Panduan Cara Menanam Caisim Lengkap!
Budidaya Caisim – Ada aneka macam sayuran jenis Sawi yang cukup bersahabat di indera pendengaran masyarakat Indonesia, yakni mulai dari Sawi Putih, Sawi Keriting, Sawi Huma, hingga Sawi Hijau. Selain itu, ternyata Sawi juga ada yang berjulukan Sawi Cina atau sanggup juga disebut Caisim.
Nah, apakah kalian pernah mendengar jenis Sawi satu ini sebagai materi memasak? Tentunya pernah ya. Pasalnya, Sawi satu ini juga dikenal dengan nama Sawi Bakso yang mana sering diolah ke dalam aneka macam masakan, khususnya untuk adonan bakso dan mie ayam.
Caisim sendiri sudah banyak dijual di aneka macam tempat, mulai dari pasar tradisional hingga supermarket. Bagi kau yang belum pernah melihat atau belum sanggup membedakan Caisim dengan jenis Sawi lainnya, kau cukup mengusut panjang tangkai daunnya saja.
Caisim umumnya bertangkai panjang dan berdaun lebar dengan warna putih kehijau-hijauan. Tidak hanya laku menjadi konsumsi, Caisim juga laku untuk komoditi.
Tanaman satu ini sanggup dibudidayakan di aneka macam tempat dengan kualitas terbaik tentu saja kala ditanam di dataran tinggi, sekitar 5 – 1.200 meter di atas permukaan laut.
Pasalnya, Caisim akan tumbuh lebih cepat bila di kawasan lembab. Budidaya caisim juga tergolong gampang karena Sawi jenis ini sanggup tahan terhadap air hujan dan sanggup ditanam di sepanjang tahun.
#Panduan Cara Budidaya Caisim
Nah, kira-kira tips apalagi yang sanggup digunakan menanam Caisim biar tumbuh dengan baik? Lalu, bagaimana teknik yang benar dalam menanam Sawi Bakso satu ini? Daripada penasaran, yuk pribadi saja ikuti ulasannya!
1. Persiapan Benih
Seperti budidaya pada flora lainnya, pembenihan tentunya menjadi faktor awal yang sangat menentukan keberhasilan budidaya itu sendiri. Benih flora satu ini bentuknya agak bulat, keras, kecil, dengan warna hitam dan permukaan yang licin serta mengkilap.
Tentunya, benih yang dipilih haruslah memenuhi standar tersebut biar sanggup dikatakan berkualitas sebelum dipilih menjadi bibit. Selain itu, pastikan pula kemasan benih terbuat dari aluminium foil dan berbentuk utuh.
Tidak hanya itu, pastikan juga benih Caisim yang akan digunakan berumur lebih dari 70 hari dan disimpan tidak lebih dari 3 tahun. Sebagai perbandingan ukuran, kita akan membutuhkan benih sebanyak 750 gram untuk lahan per hektarnya.
a. Penyemaian
Jika kita sudah mempunyai benih yang bagus, langkah selanjutnya yang mesti anda lakukan yakni menyemai benih tersebut.
Anda sanggup menyemai benih tersebut pada tempat khusus penyemaian yang terbuat dari tanah yang khusus untuk penyemaian. Anda sanggup menambahkan pupuk sangkar ke dalam tanah khusus penyemaian ini. Tanah yang anda gunakan sebaiknya yang subur, misal tanah bekas pembakaran.
Lamanya proses penyemaian sendiri sebaiknya dilakukan kurang lebih sekitar dua ahad biar benih sawit tersebut matang untuk ditanam.
2. Persiapan Lahan Budidaya Caisin
Nah, barulah sesudah benih siap, kita sanggup menyiapkan lahan yang akan ditanami Caisim. Pastikan lahan dalam kondisi higienis dari aneka macam macam gangguan, mulai dari gulma hingga rumput liar.
Pastikan juga tanah gembur. Namun harap diingat, meski Caisim tahan air, tapi kekurangannnya Sawi Bakso ini tidak sanggup hidup di tanah dengan air yang menggenang.
Jadi, ada baiknya kau menanam ini di final animo hujan dengan kondisi tanah humus cukup dan kadar pH antara 6 hingga 7. Jika sudah, maka langkah-langkah selanjutnya yang sanggup kau lakukan yakni :
a. Membuat Bedengan
Mulailah dengan menciptakan bedengan dengan ukuran lebar sekitar 1 meter dan tinggi sekitar 25-30 cm saja. Antara satu bedengan dengan bedengan yang lain berilah jarak dengan menciptakan parit selebar 40 cm.
b. Menebar Pupuk
Jika bedengan sudah selesai, maka mulailah menabur pupuk pada tanah. Kamu sanggup menentukan antara pupuk organik atau pupuk kandang. Taburkan pupuk di atas bedengan dengan ukuran sekitar 100 kg untuk per hektarnya. Jangan lupa aduk hingga rata dan biarkan selama 5 hari sebelum lahan mulai kau tanami.
c. Menstabilkan Kadar Keasaman Tanah
Seperti yang sudah disebutkan, Caisim sanggup tumbuh di tanah dengan pH sekitar 6-7 saja. Maka dari itu, mengukur kadar asam dan menstabilkannya sangat perlu dilakukan. Bagi tanah dengan kadar pH yang terlalu rendah alias bersifat asam, maka kau sanggup melaksanakan pengapuran.
