Teori Keterlibatan Kerja Karyawan Atau Job Involvement : Definisi, Dan Faktor Keterlibatan Kerja Karyawan
Pengertian Keterlibatan Kerja
Sumber daya manusia sangat penting peranannya dalam suatu perusahaan maka kita perlu tahu keterlibatan kerja karyawannya atau job involvement. Belum ada janji yang lengkap mengenai apa yang diartikan dengan istilah keterlibatan kerja ini.
Keterlibatan kerja memiliki definisi yaitu derajat dimana orang dikenal dari pekerjaannya, berpartisipasi aktif didalamnya, dan menganggap prestasinya penting untuk harga diri (Robbins, 2003:91).
Karyawan dengan tingkat keterlibatan kerja yang tinggi dengan besar lengan berkuasa memihak pada jenis kerja yang dilakukan dan benar-benar peduli dengan jenis kerja itu, contohnya karyawan menyumbangkan wangsit untuk kemajuan pekerjaan, dengan bahagia hati memenuhi peraturan - peraturan perusahaan dan mendukung kebijakan perusahaan, dan lain - lain. Sebaliknya karyawan yang kurang bahagia terlibat dengan pekerjaannya ialah karyawan yang kurang memihak kepada perusahaan dan karyawan yang demikian cenderung hanya bekerja secara rutinitas.
Teori Keterlibatan Kerja
Dalam suatu perusahaan ataupun suatu organisasi keterlibatan kerja karyawan sangat berperan besar. Ada beberapa teori dari banyak sekali sumber yang sanggup menjelaskan apa yang dimaksud dengan keterlibatan kerja The degree to which a person a identifies psychologically with his or here work and the importance of work to one’s self image (Brown, 1996). Yaitu dimana seorang karyawan dikatakan terlibat dalam pekerjaannya apabila karyawan tersebut sanggup mengidentifikasikan diri secara psikologis dengan pekerjaannya, dan menganggap kinerjanya penting untuk dirinya, selain untuk organisasi Beberapa studi yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana keterlibatan kerja sanggup timbul pada para pekerja, yang hasilnya menghasilkan dua sudut pandang yang dianggap menjadikan timbulnya keterlibatan kerja yang pertama ialah ( The first : job involvement is occur when the possession of certain needs, value, or personal characteristics individuals to become more or less involved in their jobs) keterlibatan kerja akan terbentuk alasannya ialah cita-cita dari pekerja akan kebutuhan tertentu, nilai atau karakteristik tertentu yang diperoleh dari pekerjaannya sehingga akan menciptakan pekerja tersebut lebih terlibat atau malah tidak terlibat pada pekerjaannya. Yang kedua ialah ( The second: job involvement as a response to specific works situation characteristics. In other words certain types of job or characteristics of the work situation influence the degree to which an individual becomed involved in his jobs ) keterlibatan kerja itu timbul sebagai respon terhadap suatu pekerjaan atau situasi tertentu dalam lingkungan kerja. Dengan lain kata suatu jenis pekerjaan atau situasi dalam lingkungan kerja akan menghipnotis orang tersebut makin terlibat atau tidak dalam pekerjaannya.
Karyawan dalam keterlibatan yang tinggi dengan besar lengan berkuasa memihak pada jenis kerja yang dilakukan dan benar-benar peduli dengan jenis kerja itu (Robbins, 2003:91). Teori yang mendasari ialah bahwa dengan mengetahui keterlibatan kerja karyawannya dengan demikian maka para karyawan akan menjadi lebih termotivasi, lebih berkomitmen terhadap organisasi ataupun perusahaan, lebih produktif, dan lebih puas dengan pekerjaan mereka.
Faktor - faktor Keterlibatan Kerja
Faktor-faktor keterlibatan kerja dilihat dari sejauh mana seorang karyawan ikut berpartisipasi dengan seluruh kemampuannya dalam menciptakan peningkatan kesuksesan suatu organisasi atau perusahaan. Ada beberapa faktor yang sanggup digunakan untuk melihat keterlibatan kerja seorang karyawan, dimana faktor - faktor ini telah banyak digunakan para andal untuk studi - studi keterlibatan kerja yaitu :
1. Aktif berpartisipasi dalam pekerjaannya.
Aktif berpartisipasi dalam pekerjaan sanggup mengatakan seorang pekerja terlibat dalam pekerjaan / job involvementnya (Allport, 1943:60). Aktif partisipasi ialah perhatian seseorang terhadap sesuatu. Dari tingkat atensi inilah maka sanggup diketahui seberapa seorang karyawan perhatian, peduli dan menguasai bidang yang menjadi bagiannya.
2. Menunjukkan pekerjaannya sebagai yang utama.
Faktor view it as a central life interest pada karyawan sanggup mewakili tingkat keterlibatan kerjanya.(Dubin, 1966:131). Apabila karyawan tersebut merasa bahwa pekerjaanya ialah hal yang utama. Seorang karyawan yang mengutamakan pekerjaannya akan selalu berusaha yang terbaik untuk pekerjaannya dan mengganggap pekerjaannya sebagai sentra yang menarik dalam hidup dan yang pantas untuk diutamakan.
3. Melihat pekerjaannya sebagai sesuatu yang penting bagi harga diri.
Keterlibatan kerja sanggup dilihat dari perilaku seorang pekerja dalam pikiran mengenai pekerjaannya, dimana seorang karyawan menganggap pekerjaan itu penting bagi harga dirinya (Gurin, Veroff and Feld, 1960). Harga diri merupakan perpaduan antara kepercayaan diri dan penghormatan diri, memiliki harga diri yang besar lengan berkuasa artinya merasa cocok dengan kehidupan dan penuh keyakinan, yaitu memiliki kompetensi dan sanggup mengatasi problem - problem kehidupan (Wahyurini,Ma'shum,2004). Harga diri ialah rasa suka dan tidak suka akan dirinya.(Robins, 2003:128). Apabila pekerjaan tersebut dirasa berarti dan sangat berharga baik secara bahan dan psikologis bagi pekerja tersebut maka pekerja tersebut akan menghargai dan akan melaksanakan pekerjaannya sebaik mungkin
sehingga keterlibatan kerja sanggup tercapai, dan karyawan tersebut merasa bahwa pekerjaan mereka penting bagi harga dirinya. Sumber http://jurnal-sdm.blogspot.com
Sumber daya manusia sangat penting peranannya dalam suatu perusahaan maka kita perlu tahu keterlibatan kerja karyawannya atau job involvement. Belum ada janji yang lengkap mengenai apa yang diartikan dengan istilah keterlibatan kerja ini.
Keterlibatan kerja memiliki definisi yaitu derajat dimana orang dikenal dari pekerjaannya, berpartisipasi aktif didalamnya, dan menganggap prestasinya penting untuk harga diri (Robbins, 2003:91).
Karyawan dengan tingkat keterlibatan kerja yang tinggi dengan besar lengan berkuasa memihak pada jenis kerja yang dilakukan dan benar-benar peduli dengan jenis kerja itu, contohnya karyawan menyumbangkan wangsit untuk kemajuan pekerjaan, dengan bahagia hati memenuhi peraturan - peraturan perusahaan dan mendukung kebijakan perusahaan, dan lain - lain. Sebaliknya karyawan yang kurang bahagia terlibat dengan pekerjaannya ialah karyawan yang kurang memihak kepada perusahaan dan karyawan yang demikian cenderung hanya bekerja secara rutinitas.
Teori Keterlibatan Kerja
Dalam suatu perusahaan ataupun suatu organisasi keterlibatan kerja karyawan sangat berperan besar. Ada beberapa teori dari banyak sekali sumber yang sanggup menjelaskan apa yang dimaksud dengan keterlibatan kerja The degree to which a person a identifies psychologically with his or here work and the importance of work to one’s self image (Brown, 1996). Yaitu dimana seorang karyawan dikatakan terlibat dalam pekerjaannya apabila karyawan tersebut sanggup mengidentifikasikan diri secara psikologis dengan pekerjaannya, dan menganggap kinerjanya penting untuk dirinya, selain untuk organisasi Beberapa studi yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana keterlibatan kerja sanggup timbul pada para pekerja, yang hasilnya menghasilkan dua sudut pandang yang dianggap menjadikan timbulnya keterlibatan kerja yang pertama ialah ( The first : job involvement is occur when the possession of certain needs, value, or personal characteristics individuals to become more or less involved in their jobs) keterlibatan kerja akan terbentuk alasannya ialah cita-cita dari pekerja akan kebutuhan tertentu, nilai atau karakteristik tertentu yang diperoleh dari pekerjaannya sehingga akan menciptakan pekerja tersebut lebih terlibat atau malah tidak terlibat pada pekerjaannya. Yang kedua ialah ( The second: job involvement as a response to specific works situation characteristics. In other words certain types of job or characteristics of the work situation influence the degree to which an individual becomed involved in his jobs ) keterlibatan kerja itu timbul sebagai respon terhadap suatu pekerjaan atau situasi tertentu dalam lingkungan kerja. Dengan lain kata suatu jenis pekerjaan atau situasi dalam lingkungan kerja akan menghipnotis orang tersebut makin terlibat atau tidak dalam pekerjaannya.
Karyawan dalam keterlibatan yang tinggi dengan besar lengan berkuasa memihak pada jenis kerja yang dilakukan dan benar-benar peduli dengan jenis kerja itu (Robbins, 2003:91). Teori yang mendasari ialah bahwa dengan mengetahui keterlibatan kerja karyawannya dengan demikian maka para karyawan akan menjadi lebih termotivasi, lebih berkomitmen terhadap organisasi ataupun perusahaan, lebih produktif, dan lebih puas dengan pekerjaan mereka.
Faktor - faktor Keterlibatan Kerja
Faktor-faktor keterlibatan kerja dilihat dari sejauh mana seorang karyawan ikut berpartisipasi dengan seluruh kemampuannya dalam menciptakan peningkatan kesuksesan suatu organisasi atau perusahaan. Ada beberapa faktor yang sanggup digunakan untuk melihat keterlibatan kerja seorang karyawan, dimana faktor - faktor ini telah banyak digunakan para andal untuk studi - studi keterlibatan kerja yaitu :
1. Aktif berpartisipasi dalam pekerjaannya.
Aktif berpartisipasi dalam pekerjaan sanggup mengatakan seorang pekerja terlibat dalam pekerjaan / job involvementnya (Allport, 1943:60). Aktif partisipasi ialah perhatian seseorang terhadap sesuatu. Dari tingkat atensi inilah maka sanggup diketahui seberapa seorang karyawan perhatian, peduli dan menguasai bidang yang menjadi bagiannya.
2. Menunjukkan pekerjaannya sebagai yang utama.
Faktor view it as a central life interest pada karyawan sanggup mewakili tingkat keterlibatan kerjanya.(Dubin, 1966:131). Apabila karyawan tersebut merasa bahwa pekerjaanya ialah hal yang utama. Seorang karyawan yang mengutamakan pekerjaannya akan selalu berusaha yang terbaik untuk pekerjaannya dan mengganggap pekerjaannya sebagai sentra yang menarik dalam hidup dan yang pantas untuk diutamakan.
3. Melihat pekerjaannya sebagai sesuatu yang penting bagi harga diri.
Keterlibatan kerja sanggup dilihat dari perilaku seorang pekerja dalam pikiran mengenai pekerjaannya, dimana seorang karyawan menganggap pekerjaan itu penting bagi harga dirinya (Gurin, Veroff and Feld, 1960). Harga diri merupakan perpaduan antara kepercayaan diri dan penghormatan diri, memiliki harga diri yang besar lengan berkuasa artinya merasa cocok dengan kehidupan dan penuh keyakinan, yaitu memiliki kompetensi dan sanggup mengatasi problem - problem kehidupan (Wahyurini,Ma'shum,2004). Harga diri ialah rasa suka dan tidak suka akan dirinya.(Robins, 2003:128). Apabila pekerjaan tersebut dirasa berarti dan sangat berharga baik secara bahan dan psikologis bagi pekerja tersebut maka pekerja tersebut akan menghargai dan akan melaksanakan pekerjaannya sebaik mungkin
sehingga keterlibatan kerja sanggup tercapai, dan karyawan tersebut merasa bahwa pekerjaan mereka penting bagi harga dirinya. Sumber http://jurnal-sdm.blogspot.com
0 Response to "Teori Keterlibatan Kerja Karyawan Atau Job Involvement : Definisi, Dan Faktor Keterlibatan Kerja Karyawan"
Posting Komentar