10 Kesalahan Investasi Reksadana Wajib Dihindari Pemula
Investasi Reksadana simpel dan murah, serta mengatakan laba yang cukup baik namun tidak sedikit orang melaksanakan kesalahan dalam cara investasi produk Reksadana ini. Apa kesalahan tersebut dan bagaimana menghindari ?
Dalam blog ini, Anda akan tahu bahwa saya sangat mendorong investasi di Reksadana buat planning keuangan keluarga. Banyak keunggulan instrumen ini.
Apalagi ketika ini sudah banyak daerah baik e-commerce maupun perbankan untuk melaksanakan investasi Reksadana mirip di Tokopedia, Mandiri, BNI, BRI dan BCA.
Kesalahan Investasi Reksadana
Namun, seiring waktu, saya mengamati banyak orang melaksanakan kesalahan dalam proses berinvestasi di Reksadana. Akibatnya, hasil tidak optimal dan tidak bisa mewujudkan tujuan keuangan.
Perlu dilihat kembali cara investasi Reksadana yang dilakukan sudah benar sehingga laba investasi Reksadana yang diperoleh bisa optimal.
#1 Tidak Tahu Tujuan Keuangan
Kita perlu paham bahwa Reksadana itu alat, tools atau instrumen untuk mencapai mimpi keuangan kita. Karena itu, penting sekali sebelum menentukan Reksadana, kita menentukan apa tujuan keuangan yang ingin dicapai.
Perencana keuangan favorit saya, Ligwina Hananto, pernah menulis di blognya, bahwa “ibarat menentukan jalan tol, kita harus tahu dulu mau pergi kemana. Jangan hingga ingin pergi ke Bogor, tetapi menentukan tol Cikampek”.
Masalahnya, banyak orang tidak atau belum tahu apa tujuan keuangannya, tetapi pribadi menentukan Reksadana.
Ini saya amati di email atau komentar di blog. “Pak, saya tanya investasi Reksadana apa yang terbaik, yang untungnya besar dan aman”. Inco pola pertanyaan yang berulang kali saya terima.
Pertanyaan ini sebetulnya salah !
Ibarat jalan tol tadi, Anda bertanya, lewat jalan tol mana supaya cepat hingga di tujuan, tanpa menyebutkan kemana tujuan Anda pergi. Sudah niscaya Anda nyasar.
Karena itu, langkah pertama dan utama, Anda harus menetapkan tujuan keuangan melaksanakan investasi itu apa. Untuk dana pendidikan, dana pensiun atau dana jaga-jaga.
#2 Salah Pilih Jenis Reksadana
Kesalahan kedua ini implikasi dari kesalahan pertama.
Kita perlu tahu bahwa ada banyak sekali macam jenis produk Reksadana yang ditawarkan di pasaran. Dibuatnya jenis yang berbeda – beda bukan tanpa alasan.
Karena masing – masing jenis mempunyai objektifnya sendiri-sendiri yang diadaptasi dengan tujuan keuangan yang hendak dicapai.
Salah satu pola salah pilih, yang sering saya temukan, yakni mengambil produk Reksadana Saham yang resikonya tinggi untuk tujuan keuangan jangka pendek.
Reksadana saham itu mengatakan return tertinggi dibandingkan jenis reksadana yang lain, tetapi dalam jangka pendek return Reksadana saham bisa sangat fluktuatif.
Anda bisa membayangkan besarnya resiko ketika instrumen yang dipilih tidak sesuai dengan nature instrumen tersebut.
Disamping itu, kehadiran Reksadana Syariah dengan bermacam-macam jenis pilihan membantu Anda yang ingin melaksanakan investasi sesuai pedoman Agama.
#3 Investasi Reksadana Via Unit Link
Kenapa saya tidak menyarankan berinvestasi Reksadana via asuransi Unit Link ?
Simpel alasannya. Mahal !
Anda beli Reksadana lewat Unit Link akan dikenakan biaya 5% dari nilai top-up atau investasinya. Biaya itu bukan untuk pengelola Reksadana tetapi untuk pihak perusahaan asuransi sebagai perantara.
Anda beli pribadi ke Manajer Investasi pengelola Reksadana atau lewat platform Reksadana, mirip IPOT atau Bareksa, maka tidak ada biaya sama sekali alias gratis.
Pilih mana ?
Saya bukannya menentang Unit Link. Pilihan kembali kepada Anda.
#4 Menunda Terlalu Lama
Banyak sahabat yang enggan memulai investasi. Mereka merasa lebih nyaman menempatkan uangnya di deposito atau bahkan tabungan.
Ini hal yang bisa dimengerti dalam kondisi banyaknya tipuan dan kerugian investasi bodong yang marak belakangan ini. Ada kekhawatiran ketika mendengar kata ‘investasi’.
Reksadana sangat solid dalam hal perijinan dan sumbangan konsumen. Karena instrumen ini diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Anda bisa dengan sangat simpel pergi ke website OJK dan mengecek apakah Reksadana Anda terdaftar disana. Sangat simpel meng cross-check.
Selain itu, sebab investasi di Reksadana bisa dimulai dengan jumlah kecil, dari Rp 100 ribu, kekhawatiran akan kerugian selayaknya bisa sangat dibatasi.
Apalagi ketika ini, calon investor bisa mendapat laba investasi Reksadana dengan melaksanakan dari banyak sekali channel penjualan, yaitu:
- Investasi Reksadana Tokopedia. Keuntungan membeli Reksadana di Tokopedia yakni berinvestasi mulai Rp10.000 memakai bermacam-macam metode pembayaran untuk mendapat laba hingga 7%* setahun; proses registrasi hanya memakan waktu 5 menit saja. Saat ini, produk reksadana tokopedia yakni (1) Syailendra Dana Kas dengan laba 5.72% setahun dan (2) Mandiri Pasar Uang Syariah Ekstra dengan laba 6% setahun berbasis syariah.
- Investasi Reksadana Mandiri. Bisa melaksanakan secara online melalui situs Mandiri Investasi atau tiba ke kantor cabang Bank Mandiri yang tersebar di seluruh Indonesia.
- BRI. Bank sejuta umat ini mengatakan investasi Reksadana melalui cabang-cabang mereka.
- Bukalapak. Di e-commerce ini, Anda bisa beli Reksadana mulai dari Rp 10,000.
Ayo jangan tunda lagi berinvestasi. Segera mulai dari sekarang!
#5 Tidak Pakai Reksadana Online
Beberapa tahun kemudian ketika kemudahan online belum berkembang, saya harus melaksanakan extra effort untuk bisa berinvestasi di Reksadana. Banyak hal harus saya lakukan secara manual.
Sekarang, banyak perusahaan sudah mengatakan platform online. Saya pernah membahas soal cara investasi Reksadana online di IPOTFUND yang mengatakan kemudahan jual beli Reksadana secara online.
Secara singkat, keunggulan platform online adalah:
Pertama, prosesnya simpel sebab bisa dilakukan via komputer, tanpa perlu hadir ke kantor. Bahkan beberapa platform mengatakan layanan jemput bola, tiba ke lokasi Anda untuk mengambil dokumen pendukung.
Kedua, prosesnya murah, baik dari segi biaya transaksi (fee 0%) maupun dari segi minimum transaksi yang bisa dari Rp 100 ribu.
Jadi, saran saya, bila ingin mulai investasi Reksadana, mulailah dengan memakai platform Reksadana online.
#6 Tidak Paham Resiko Reksadana
Ketika investasi Reksadana memperlihatkan kerugian, apa reaksi Anda ?
Banyak orang menjadi sangat khawatir ketika tahu nilai investasinya anjlok. Akibatnya, mereka segera mencairkan dan memindahkan investasi mereka di Reksadana.
Hal ini pernah saya perhatikan dari sikap beberapa sahabat kantor yang awalnya menentukan investasi Dana Pensiun di Reksadana. Ketika harga saham sedang naik tajam, mereka ramai-ramai mengalihkan investasi ke Reksadana Saham sebab tertarik atas tingginya return.
Namun, tidak beberapa usang kemudian, harga saham turun tajam, seingat saya tahun 2008 waktu krisis mortgage melanda Amerika Serikat. Melihat harga saham terjun bebas, mereka ketakutan dan ramai-ramai menarik investasi di Reksadana Saham dan memindahkan ke Reksadana Pasar Uang yang dianggap lebih aman. Penjualan tersebut menciptakan mereka mengalami kerugian yang tidak kecil.
Tidak usang kemudian, harga saham pelan-pelan merangkak naik, bahkan karenanya mencapai tingkat yang lebih tinggi dari harga sebelum turun. Teman-teman saya yang menjual Reksadana Saham tadi kehilangkan kesempatan untuk me-recovery kerugian dan meraup keuntungan. Investasi mereka semua masih di Reksadana Pasar Uang.
Dari dongeng ini, Anda bisa melihat betapa pentingnya kita memahami resiko sebuah investasi.
Jika paham resiko dengan baik, sahabat – sahabat saya tersebut tidak akan menjual Reksadana Saham sebab mereka sudah tahu bahwa saham niscaya ada resiko tetapi sebab investasi mereka untuk dana pensiun yang bersifat jangka panjang maka mereka tidak panik ketika terjadi goncangan di pasar.
#7 Trading Reksadana
Trading dengan Reksadana yakni melaksanakan beli dan jual Reksadana dalam jangka pendek untuk mencari laba dari kenaikkan harga.
Biasanya orang melaksanakan trading dengan saham. Tapi ternyata, sehabis melihat salah satu teman, ada orang yang melaksanakan trading Reksadana.
Tujuan Reksadana yakni investasi meningkatkan laba dalam jangka menengah dan panjang. Bukan melaksanakan trading.
Apa alasan trading itu berbahaya ?
Pertama, trading membutuhkan konsentrasi setiap hari untuk memantau fluktuasi harga, sementara orang yang menentukan Reksdana biasanya orang yang tidak punya waktu untuk memantau harga saham
Kedua, seandainya pun mempunyai waktu, trading membutuhkan skill yang extraordinary, yaitu kemampuan memprediksi pergerakkkan harga pasar dalam jangka pendek. Harga saham dalam jangka panjang mungkin bisa ditebak, tetapi fluktuasi harga dalam jangka pendek sangat sulit diprediksi.
#8 Tidak Membaca Prospektus
Ada pepatah, “Tak Kenal, Maka Tak Sayang”. Itu pula yang harus Anda pahami ketika memulai investasi. Apapun jenis investasinya.
Saya banyak bertemu orang yang ‘malas’ membaca. Ketika investasi hanya menurut isu dari teman, kerabat atau dengar-dengar. Informasi bukan diperoleh dari sumber aslinya. Sudah tangan kedua atau ketiga, yang sangat mungkin infonya sudah jauh dari akurat.
Dalam Reksadana, Anda harus membaca Prospektus. Saya pernah membahas secara detail mengenai Prospektus.
Singkatnya, prospektus merupakan dokumen resmi yang sudah disetujui oleh regulator yang menjelaskan Reksadana secara detail dan mendalam. Mulai dari legalitas, investasi, pengelola, biaya hingga resikonya. Everything is in prospectus.
Idealnya, Anda baca prospektus sebelum melaksanakan investasi di Reksadana.
#9 Melihat Kinerja Dalam Rentang Waktu Pendek
Umumnya sebelum memilih, kita mencari tahu dulu apa Reksadana terbaik. Salah satu caranya melihat hasil rating Reksadana.
Rating ini dikeluarkan secara rutin setiap tahun oleh beberapa majalah dan tabloid keuangan. Anda bisa mencari Reksadana unggulan menurut nilai rating.
So far, saya lihat metodologi Rating cukup masuk logika dan sejalan dengan standard industry. Dan hasilnya pun mencerminkan nama – nama Reksadana yang selama ini sudah terkenal di masyarakat.
Yang perlu diperhatikan yakni bagaimana memakai rating tersebut.
Pihak yang menciptakan rating menciptakan kelompok menurut jenis investasi dan rentang waktu. Misalnya, Reksadana Saham dengan kinerja 1 tahun terakhir digabungkan dalam 1 kelompok, sementara kelompok lain yakni Reksadana Saham juga tetapi dengan kinerja 5 tahun terakhir.
Saran saya, sebisa mungkin pilih rating menurut rentang waktu yang paling lama. Karena Anda bisa melihat konsistensi kinerja.
Bayangkan bila Anda mengambil rentang waktu terlalu pendek, katakan 1 tahun, kemudian di ketika itu kondisi pasar sedang bagus-bagusnya maka Anda akan mendapat kinerja yang luar biasa. Tetapi, Anda tidak akan tahu bagaimana kinerja Reksadana tersebut dalam kondisi pasar yang sedang krisis.
#10 Jangan Lupa, Diversifikasi
Salah satu pepatah keuangan yang paling sering digunakan, “Don’t put your eggs in one basket”. Jangan menaruh semua hartamu dalam satu jenis investasi.
Seyakin-yakinnya kau akan suatu investasi, jangan pertaruhkan semua uangmu disitu. Karena by nature investasi itu niscaya mempunyai resiko, ada kemungkinan gagalnya.
Prinsip yang sama berlaku untuk investasi di Reksadana. Lakukan diversifikasi dengan menempatkan di beberapa instrumen. Agar ketika terjadi sesuatu, Anda masih mempunyai simpanan di daerah lain.
Kesimpulan
Reksadana yakni satu instrumen yang sangat bisa dipakai oleh para pemula. Instrumen ini simpel dan murah. Sudah selayaknya Anda mencoba bila belum pernah.
Daftar kesalahan dalam investasi Reksadana yang kami sampaikan supaya bisa membantu Anda melaksanakan investasi dengan lebih baik. Semoga !
Sumber https://duwitmu.com
0 Response to "10 Kesalahan Investasi Reksadana Wajib Dihindari Pemula"
Posting Komentar