Hal ini bertujuan untuk menaikkan sifat basa dalam tanah dan menetralkan derajat keasaman. Lakukan pengapuran sekitar 2 hingga 4 ahad sebelum masuk proses tanam. Sebagai rujukan saja, jenis kapur yang sanggup kau pakai dalam proses ini yakni kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).
Nah, sesudah proses pengolahan tanah selesai, kau sudah sanggup mulai melaksanakan pembibitan benih. Kamu juga sanggup melaksanakan proses ini bersamaan dengan pengolahan tanah biar efisiensi waktu tercipta.
Selain itu, benih dibutuhkan sanggup lebih cepat menyesuaikan diri pada calon lingkungannya. Untuk proses pembibitan, kau butuh bedengan dengan ukuran lebar sekitar 80 – 120 cm dan panjang 1 – 3 meter serta tinggi sekitar 20 – 30 cm. bila sudah, mulailah dengan menaburkan pupuk sangkar plus 20 gram urea, 7.5 gram Kcl, serta 10 gram TSP ke atas bedengan yang digunakan untuk pembibitan.
Lakukan ini sempurna dua ahad sebelum benih ditaburkan. Agar bibit berakhir dengan hasil baik, tutupilaj benih dengan tanah setebal 1 – 2 cm sebelum disiram dengan sprayer.
Barulah bila semuanya sudah dilakukan, kau sanggup memulai proses tanam. Jangan lupa, perhatikan jarak tanam dalam bedengan serta pindahkan bibit ke dalam lubang dengan hati-hati. Harap diingat dan dilarang terlewat, usahakan ukuran lubang tanam yakni 4 hingga 8 cm dikali 6 hingga 10 cm.
3. Perawatan Budidaya Caisim
Peliharalah Caisim yang kau budidayakan dengan baik. Untuk perawatannya, kau sanggup mengikuti langkah-langkah dibawah ini, yakni :
a. Penyiraman
Senantiasa perhatikan proses penyiraman ya guys. Pasalnya, penyiraman bukan tergantung seberapa sering kau melakukan, tapi malah tergantung pada animo yang sedang berjalan.
Jadi maksudnya, bila kau menanam Caisim pada animo penghujan, tentunya air yang ditampung tanah sudah berlebih. Maka dari itu, kau tidak perlu melaksanakan penyiraman.
Malah, kau harus mengurangi kadar air yang ditampungnya. Tapi sebaliknya, bila kau menanam Caisim pada animo kemarau, maka tentunya air yang didapat secara alami masihlah kurang.
Oleh alasannya yakni itu, kau harus senantiasa menyirami tanaman. Sedangkan apabila kau menanam Caisim pada cuaca normal, maka kau sanggup melaksanakan penyiraman dengan intensitas sehari sekali saja.
b. Penjarangan dan Penyulaman
Pada masa pemeliharaan, penjarangan dan penyulaman masih harus dilakukan lho. kau sanggup mulai dengan mencabuti gulma dan flora liar lainnya. Cabut pula flora yang tumbuh terlalu rapat, rusak, atau bahkan mati.
Lakukan penjarangan sekitar 2 ahad sesudah masa tanam dan lakukan penyulaman sekitar 2 – 4 kali selama proses tanam berlangsung. Harap diingat, jangan melakukannya asal-asalan, namun sesuaikan dengan keberadaan gulma dalam bedengan.
Dalam proses ini, jangan lupa untuk melaksanakan pemupukan tambahan, tepatnya 3 ahad dari masa tanam dengan penambahan sekitar 20 kg urea pada setiap hektarnya.
4. Panen dan Pasca Panen
Kamu sanggup mulai memanen Caisim sesudah 20 hari semenjak bibit dipindah dari lahan penyemaian. Dengan kata lain bila kau menghitungnya semenjak awal, maka kau sanggup mulai panen sesudah masa 40 hari dengan prediksi paling usang sekitar 70 hari.
Untuk pemanenan, kau sanggup melakukannya dengan dua cara, yakni sanggup dengan memotong pangkal batang atau mencabut seluruh flora plus akar. Harap diingat, jangan hingga terlambat memanen alasannya yakni nantinya Caisim sanggup cepat berbunga.
****
Demikian ulasan mengenai cara budidaya Caisim yang baik dan benar yang sanggup kami ulas untuk anda. Semoga bermanfaat!
Simak juga yuk: Panduan Budidaya Sawi yang Benar untuk Pemula!
Sumber https://sentrabudidaya.com
0 Response to "Panduan Cara Menanam Caisim Lengkap!"
Posting Komentar