Akuntansi Keuangan : Pengertian, Teori, Fungsi, Tujuan, Peran (Lengkap)
Akuntansi Keuangan – Mirip tapi tak serupa, dua kata; akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan adalah dua hal yang hampir serupa. Namun, memiliki tujuan dan ranah yang berbeda. Akuntansi manajemen yang lebih berfokus terhadap kinerja internal perusahaan. Sedangkan akuntansi keuangan yang lebih merambah ke ranah eksternal dengan adanya laporan keuangan yang unproblematic serta valid.
Manajemen keuangan merupakan salah satu bagian dari akuntansi (pencatatan transaksi keuangan) secara sistematis dan komperehensif dalam suatu bisnis dalam satu periode tertentu. Dengan begitu, pengambilan keputusan akan lebih mudah. Tanpa harus ada celah kembali dalam mengatur pengelolaan keuangan.
Pengertian Akuntansi Keuangan
Dalam realitanya, akuntansi keuangan ini memiliki berbagai macam pengertiannya berdasarkan para ahli:
- Akuntansi keuangan adalah pencatatan dan pelaporan information serta kegiatan ekonomi perusahaan. Walaupun, laporan tersebut menghasilkan informasi yang berguna bagi manajer, namun, hal itu juga menjadi milik utama bagi para kreditor, pemegang saham, lembaga pemerintah serta masyarakat umum. (Warren Reeve : 2008)
- Akuntansi keuangan merupakan suatu pelaporan yang berorientasi terhadap pihak eksternal perusahaan. Dikarenakan hal itu mencakup mengenai information secara keseluruhan dalam rentang waktu satu tahun atau lebih, yang dijadikan sebagai landasan dalam penyusunan laporan – laporan keuangan selanjutnya. (Martani : 2012)
- Akuntansi keuangan merupakan suatu sistem yang mengatur berbagai macam pencatatan transaksi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan hingga penyusunan laporan keuangan mengenai transaksi yang telah terjadi.
- Akuntansi keuangan adalah pihak penghubung perusahaan dengan pihak luar perusahaan seperti halnya para kreditor, pemegang saham, serta pemasok dana. Hal itu terjadi dikarenakan akuntansi keuangan ini mengurusi bidang transparansi keuangan perusahaan secara menyeluruh untuk dijadikan sebuah bentuk laporan utuh siklus transaksi keuangan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, akuntansi keuangan adalah sistem pelaporan pertanggung jawaban dalam pengelolaan keuangan perusahaan atau organisasi secara utuh yang sifatnya lebih subyektif terhadap pola transaksi yang terjadi. Sehingga kebutuhan valid information sangat diperlukan.
Hal ini tidak hanya terjadi dalam satu bidang saja, namun secara menyeluruh yang pada nantinya hasil rekapan keuangan tersebut dijadikan satu bendel utuh pola siklus keuangan perusahaan selama satu tahun penuh.
Teori Akuntansi Keuangan
Dalam mempelajari suatu disiplin ilmu, anda harus mengetahui terlebih dahulu apa saja yang akan anda pelajari dalam satu disiplin ilmu tersebut. Teori salah satunya. Teori ini adalah suatu pengantar untuk anda semua dalam memahami disiplin ilmu tersebut, dengan teori tersebut anda juga bisa menerapkan fungsi dari disiplin ilmu tertentu.
Untuk lebih mudahnya, berikut teori dari akuntansi keuangan yang diharapkan untuk mempermudah pekerjaan anda:
1. Pendekatan pajak (tax approach)
Dalam pendekatan ini, jenis pajaknya adalah pajak penghasilan, yang sangat berpengaruh terhadap pajak penghasilan yang bersifat tidak langsung sangat besar. Dalam pengembangannya, undang-undang pajak penghasilan menciptakan suatu perbaikan dalam sebuah praktek akuntansi umum dan konsistensinya dapat dipertahankan.
Hal ini ditujukan untuk mendapatkan relevansi laporan antara perencanaan dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Pendekatan legal (legal approach)
Pendekatan ini berkaitan dengan perolehan hukum (legal), dimana dalam akuntansi penjualan harus diakui bila hak milik legal berpindah. Hukum tersebut berguna untuk menetapkan prinsip – prinsip dasar dalam akuntansi secara umum. Seperti : penghasilan yang harus direalisasikan untuk mendapatkan keuntungan yang terpisah secara riil dan terealisasi.
3. Pendekatan etika (ethical approach)
Pendekatan etika dalam teori akuntansi menekankan pada konsep-konsep keadilan, kebenaran, dan kewajaran (justice, truth, fairness). Hal itu dipergunakan, agar tak ada sistem yang berusaha memihak antara satu denga yang lainnya. Yang mengakibatkan terjadinya kecurangan diantara keduanya.
4. Pendekatan perilaku (behavioran approach)
Fokus dalam pendekatan ini adalah pada relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan dan berbagai perilaku individu/kelompok. Hal ini bertujuan untuk menimbulkan hubungan sebab akibat dari disajikannya informasi akuntansi tersebut. Teori perilaku ini akan mencoba mengukur dan mengevaluasi dari pengaruh – pengaruh ekonomi secara psikologis.
Fungsi Akuntansi Keuangan
Dalam hal ini akuntansi keuangan memiliki beberapa fungsi yang harus dijalankan dalam sistem administrasi keuangan sebuah perusahaan. Berikut rincian dari fungsi akuntansi keuangan tersebut:
1. Mengetahui Jumlah Laba atau Rugi
Tujuan utama dari kegiatan bisnis sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh laba atau keuntungan. Untuk memastikan apakah dalam suatu periode tertentu perusahaan mengalami laba atau rugi, diperlukan adanya catatan transaksi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Hal ini difungsikan agar, catatan tersebut bisa digunakan sebagai landasan perencanaan selanjutnya yang lebih baik.
2. Informasi Keuangan Perusahaan
Direktur, para manajer, dan pemegang saham merupakan sebagai pihak internal sebuah perusahaan. Mereka berkepentingan untuk melihat informasi keuangan untuk memenuhi tugasnya dalam menganalisa kondisi keuangan perusahaan. Apakah sudah dalam kondisi yang sewajarnya. Apabila kondisi keuangan tersebut tidak sehat. Pengambilan keputusan selanjutnya akan sedikit terhambat.
Oleh karenanya informasi keuangan ini harus bersifat obyektif, dan menyeluruh agar, para atasan dapat mengetahui secara exceptional transaksi keuangan yang terjadi dalam satu periode tertentu. Sekaligus sebagai daya tarik investor untuk menitipkan sedikit modalnya untuk keberlangsungan perusahaan.
3. Informasi bagi Operasional Perusahaan
Akuntansi keuangan sebagai penyedia informasi berupa sajian information keuangan yang dapat memenuhi kebutuhan manajemen sebagai pihak pengambil keputusan. Karena dalam laporan keuangan terdapat berbagai informasi keuangan seperti halnya jumlah uang kas yang ada atau pemasukan keuangan sudahkah mencapai target perusahaan.
Hal – hal semacam itu, sangat diperlukan untuk pihak internal dalam menentukan ekspansi perusahaan ke depannya. Sehingga dalam pengambilan keputusan tidak ragu – ragu dan memiliki kepastian yang nyata.
4. Sebagai Tolak Ukur
Perusahaan dikatakan maju dan tumbuh dengan baik, apabila dapat menyajikan suatu informasi keuangan yang rapi, valid, akurat serta mudah dipahami. Di mana penyajian informasi tersebut dapat diperoleh melalui proses akuntansi yang benar. Proses tersebut meliputi pengelompokkan, pengidentifikasian serta mengumpulkan bukti – bukti transaksi yang sudah ada.
Sehingga untuk ke depannya perencanaan anggaran dana bisa dilihat sebagai acuan dasar dalam menentukan anggaran belanja.
5. Komponen Akuntansi
Dalam pencatatan akuntansi, suatu transaksi akan dicatat dan dikelompokkan berdasarkan kategori masing – masing. Berdasarkan kategori pencatatannya, ada lima komponen utama pada akuntansi keuangan yaitu:
- Assets (Harta): segala sesuatu yang memiliki nilai dan menjadi kepemilikan perusahaan.
- Liabilities (Kewajiban): kewajiban perusahaan dalam membayar sejumlah uang tertentu, untuk pihak internal maupun eksternal.
- Equity (Ekuitas): kewajiban perusahaan untuk menyakinkan terhadap pemilik modal yang menanamkan modalnya ke perusahaan.
- Income (Pendapatan): uang yang didapatkan perusahaan dari operasional usaha, misalnya dari penjualan barang atau jasa.
- Expenses (Biaya/Pengeluaran): pengeluaran uang yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai operasional usaha (produksi).
Dengan begitu, adanya fungsi akuntansi keuangan ini akan menjadi jelas, tanpa adanya persamaan yang berarti dengan akuntansi manajemen yang lebih bersifat spesifik.
Tujuan Akuntansi Keuangan
Setelah mengetahui fungsi dari akutansi keuangan sendiri bagaimana, tahapan selanjutnya adalah dengan mengetahui tujuan dari akutansi keuangan ini. Hal ini bertujuan untuk memudahahkan dalam penerapan dalam kondisi yang sebenarnya.
