iklan

10 Resiko Pertolongan Online Wajib Dipahami Semua Peminjam

Hadirnya dukungan online mengatakan angin segar bagi masyarakat alasannya memperlihatkan banyak akomodasi mengambil kredit. Namun, sejumlah resiko dukungan online perlu dicermati calon nasabah seiring maraknya kasus dukungan online. Update 2019: pemblokiran dukungan online ilegal, ini daftarnya.

Hadirnya Fintech menggoyang dunia kredit di Indonesia. Proses kredit yang biasanya membutuhkan waktu 1 ahad untuk cair, kini bisa disetujui dalam hitungan jam oleh perusahaan dukungan online.

Pertumbuhan Fintech luar biasa. Dari hanya beberapa gelintir perusahaan, dikala ini sudah ada lebih dari 30 perusahaan fintech OJK yang mengatakan kredit online.

Namun, sesuatu yang gres dan inovatif, selalu ada sisi positif dan negatif. Belakangan muncul banyak keluhan di media soal kasus dukungan online, antara lain cara penagihan yang dianggap tidak sesuai ketentuan dan melanggar privacy.

Artikel ini tidak akan membahas soal kontroversi cara penagihan perusahaan online.

Fokus artikel ini yakni mengupas resiko pinjaman online yang perlu dipahami oleh para calon nasabah. Apa kekurangan dan kasus dukungan online yang sebaiknya diketahui.

Karena selama ini fokus pemberitaan yakni soal keunggulan teknologi fintech. Jarang dikupas soal resiko yang dihadapi dikala mengajukan kredit online.

Saya percaya dengan paham resiko dan kekurangan dukungan online maka nasabah bisa mengerti “what they are going into” ketika mengambil dukungan online.

Resiko dan Kasus Pinjaman Online

Apa resiko dukungan online ? Kami mencatat ada 8 diantaranya, termasuk resiko tidak bayar dukungan online.

#1 Bunga Tinggi

Ini fakta yang harus diketahui semenjak awal bahwa tingkat bunga dukungan online relatif tinggi. Bahkan boleh dibilang tinggi sekali.

Sampai dikala ini, OJK tidak mengatur soal batasan bunga dukungan online. Tingginya suku bunga diserahkan kepada market player, perusahaan dukungan online.

Perusahaan dukungan online mempunyai alasan sendiri menerapkan bunga setinggi itu. Salah satunya, tingginya resiko nasabah online, akhir akomodasi persyaratan dan kecepatan persetujuan.

Selama nasabah peminjam tahu dan berhitung soal bunga yang harus dibayar, seharusnya tidak dilema mengambil dukungan dengan bunga dukungan super tinggi. Anyway, untuk apa bunga rendah tetapi dukungan sulit didapatkan atau persetujuan diberikan beberapa minggu.

Yang jadi dilema yakni mereka yang mengambil dukungan online tanpa berhitung soal bunga dan gres komplain ketika sudah mengambil dukungan yang balasannya tidak mau atau tidak sanggup mengembalikan pinjaman.

Jadi, buat saya tingginya bunga yakni hal yang penting diketahui oleh nasabah dukungan online. Walaupun, banyak yang tetap mengambil dukungan online alasannya kecepatan dan akomodasi lebih penting dibandingkan besarnya bunga.

#2 Plafond Pinjaman Kecil

Salah satu resiko dukungan online yakni plafond tanpa agunan yang tidak besar. Rata – rata dibawah Rp 5 juta per pinjaman.

Bahkan beberapa dukungan online mulai dari 1 juta rupiah dan gres bisa meminta kenaikkan plafond sehabis mengambil dukungan beberapa kali.

Sifat dukungan online yang cepat dan gampang berimbas pada jumlah plafond yang ditawarkan. Tidak bisa mengambil untuk dukungan dalam jumlah besar.

Untuk dukungan dalam jumlah besar, nasabah tetap harus ke bank tampaknya.

#3 Data Pribadi di Aplikasi Pinjaman Online

Dalam mengajukan dukungan online, calon peminjam wajib mengunduh aplikasi dukungan online. Nasabah mengunduh aplikasi di ponsel dan dari situ mengajukan pinjaman.

Tentu saja, cara ini mengatakan kemudahan. Kapan saja membutuhkan tinggal buka aplikasi dukungan online di ponsel dan bisa mengajukan kredit.

Namun, resikonya yakni ekspose data data pribadi di ponsel yang diminta aksesnya oleh perusahaan dukungan online dikala nasabah mengajukan pinjaman.

Apakah menarik data pribadi salah ?

Saya bukan jago hukum, tetapi berdasarkan saya selama calon nasabah mengatakan consent persetujuan kepada perusahaan untuk melihat dan menganalisa data di telpon selular nasabah maka sah sah saja memakai data tersebut.

Yang penting yakni calon nasabah paham dan mengerti bahwa beliau mengatakan persetujuan atas penggunaan dan saluran data pribadinya untuk kepentingan pengajuan kredit online.

Beberapa waktu lalu, OJK membahas dalam twitter mereka soal resiko dukungan online terkait penggunaan data pribadi, yaitu:

0 Response to "10 Resiko Pertolongan Online Wajib Dipahami Semua Peminjam"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel