Bahan Non Logam Kerikil Bata
Batu bata merupakan salah satu materi material sebagai materi pembuat dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar hingga berwarna kemerah merahan. Seiring perkembangan teknologi, penggunaan kerikil bata semakin menurun. Munculnya material-material gres ibarat gipsum, bambu yang telah diolah, cenderung lebih dipilih alasannya yaitu mempunyai harga lebih murah dan secara arsitektur lebih indah.
Batu bata yaitu materi bangunan yang telah usang dikenal dan digunakan oleh masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan yang berfungsi untuk materi bangunan konstruksi. Hal ini sanggup dilihat dari banyaknya pabrik kerikil bata yang dibangun masyarakat untuk memproduksi kerikil bata. Penggunaan kerikil bata banyak digunakan untuk aplikasi teknik sipil ibarat dinding pada bangunan perumahan, bangunan gedung, pagar, akses dan pondasi. Batu bata umumnya dalam konstruksi bangunan mempunyai fungsi sebagai materi non-struktural, di samping berfungsi sebagai struktural. Sebagai fungsi struktural, kerikil bata digunakan sebagai penyangga atau pemikul beban yang ada diatasnya ibarat pada konstruksi rumah sederhana dan pondasi. Sedangkan pada bangunan konstruksi tingkat tinggi/gedung, kerikil bata berfungsi sebagai non-stuktural yang dimanfaatkan untuk dinding pembatas dan estetika tanpa memikul beban yang ada diatasnya.
Pemanfaatan kerikil bata dalam konstruksi baik non-struktural ataupun struktural perlu adanya peningkatan produk yang dihasilkan, baik dengan cara meningkatkan kualitas materi material kerikil bata sendiri (material dasar lempung atau tanah liat yang digunakan) maupun penambahan dengan materi lain.
Batu bata yaitu materi bangunan dari tanah liat dan mineral-mineral lain yang dibuat dalam ukuran-ukuran tertentu. Pada dasarnya, terdapat tiga tipe tanah lempung yang digunakan sebagai materi baku kerikil bata (Civil Engeneering Materials, 2001), yaitu:
- Lempung permukaan (surface clays) ditemukan diatas permukaan bumi yang berasal dari deposit tanah hasil sedimentasi alami. Jenis lempung ini mempunyai kandungan asam 10 – 25%.
- Lempung biasa (shales) juga merupakan hasil dari alam tetapi telah mengalami perlakuan dengan memberi tekanan tinggi dan tidak larut dalam air.
- Lempung tahan api (fired clays) merupakan bata yang mempunyai tingkat kekuatan yang lebih besar dari yang lain
Pada proses pembuatan batu-bata, terdapat tiga metoda (Civil Engeneering Materials, 2001), yaitu:
- Stiff-mud process, dibuat dengan kandungan air 12 – 15 %.
- Soft-mud process, dibuat dengan kandungan air 20 – 30 %.
- Dry-press process, dibuat dengan kandungan air 7 – 10 % (plastisitas yang sangat rendah).
- Penambangan/pengambilan materi mentah (mining and storage of raw materials).
- Persiapan materi mentah, yaitu tanah lempung, materi embel-embel dan air (size reduction and screening).
- Pembentukan kerikil bata atau pencetakan (forming and cutting).
- Pengeringan (coating and drying).
- Pembakaran dan pendinginan (firing and cooling).
- Penyimpanan (storage and shipping).
Skema pekerjaan pembuatan bata sanggup dilihat pada gambar berikut ini.
a) Sifat Fisis Batu Bata
Sifat fisis kerikil bata yaitu sifat yang ada pada kerikil bata tanpa adanya pinjaman beban atau perlakuan apapun. Sifat fisis kerikil bata (Civil Engeneering Materials, 2001), antara lain adalah:
- Densitas atau Kerapatan Batu Bata
- Warna Batu Bata
- Dimensi atau Ukuran Batu Bata
- Tekstur dan Bentuk Batu Bata
0 Response to "Bahan Non Logam Kerikil Bata"
Posting Komentar