1. Memberikan Informasi Keuangan
Memberikan informasi keuangan yang bisa dipercaya tentang aktiva dan pasiva perusahaan. Informasi keuangan yang dapat dipercaya meliputi tentang sumber-sumber ekonomi seperti aset dan piutang perusahaan. Hal ini bertujuan untuk memudahkannya dalam segi pengontrolan keuangan yang telah beredar, sehingga pengelolaannya akan lebih tersistem.
Pun juga, informasi tersebut dapat menunjukkan seperti apa posisi keuangan dan berapa besar investasi perusahaan. Dengan begitu, penanganan mengenai keputusan yang diambil akan sedikit lebih efektif.
2. Memberikan Informasi Perubahan Sumber Ekonomi
Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan pada sumber-sumber ekonomi bersih (netto) suatu perusahaan yang muncul akibat aktifitas usahanya dalam rangka mendapatkan keuntungan. Hal itu merupakan sebuah gambaran siklus dari siklus keuangan yang tersistem, yang dengan mudahnya mampu mencapai keputusan serta pengendalian target anggaran di masa depan.
3. Memberikan Informasi Mengenai Laporan Keungan
Memberikan informasi keuangan yang membantu para pengguna laporan keuangan dalam membuat estimasi atau perkiraan potensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Jika mampu menghasilkan sebuah laba yang besar, maka kapasitas keuangan akan ditingkatkan berdasarkan hasil dari produksi barang tersebut.
4. Memberikan Informasi yang berguna untuk memenuhi tujuan pengguna.
Relevansi dari informasi akuntansi berhubungan dengan tujuan dari pemakai informasi tersebut. Maksudnya, informasi akuntansi harus berguna secara langsung untuk memenuhi tujuan dari penggunanya. Guna untuk memenuhi serta menutupi permasalahan yang terjadi di masa lalu. Pada nantinya keputusan yang diambil mampu mengubah laju arah keuangan.
Dari sana, dapat dilihat kesimpulan bahwa sajian informasi laporan harus termuat posisi keuangan. Hasil usaha dan perubahan posisi keuangan yang lainnya. Disesuaikan dengan standarisasi akutansi keuangan tersebut. Berdasarkan pernyataan standar akutansi keuangan tentang petunjuk dan prosedur akutansi yang berisi tentang peraturan.
Peran Akuntansi Keuangan dalam Bisnis
Dalam dunia bisnis, banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah mengenai peran keilmuan akutansi keuangan dalam laju keuangan bisnis. Hal itu meliputi dua hal, akutansi sebagai aktivitas jasa, serta akutansi sebagai suatu sistem informasi. Dari kedua hal tersebut, anda akan melihat adanya perbedan signifikan mengenai peran sesungguhnya dari akutansi keuangan tersebut.
1. Akuntansi Sebagai Aktivitas Jasa
Sebagai suatu aktivitas jasa, akuntansi mengumpulkan dan mengolah information transaksi keuangan perusahaan untuk memenuhi beberapa hal seperti:
– Kebutuhan pihak eksternal dalam mendapatkan informasi keuangan yang menyangkut keberlangsungan dari sebuah perusahaan serta kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan.
– Kebutuhan pihak internal atau manajemen perusahaan mengenai informasi yang dibutuhkan dalam membuat suatu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendaliaan operasi perusahaan. Sehingga dampak yang ditimbulkan akan terkesan baik dan positif.
Oleh karena itu agar akuntansi dapat menjalankan fungsinya dengan baik, Anda harus mengetahui tipe informasi yang diperlukan. Karena kedua belah pihak internal serta eksternal, memiliki dua fungsi yang berbeda dikarenakan kepentingan yang mereka bawa pun berbeda – beda.
2. Akuntansi Sebagai Suatu Sistem Informasi
Akuntansi mengidentifikasi, mengukur, dan mengomunikasikan informasi keuangan yang menyangkut suatu entitas untuk membuat suatu keputusan. Oleh sebab itu, tugas utama akuntan adalah memberikan informasi untuk membantu para pemakai dalam membuat keputusan. Keputusan tersebut akan menentukan bagaimana sumber ekonomi yang dapat dialokasikan untukk kepentingan sebuah perusahaan.
Dikarenakan hal ini dapat membantu masyarakat dalam menentukan jenis serta kuantitas barang dan jasa yang harus disediakan. Dari berbagai kualitas tersebut telah ditentukan. Bahwa dari kedua peran akuntansi tersebut akan menimbulkan suatu sistematis yang bisa didapatkan dengan kedua cara tersebut. Tentunya dengan porsinya masing – masing.
