khusus.
Misalnya, PT. Go Berkah mendapatkan kas pada tanggal 1 Maret 2018 untuk sewa.
Karena tidak ada kolom khusus untuk Pendapatan Sewa, maka perusahaan memasukkan pendapatan sewa dalam kolom Akun Dikredit, dan memasukkan jumlah Rp 400.000 dalam kolom Cr. Akun Lainnya.
C. Cara Memindahkan (posting) Jurnal Penerimaan Uang ke Buku Besar
Bagaimana mekanisme posting jurnal penerimaan kas ke buku besar?
Posting dari jurnal penerimaan kas ke buku besar Go Berkah ini sama dengan proses jurnal pendapatan.
Secara teratur setiap jumlah dalam kolom Cr Akun Lainnya, diposting ke akun yang sesuai dalam buku besar.
“Posting ditunjukkan dengan memasukkan nomor akun dalam kolom Refferensi Posting, dalam jurnal penerimaan kas”
Referensi posting, contohnya dengan menuliskan aksara CR (Cash Receipt) atau KM (Kas Masuk), jurnal penerimaan kas berikut nomor halaman jurnal terkait dicantumkan di kolom rujukan posting dalam akun.
Jumlah dalam kolom Cr Piutang perjuangan diposting satu demi satu ke akun pelanggan dalam buku besar pembantu piutang usaha.
Posting ini juga harus dilakukan secara teratur. Referensi posting Cr dan nomor halaman yang sesuai dimasukkan dalam kolom rujukan posting dalam setiap akun pelanggan.
Sebuah tanda silang (x) dicantumkan pada kolom rujukan posting dalam jurnal penerimaan kas untuk memperlihatkan bahwa setiap jumlah telah diposting.
Tidak ada jumlah individu dalam kolom Dr Kas yang diposting secara terpisah.
Pada final bulan, seluruh kolom jumlah dijumlahkan. Jumlah sisi debit harus sama dengan kredit.
Karena setiap jumlah dalam kolom Cr Akun Lainnya telah diposting secara individu ke akun buku besar.
Sebuah tanda x dicantumkan di bawah kolom jumlah untuk memperlihatkan bahwa proses lebih lanjut tidak diperlukan.
Jumlah dari kolom Cr Piutang Usaha dan Dr Kas diposting ke akun-akun yang sesuai dalam buku besar dan nomor akunnya dimasukkan di bawah jumlah untuk memperlihatkan bahwa posting telah diselesaikan.
D. Saldo Pelanggan
Setelah seluruh posting diselesaikan untuk bulan tersebut, jumlah saldo dalam buku besar pembantu piutang harus dibandingkan dengan saldo dalam akun pengendali piutang perjuangan dalam buku besar.
Saldo akun pelanggan dirangkum dalam laporan saldo pelanggan. Jumlah dalam saldo pelanggan PT Go Berkah sebesar Rp 5.650.000 sama dengan jumlah akun piutang usaha.
Perhatikan tabel berikut ini:
#3: Jurnal Pembelian
A. Pengertian Jurnal Pembelian
Perusahaan melaksanakan pembelian kredit dan tunai kepada supplier. Pembelian kredit dicatat dalam jurnal pembelian, sedangkan pembayaran tunai dicatat dalam jurnal pembayaran kas.
Sebaiknya perusahaan melaksanakan pemisahaan kiprah pencatatan pembelian dan penerimaan.
Pemisahan kiprah akan mencegah seseorang membuat supplier fiktif dan selanjutnya mencatat penerimaan atas pembelian fiktif dari pemasok tersebut.
Pengertian Jurnal Pembelian (purchase journal) yakni jurnal khusus yang dirancang untuk mencatat seluruh pembelian secara kredit.
Jurnal pembelian mempunyai kolom yang dinamakan Cr. Utang Usaha. Jurnal pembelian juga mempunyai kolom khusus untuk mencatat debit pada akun-akun yang sering terpengaruh.
B. Contoh Jurnal Pembelian
Perhatikan pola pencatatan transaksi ke jurnal pembelian:
Transaksi-transaksi pembelian PT Kalibening Apik yang bergerak dalam industri pengolahan kayu pinus selama bulan Mei 2018 adalah:
Tanggal 10 Mei:
Membeli materi habis pakai dari Ceger Grosir secara kredit sebesar Rp 250.000
Tanggal 15 Mei:
Membeli materi habis pakai dari Condong Grosir secara kredit sebesar Rp 300.000
Tanggal 20 Mei:
Membeli peralatan kantor dari Teyeng Grosir secara kredit sebesar Rp 750.000
Pencatatan transaksi-transaksi di atas sanggup dilakukan menyerupai berikut ini:
C. Cara Memindahkan (Posting) Jurnal Pembelian ke Buku Besar
Untuk memudahkan penggambaran ihwal posting jurnal pembelian ke buku besar, maka masih memakai pola dari PT Go Berkah.
Karena mempunyai debit yang teratur ke akun Bahan Habis Pakai, kolom Dr Bahan Habis Pakai dimasukkan untuk mencatat transaksi ini.
Perhatikan contoh jurnal pembelian berikut ini:
Penjelasan gambar:
Seperti yang ditunjukkan pada jurnal pembelian di atas, PT Go Berkah mencatat pembelian materi habis pakai pada tanggal 3 Maret 2018 dengan memasukkan jumlah Rp 600.000 dalam kolom Dr
Bahan Habis Pakai, Rp 600.000 dalam kolom Cr Utang Usaha dan Toko Berkah Jaya dalam akun Dikredit.
Kolom Dr Akun lainnya dipakai untuk mencatat pembelian secara kredit untuk barang apa pun yang tidak mempunyai kolom debit khusus.
Nama akun yang akan didebit dimasukkan dalam kolom Dr Akun Lainnya dan jumlahnya dimasukkan dalam kolom jumlah.
Sebagai contoh, PT Go Berkah mencatat pembelian peralatan kantor secara kredit pada tanggal 12 Maret 2018 dengan memasukkan Peralatan Kantor dalam kolom Dr Akun Lainnya.
Jumlah Rp 2.800.000 dalam kolom Jumlah, jumlah Rp 2.800.000 dalam kolom Cr Utang Usaha, dan nama pemasok, contohnya Toko ATK dalam kolom Akun Dikredit.
“Prinsip-prinsip yang dipakai dalam posting jurnal pembelian sama dengan posting dalam jurnal pendapatan dan penerimaan kas”
Asal ayat jurnal yang diposting ke buku besar dan buku besar pembantu ditunjukkan dalam kolom rujukan posting dalam setiap akun dengan menuliskan huruf, contohnya P (purchase) atau B (pembelian).
Sedangkan untuk jurnal pembelian berikut nomor halaman dari jurnal pembelian terkait.
Kemudian sebuah tanda, contohnya X (tanda silang) dicantumkan dalam kolom referensi posting dalam jurnal pembelian sesudah seluruh kredit diposting ke akun kreditur masing-masing di buku besar pembantu utang usaha.
Secara teratur jumlah dalam kolom Dr Akun Lainnya diposting ke akun dalam buku besar.
Setelah setiap jumlah diposting, nomor akun buku besar terkait dimasukkan dalam kolom rujukan posting dari pecahan akun lainnya.
Setiap final bulan, kolom jumlah dalam jurnal pembelian dijumlahkan. Jumlah kedua kolom debit harus sama dengan jumlah kolom kredit.
Jumlah dari kolom Cr Utang Usaha dan Dr Bahan Habis Pakai diposting ke akun buku besar yang sesuai menyerupai biasa, dengan nomor akun terkait dimasukkan di bawah kolom jumlah.
Karena setiap kolom jumlah dalam Cr Akun Lainnya diposting secara individu, sebuah tanda X atau centang ditempatkan di bawah jumlah Rp 2.800.000 untuk memperlihatkan tidak diharapkan adanya proses lebih lanjut.
#4: Jurnal Pembayaran Kas
A. Pengertian Jurnal Pembayaran Kas
Pengertian Jurnal Pembayaran Kas adalah jurnal khusus yang dipakai untuk mencatat pembayaran utang kepada supplier (pemasok).
Kolom khusus untuk jurnal pembayaran kas ditentukan dengan cara yang sama dengan jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas,dan jurnal pembelian.
Faktor penentunya yakni jenis transaksi untuk dicatat dan seberapa sering transaksi tersebut terjadi.
B. Prosedur Pencatatan Jurnal Pembayaran Kas
Jurnal pembayaran kas mempunyai kolom Cr. Kas menyerupai ditunjukkan pada jurnal pembayaran kas di bawah ini:
Penjelasan gambar:
Seluruh transaksi yang dicatat dalam jurnal pembayaran kas akan melibatkan sebuah ayat jurnal dalam kolom ini. Pelunasan utang kepada kreditur sering terjadi sehingga memerlukan kolom Dr. Utang Usaha.
Debit pada akun kredit untuk faktur yang dibayar, dicatat dalam kolom Dr. Utang Usaha.
Sebagai contoh:
Pada tanggal 15 Maret 2018 PT Go Berkah membayar utang kepada Pak Joko sebesar Rp 1.230.000.
PT Go Berkah mencatat transaksi ini dengan memasukkan jumlah Rp 1.230.000 dalam kolom Dr. Utang Usaha, jumlah Rp 1.230.000 dalam kolom Cr. Kas, dan pemasok Pak Joko dalam kolom Akun Didebit.
PT Go Berkah melaksanakan seluruh pembayaran dengan memakai cek.
Setelah semua transaksi dicatat dalam jurnal pembayaran kas, nomor cek terkait dimasukkan dalam kolom di sisi kanan dan kolom tanggal.
Nomor cek berkhasiat untuk mengendalikan pembayaran kas dan juga memperlihatkan rujukan silang yang berguna.
Kolom Dr. Akun Lainnya dipakai untuk mencatat debit pada akun apa pun yang tidak mempunyai kolom khusus.
C. Contoh Jurnal Pembayaran Kas
Perhatikan pola berikut ini:
PT Go Berkah membayar sewa sebesar Rp 1.600.000 pada tanggal 2 Maret 2018.
Transaksi ini dicatat dengan memasukkan Beban Sewa dalam baris yang tersedia dan jumlah Rp 1.600.000 dalam kolom Dr. Akun Lainnya dan Cr. Kas.
Piutang dari jurnal pembayaran kas ke buku besar PT Go Berkah juga ditunjukkan dalam jurnal pembayaran kas di atas.
Perhatikan jumlah yang dimasukkan dalam kolom Dr. Utang Usaha diposting ke akun kreditur individual dalam buku besar pembantu utang.
Posting ini harus dilakukan secara teratur. Setelah setiap posting dilakukan, sebagai rujukan posting kita sanggup mencatumkan huruf.
Selanjutnya…
CP (cash payment) atau KK (Kas Keluar) untuk pembayaran kas, serta mencantumkan nomor halaman jurnal ke kolom rujukan posting dalam akun.
Seperti biasa, beri tanda x atau centang pada kolom rujukan posting dalam jurnal pembayaran kas untuk memperlihatkan setiap jumlah telah diposting.
Seperti pada ketiga jurnal sebelumnya, secara teratur setiap pos dalam kolom Dr. Akun Lainnyajuga diposting secara individu ke sebuah akun dalam buku besar.
Posting ditunjukkan dengan menulis nomor akun dalam kolom rujukan posting dalam jurnal pembayaran kas.
Pada final bulan, setiap kolom jumlah dalam jurnal pembayaran kas dijumlahkan. Jumlah dari kedua kolom debit dibandingkan dengan jumlah kredit untuk memilih kesamaan.
Sebuah tanda x atau centang dicantumkan di bawah jumlah dari kolom Dr. Akun Lainnya untuk memperlihatkan tidak diharapkan adanya proses berikutnya.
Bila setiap jumlah dari dua kolom lainnya diposting ke buku besar, nomor akun dimasukkan di bawah setiap jumlah kolom.
D. Saldo Supplier
Setelah seluruh posting diselesaikan untuk bulan tersebut, jumlah saldo dalam buku besar pembantu utang harus dibandingkan dengan saldo akun pengendali utang perjuangan di buku besar.
Jika jumlah dalam akun pengendali dan buku besar pembantu tidak sama, maka kesalahan harus dicari dan diperbaiki.
Saldo dari akun kreditur individual sanggup diringkas dalam sebuah laporan saldo supplier/pemasok.
Jumlah dalam laporan tersebut, saldo supplier PT Go Berkah yakni Rp 2.410.000 sama dengan saldo akun pengendali utang perjuangan per 31 Maret 2018.
Perhatikan Laporan Rangkuman Supplier di bawah ini:
#5: Modifikasi Jurnal Khusus
A. Pengertian Modifikasi Jurnal Khusus
Modifikasi jurnal khusus yakni modifikasi jurnal khusus yang dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan, contohnya dengan menambahkan kolom.
Selama ini kita sering mendengar istilah ‘modifikasi’ atau ‘modif’ untuk sepeda motor atau mobil, betul menyerupai itu kan 🙂
Di akuntansi pun ada istilah tersebut untuk jurnal khusus.
Apa tujuan dan fungsi modifikasi jurnal khusus?
Perusahaan sanggup memodifikasi jurnal khusus yang dipakai dengan menambahkan satu atau lebih kolom untuk mencatat transaksi yang sering terjadi.
Sebagai contoh, perusahaan sanggup memotong pajak penjualan yang harus disetorkan secara periodik ke kantor pajak.
Oleh alasannya itu perusahaan sanggup menambahkan kolom khusus untuk Cr. Utang Pajak Penjualan dalam jurnal pendapatannya, menyerupai ditunjukkan berikut ini:
Berikut ini modifikasi jurnal khusus pada banyak sekali jenis industri antara lain:
#1. Agribisnis
Jurnal pembelian sanggup dimodifikasi untuk memasukkan kolom untuk banyak sekali jenis bibit (kacang, padi), ternak (sapi, kambing, sapi, ayam) pupuk, dan materi bakar.
#2. Bengkel Perbaikan Kendaraan
Jurnal pendapatan sanggup dimodifikasi untuk memasukkan kolom untuk setiap jenis jasa perbaikan. Kolom untuk perbaikan dengan garansi, beban kartu kredit, dan pajak penjualan juga sanggup ditambahkan.
#3. Rumah Sakit
Jurnal penerimaan kas sanggup dimodifikasi untuk memasukkan kolom untuk penerimaan dari pasien yang membayar secara kredit, pasien peserta BPJS, atau perusahaan asuransi lainnya.
#4. Bioskop
Jurnal penerimaan kas sanggup dimodifikasi untuk memasukkan kolom untuk pendapatan dari penjualan tiket, beban atas dukungan tiket hadiah, dan penjualan tiket diskon.
#5. Rumah Makan
Jurnal pembelian sanggup dimodifikasi untuk memasukkan kolom untuk materi makanan, peralatan makan, dan bumbu dapur.
B. Contoh Modifikasi Jurnal Khusus
Perhatikan contoh pencatatan jurnal khusus yang telah dimodifikasi berikut ini:
Asumsikan bahwa pajak pertambahan nilai yakni 10%. PT Go Smart mempunyai dua transaksi pendapatan sebagai berikut:
Tanggal 3 Mei 2018:
Mengeluarkan faktor nomor 03 untuk Sukses Jaya atas jasa yang diberikan secara kredit Rp 5.000.000 ditambah PPN.
Tanggal 5 Mei 2018:
Mengeluarkan faktur nomor 05 untuk Berkah Jaya atas jasa yang diberikan secara kredit, Rp 9.000.000 ditambah PPN.
Kedua transaksi di atas dicatat dalam jurnal pendapatan menyerupai berikut:
Tanpa melihat bagaimana sebuah jurnal khusus dimodifikasi, prinsip dan mekanisme dasar yang dibahas dalam artikel ini sanggup diterapkan.
Sebagai contoh, kolom dalam jurnal khusus biasanya merupakan jumlah dari jarak periodik.
Jumlah dari kolom debit dan kredit kemudian dibandingkan untuk memastikan kesamaan sebelum jumlah tersebut diposting ke akun-akun dalam buku besar.
04. Kesimpulan
Demikian materi jurnal umum dan jurnal khusus beserta 89+ pola jenis transaksi bisnis perusahaan dagang, jasa, dan manufaktur.
Sebagaimana kita pahami, bahwa setiap jenis perusahaan mempunyai ciri khas transaksi sendiri yang tidak dimiliki oleh jenis transaksi perusahaan lain.
Misalnya, harga pokok produksi dan barang dalam proses yang hanya ada pada perusahaan manufaktur.
Namun, ada juga beberapa jenis transaksi yang dilakukan oelh 3 (tiga) jenis perusahaan tersebut.
Misalnya, penjualan, beban gaji, dan beban lain yang bersifat umum.
Sehingga cara pencatatan jurnal umumnya ada yang sama dan tidak sama.
Dan jikalau Anda ingin menerapkan sistem akuntansi keuangan yang baik dan benar, segera meluncur ke SOP.
Demikian yang sanggup saya bagikan. Mudah-mudahan bermanfaat.
***
Sumber https://manajemenkeuangan.net
0 Response to "Jurnal Umum Khusus: Panduan Lengkap Berbasis Transaksi Bisnis (89+ Contoh)"
Posting Komentar