iklan

Commodity Dan Commodity Hedging

Commodity
Komoditas merupakan salah satu faktor penting di dalam proses produksi. Berbagai macam komoditas yang ada menyerupai kopi, terigu, gandum, emas dan minyak, diperdagangkan sebagai komoditas. Komoditas ini diperdagangkan secara terus-menerus pada bursa komoditas di seluruh dunia menyerupai , Winnipeg Commodities Exchange (WCE) dan New York Mercantile Exchange (NYMEX). Komoditas merupakan salah satu produk berjangka yang jumlah perdagangannya cukup besar. Hal ini terutama disebabkan oleh jenis dan jumlah produk komoditas yang diperdagangkan di bursa berjangka sangat besar. Produk komoditas secara umum sanggup dibagi atas 2 jenis yaitu :
1. Hard commodity (komoditas yang tahan lama) menyerupai : emas, karet, minyak
2. Soft commodity (komoditas yang tidak tahan lama) seperti: kopi, jagung, kacang merah, kacang kedelai.
Karena komoditas diperdagangkan dalam bursa, maka harga dari komoditas tidak ditentukan oleh individu atau entitas tunggal. Di dalam bursa, komoditas diperdagangkan melalui kontrak berjangka. Kontrak ini mewajibkan pemegang kontrak untuk membeli atau menjual suatu komoditas pada suatu harga tertentu yang telah ditentukan pada tanggal delivery di masa depan. Tidak semua kontrak berjangka sama, spesifikasinya akan berbeda tergantung dari komoditas yang diperdagangkan.
Harga pasar dari sebuah komoditas yang dikutip dalam gosip seringkali merupakan futures price dari masing-masing komoditas tersebut. Seperti halnya equity securities, futures price dari komoditas ditentukan terutama oleh undangan dan penawaran atas komoditas tersebut di pasar. Sebagai pola kalau penawaran minyak meningkat, harga satu barrel minyak akan menurun. Sebaliknya kalau undangan minyak meningkat, harga dari minyak akan meningkat. Ada banyak faktor ekonomi yang akan besar lengan berkuasa terhadap harga dari sebuah komoditas. Meskipun komoditas diperdagangkan memakai harga dari futures contract dan futures price, insiden yang terjadi dikala ini akan mensugesti futures price. Sebagai contoh, kalau cuaca di suatu kawasan tertentu akan mensugesti suplai dari komoditas pertanian, maka harga dari komoditas pertanian tersebut akan terpengaruh secara eksklusif (Who sets, 2004).

Commodity Hedging
Istilah hedging atau lindung nilai umumnya lebih dikenal dalam rangka transaksi yang terkait dengan perbankan. Sebenarnya, hedging ini juga banyak digunakan pada transaksi perdagangan komoditas Dalam sejarahnya CBOT (Chicago Board of Trade) dibuat pada tahun 1848 oleh para pengusaha pertanian di Amerika sebagai solusi atas fluktuasi harga komoditas biji-bijian (grains). Saat itu diperkenalkan transaksi forward contract yang kemudian berubah menjadi futures contract. (Pakasi, 2006).