Perbedaan Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai dunia akuntansi keuangan, anda pun harus mengetahui seluk beluk perbedaan mengenai dunia akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Hal ini diharuskan sejalan dengan adanya perbedaan tersebut, tetap saling berkaitan satu sama lain. Dimulai dari tujuan, pengguna laporan, serta sajian informasi yang akan diberikan.
1. Tujuan
Akutansi manajemen yang lebih berfokus terhadap pelaporan secara exceptional mengenai segala bentuk permasalahan serta bentuk penyelesaiannya. Sedangkan akutansi keuangan lebih berfokus kepada information laporan spesifik mengenai pengeluaran -uang- dari perusahaan untuk menggambarkan kondisi perusahaan pada saat itu juga.
Sehingga tujuan diadakannya laporan keuangan ini pun juga memiliki kejelasan sasaran targetnya.
2. Pengguna laporan
Untuk akutansi keuangan, sajian information yang dibuat khusus digunakan untuk pelaporan ke pihak eksternal. Sehingga diperlukan adanya rincian dana secara exceptional terhadap para pemegang saham, pemerintah dan lain sebagainya.
Adapun akutansi manajemen, digunakan untuk menyediakan informasi mengenai perkembangan dari perusahaan itu sendiri, yang mana hasil dari keduanya akan memiliki keterkaitan dalam bidang pengambilan keputusan.
3. Ruang lingkup kerja
Untuk pelaporan keuangan khususnya akutansi keuangan, dalam menyikapi suatu hasil laporan harus bersifat keseluruhan. Dimana segala hal perbidangan yang terdapat sangkut paut keuangan dikelola oleh sistem akutansi keuangan.
Sedangkan akutansi manajemen, bergerak dalam sektor bidang per bidang. Pelaporan yang digunakan khusus untuk melaporkan satu bidang saja, yang mana hasilnya nanti akan dirangkum oleh pihak akutansi keuangan secara menyeluruh. Hal ini lebih bersifat obyektif dan general.
4. Rentang waktu pekerjaan
Dalam pengaplikasiannya. Rentang waktu penggunaan akutansi keuangan ini relative sebentar. Sehingga sajian information yang termuat di dalamnya tidak cukup fleksibel. Rentang waktu atau masa tenggang akutansi keuangan ini berjarak sekitar satu periode. Hal ini akan berdampak terhadap masa evaluasi dari sebuah perusahaan tersebut.
Sedangkan rentang waktu dari akutansi manajemen ini terbilang efisien, lebih mudah beradaptasi dengan situasi dan keadaan baru. Karena terjadi pembaruan laporan setiap harian atau mingguan. Hal ini dilakukan untuk pengontrolan secara penuh dari pihak internal dalam mengendalikan secara perusahaan
5. Fokus informasi
Dari sini kita dapat mengetahui bahwa, kecenderungan akutansi keuangan ini lebih terhadap bentuk pengevaluasian kinerja seluruh aspek, yang mana hal ini cenderung terhadap tindakan di masa lalu. Orientasinya lebih ke evaluator.
Adapun akutansi manajemen sendiri merupakan hasil pelaporan yang memiliki orientasi ke masa depan, yang berbentuk rencana strategi baru, dari hasil sajian information yang telah dijelaskan dalam laporan. Hal ini bertujuan untuk saling melengkapi laporan antara akutansi manajemen dan juga keuangan.
6. Tipe dan sifat informasi
Dilihat dari segi tingkat kebutuhan dan kepentingannya. Akutansi keuangan lebih membutuhkan tingkat kejelian lebih dalam serta information yang akurat kebenarannya (obyektif). Karena hasil dari pelaporan ini akan diberikan kepada pihak eksternal yang notabene sebagai pengendali suatu perusahaan. Sehingga tingkat kebenaran dari informasi itu sendiri harus terjamin adanya.
Akutansi manajemen ini lebih ke arah pengukuran kondisi keuangan dan operasional. Serta pelaporan yang digunakan oleh pihak akutansi manajemen ini mampu untuk menimbang pilihan dari suatu keputusan baru, yang pada nantinya dibuat kebijakan – kebijakan yang disesuaikan dengan laporan akutansi manajemen tersebut.
Sumber https://olympics30.comBoleh re-create paste, tapi jangan lupa cantumkan sumber. Terimakasih
0 Response to "Akuntansi Keuangan : Pengertian, Teori, Fungsi, Tujuan, Peran (Lengkap)"
Posting Komentar