Dalam setiap aktivitas perdagangan, pengusaha selalu mengharapkan keuntungan, akan tetapi juga dihadapkan kepada risiko kerugian yang selalu menempel dalam aktivitas usahanya. Risiko umumnya berasal dari jawaban perubahan harga barang, perubahan kurs mata uang, suku bunga, inflasi dan lain sebagainya. Untuk melindungi pengusaha dari risiko tersebut sanggup dilakukan melalui hedging (lindung nilai) di bursa berjangka. Dengan melaksanakan lindung nilai, risiko tersebut sanggup dialihkan (transfer of risk) kepada investor yang mengharapkan laba dari perubahan harga di bursa berjangka.
Hedging yakni suatu aktivitas pengambilan posisi di pasar berjangka yang berlawanan dengan posisinya di pasar fisik. Dengan mengambil posisi yang berlawanan antara pasar berjangka dan pasar fisik, maka kerugian yang timbul jawaban adanya fluktuasi harga di pasar fisik sanggup dikurangi dengan laba yang diperoleh di pasar berjangka, atau sebaliknya.
Hedging bukan aktivitas yang bersifat spekulasi lantaran untuk melakukannya diperlukan pengetahuan yang memadai dan perhitungan yang cermat. Dengan demikian sebelum melaksanakan lindung nilai perlu memilih taktik yang sempurna guna mencegah terjadinya kerugian.
Pada dasarnya harga komoditas primer sering berfluktuasi lantaran ketergantungannya pada faktor-faktor yang sulit dikuasai menyerupai kelainan musim, tragedi alam, dan lain-lain. Dengan aktivitas lindung-nilai memakai kontrak berjangka, hedger sanggup mengurangi sekecil mungkin dampak (risiko) yang diakibatkan gejolak harga tersebut. Dengan memanfaatkan kontrak berjangka, produsen komoditas sanggup menjual komoditas yang gres akan mereka panen beberapa bulan kemudian pada harga yang telah dipastikan atau “dikunci” kini (sebelum panen). Dengan demikian mereka sanggup memperoleh jaminan
harga sehingga tidak terpengaruh oleh kenaikan/penurunan harga jual di pasar tunai. Manfaat yang sama juga sanggup diperoleh pihak lain menyerupai eksportir yang harus melaksanakan pembelian komoditas di masa yang akan datang, pada dikala harus memenuhi kontraknya dengan pembeli di luar negeri, atau pengolah yang harus melaksanakan pembelian komoditas secara berkesinambungan. (Sekilas, 2006) Pengertian hedging di pasar komoditas yakni perlindungan dari risiko kerugian jawaban fluktuasi harga. Hedging ini sanggup dilaksanakan melalui bursa berjangka dengan membuka kontrak beli atau jual atas suatu komoditas sejalan dengan perdagangan komoditas tersebut di pasar fisik. Para pelaku hedging ini biasa disebut hedger, yang terdiri atas hedger pembeli (hedge long) dan hedger penjual (hedge short).
Hedger pembeli umumnya berencana akan membeli komoditas di pasar fisik di masa yang akan datang. Untuk melindungi transaksinya dari fluktuasi, contohnya kenaikan harga di masa mendatang, hedger membeli kontrak berjangka dikala ini dengan posisi buy (beli). Buying hedge umumnya dilakukan oleh kalangan eksportir, pengguna materi baku menyerupai pabrik, dan sebagainya. Fungsinya terutama untuk menjaga kestabilan harga dan kontinuitas pasokan. Sebagai contoh, contohnya pengusaha pabrik sirop yang sangat bergantung dengan harga gula sebagai materi baku utama. Bila diperkirakan harga gula akan meningkat, maka untuk menjaga kestabilan anggaran biaya, pengusaha tersebut sanggup membuka kontrak beli komoditas gula berjangka sebagai bentuk hedging. Dengan demikian ketika harga gula naik, kerugian dari transaksi fisik sanggup ditutup dengan laba dari pasar berjangka. Hal yang sama sanggup dilakukan juga oleh, contohnya perusahaan maskapai penerbangan, dalam mengatasi lonjakan harga materi bakar avtur atau jet oil. Dengan adanya kepastian atas kestabilan harga komponen biaya utama ini melalui proses hedging akan mempermudah dilaksanakannya administrasi dan proyeksi keuangan perusahaan.
Hedger penjual atau hedge short yakni hedger yang akan menjual komoditas tertentu di pasar fisik di masa yang akan datang. Untuk melindungi harga penjualan komoditasnya, hedger akan membuka kontrak berjangka kini dengan posisi short (jual). Selling hedge biasanya dilakukan oleh para produsen, terutama para petani, dengan tujuan untuk melindungi dari kemungkinan penurunan harga komoditas pada waktu contohnya panen. Hedging jual ini sanggup dimanfaatkan oleh para pengusaha pertanian atau koperasi-koperasi tani sehingga petani tidak mengalami kerugian pada waktu isu terkini panen jawaban turunnya harga di pasar fisik. Pelaku hedging ini, baik hedge long maupun hedge short, kemudian harus meng-offset (menutup) kontrak yang telah diambil pada waktunya. Jika hedger tadi mengambil posisi beli di pasar berjangka, maka ia harus menutup transaksi dengan menjualnya di bursa berjangka. Sedangkan hedger jual harus menutup kontrak dengan posisi beli di pasar berjangka.
Futures dan forward komoditas seringkali digunakan untuk meng-hedge exposure daripada harga komoditas. Ada dua problem yang muncul dalam hedging komoditas (McDonald, 2003), yaitu:
1. Quantity uncertainty
Meskipun kontrak futures sanggup menunjukkan garansi harga per unit dari komoditas, dalam banyak perkara ada quantity uncertainty. Sebagai pola yakni perkara hedging yang dihadapi oleh agricultural producer. Misalnya seorang corn producer ingin mengambil posisi pada corn futures untuk meminimalkan variabilitas dari pendapatan. Kendala yang dihadapi oleh corn producer tersebut yakni berapa banyak kontrak futures yang harus dijual, lantaran dalam hal ini kuantitas jagung yang akan diproduksi tidaklah niscaya tergantung dari banyak sekali faktor lain menyerupai cuaca dan crop disease.
2. Basis risk
Basis risk merupakan perkara umum dalam komoditas lantaran adanya biaya penyimpanan dan transportasi serta perbedaan kualitas antara spesifikasi kontrak dengan komoditas nyata yang dibeli atau dijual. Hedging sanggup dilakukan lantaran adanya keterkaitan yang erat antara harga komoditi di pasar fisik dengan harga komoditi di pasar berjangka.
Pergerakan harga di pasar berjangka dan di pasar fisik intinya berjalan searah (paralel), walaupun pada saat-saat tertentu posisinya mengecil atau membesar. Perbedaan di antara harga pasar fisik dengan harga pasar berjangka dinamakan basis. Faktor yang mensugesti basis tersebut diakibatkan oleh besar kecilnya undangan dan penawaran, letak geografis, sarana transportasi, biaya gudang, kualitas. Dengan semakin mendekatnya bulan penyerahan suatu kontrak berjangka, harga di pasar fisik umumnya mendekati harga di pasar berjangka.
Mengecilnya selisih harga di pasar berjangka dengan harga di pasar fisik disebut basis kuat (strong basis), dan sebaliknya bila selisih harga di pasar berjangka dengan harga di pasar fisik membesar, keadaan ini disebut basis lemah (weak basis).
Lemah atau kuatnya basis suatu komoditi tergantung dari sedikit banyaknya undangan dan penawaran dari komoditi yang bersangkutan. Umumnya basis yang lemah menggambarkan kelebihan penawaran, dimana harga di pasar fisik jauh lebih rendah dari harga di pasar berjangka. Sedangkan basis yang kuat menggambarkan kelebihan undangan komoditi secara fisik, yang mengakibatkan harga-harga di pasar berjangka untuk bulan-bulan penyerahan yang lebih jauh akan semakin tinggi dan harga di pasar fisik akan mendekati atau menyamai harga di pasar berjangka untuk bulan penyerahan terdekat.

Sumber http://jurnal-sdm.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Commodity Dan Commodity Hedging"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel