Sikap Dan Kepribadian : Pengertian Perilaku Dan Kepribadian, Pembentukan Sikap, Tipe Perilaku Dan Faktor Penentu Kepribadian
Definisi Sikap: Stephen dan Timothy, 2008:92 mendefinisikan Sikap (attitude) yaitu pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau peristiwa. berdasarkan Ramdhani, 2008 sikap yaitu cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku.
Menurut Kotler dan Armstrong (1997, p.157), sikap yaitu “Evaluasi,perasaan, dan kecenderungan dari individu terhadap suatu obyek yang relatif konsisten”. Sikap menempatkan orang dalam kerangka pemikiran mengenai menyukai atau tidak menyukai sesuatu, mengenai mendekati atau menjauhinya
Menurut Muchlas (2005:151) sikap (attitudes) ialah sesuatu yang kompleks, yang sanggup didefinisikan sebagai pernyatan-pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, atau penilaian mengenaiobjek, manusia, atau peristiwa-peristiwa. Sebahagian sikap terbentuk melalui proses berguru sosial yang diperoleh dari orang lain.
Menurut Azwar (1995)sikap sanggup dikategorikan ke dalam tiga orientasi pemikiran, yaitu: sikap yang berorientasi pada respon, sikap yang berorientasi pada kesiapan respon, dan sikap yang berorientasi pada bagan triadic.
Definisi Kepribadian:
Menurut Allport (Pasaribu & Simandjuntak, 1984:95) Kepribadian didefinisikan sb: Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical system that determine his unique adjustment to his environment. yang kurang lebih mempunyai arti bahwa kepribadian yaitu organisasi yang dinamis pada individu di dalam system psychophysical yang memilih keunikan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Psychophysical berarti bahwa kepribadian mencakup mental dan neural (susunan syaraf) atau keseluruhan fisik-psikologis yang dimiliki seseorang
Kepribadian (Muchlas, 2005: 84) didefinisikan sebagai adonan dari semua cara dimana individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang-orang lain, atau kadang kala didefenisikan sebagai organisasi internal dari proses psikologis dankecenderungan sikap seseorang.
Menururt Stephen dan Timothy, (2008:127), kepribadan juga merupakan organisasi yang dinamis dalam sistem psikofisiologis individu yang memilih caranya untuk beradaptasi secara unik terhadap lingkungan, atau dengan kata lain kepribadian merupakan keseluruhan cara dimana seseorang individu berekasi dan berinteraksi dengan individu lain.
3 (tiga) komponen utama dari sikap, antara lain:
1. Kognitif atau penilaian Kognitif atau penilaian yaitu segmen opini atau keyakinan dari sikap, yang memilih tingkatan untuk bab yang lebih penting dari sebuah sikap.
2. Afektif atau perasaan, Perasaan yaitu segmen emosional atau perasaaan dari sebuah sikap, yang menimbukan hasil final perilaku.
3. Perilaku atau tindakan Perilaku atau tindakan yaitu sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap sesuatu atau seseorang.
Pembentukan Sikap
Proses pembentukan sikap berlangsung secara bertahap, dimulai dari proses belajar. Proses berguru ini sanggup terjadi alasannya yaitu pengalaman-pengalaman pribadi seseorang dengan objek tertentu, menyerupai orang, benda atau peristiwa,dengan cara menghubungkan objek tersebut dengan pengalaman-pengalaman lain dimana seseorang telah mempunyai sikap tertentu terhadap pengalaman itu atau melalui proses berguru sosial dengan orang lain. Faktor-faktor yang mensugesti pembentukan sikap yaitu (Azwar:1995,30):
1. Pengalaman Pribadi Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mensugesti penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk sanggup mempunyai jawaban dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis yang akan membentuk sikap positif dan sikap negatif. Pembentukan jawaban terhadap obyek merupakan proses kompleks dalam diri individu yang melibatkan individu yang bersangkutan, situasi di mana jawaban itu terbentuk, dan ciri-ciri obyektif yang dimiliki oleh stimulus. Untuk sanggup menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih gampang terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih usang berbekas.
2. Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap Penting Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu di antara komponen sosial yang ikut mensugesti sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting akan banyak mensugesti pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Orang-orang yang biasanya dianggap penting bagi individu yaitu orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, sobat sebaya, sobat dekat, guru, sobat kerja, istri atau suami, dan lain-lain.
3. Pengaruh Kebudayaan Kebudayaan mempunyai dampak besar terhadap pembentukan sikap kita terutama kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan. Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap banyak sekali masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, alasannya yaitu kebudayaan pula-lah yang memberi corak pengalaman-pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakatnya. Hanya kepribadian individu yang telah mapan dan kuatlah yang sanggup memudarkan dominansi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.4. Media Massa Berbagai bentuk media massa menyerupai televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai dampak besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Sebagai kiprah pokoknya dalam memberikan informasi, media massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang sanggup mengarahkan opini seseorang. Informasi gres mengenai sesuatu hal memperlihatkan landasan kognitif gres bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh gosip tersebut, bila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah sikap. Walaupun dampak media massa tidak sebesar dampak interaksi individual secara langsung, namun dalam proses pembentukan dan perubahan sikap, peranan media massa tidak kecil artinya.
5. Lembaga Pendidikan Dan Lembaga Agama Kedua forum di atas, mempunyai dampak dalam pembentukan sikap alasannya yaitu keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep budbahasa dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan dihentikan dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan sentra keagamaan serta ajarannya. Karena konsep budbahasa dan pedoman agama sangat membentuk sistem kepercayaan maka tidak mengherankan jikalau konsep tersebut ikut berperan dalam memilih sikap individu terhadap sesuatu hal.
6. Pengaruh Faktor Emosional Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran putus asa atau pengalihan bentuk prosedur pertahanan ego. Sikap ini sanggup merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu putus asa telah hilang. Akan tetapi sanggup pula merupakan sikap yang sanggup bertahan lama.
Tipe Sikap
Ada 3 (tiga) tipikal sikap seseorang, antara lain: (Ardana, 2009: 22)
1. Kepuasan kerja, seseorang yang mempunyai tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan cenderung memperlihatkan sikap positif terhadap pekerjaan, demikian sebaliknya.
2. Keterlibatan kerja, hingga sejauh mana seseorang memihak pada pekerjaannya, berpartisipasi aktif didalamnya serta menanggapi kinerjanya sangat penting bagi organisasi.
3. Komitmen pada organisasi, hingga tingkat mana seseorang pegawai memihak pada organisasinya dan bertekad setia didalamnya.
Faktor-faktor Penentu Kepribadian
Kepribadian seseorang dihasilkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan kondisi situasional (Stephen dan Timothy, 2008:127), antara lain:
1). Faktor Keturunan Faktor keturunan ditransimisikan melalui ”gen”, yang berada dalam kromosom, yang memilih keseimbangan hormon, bentuk fisik, dan memilih atau membentuk kepribadian. Kepribadian tidak seluruhnya dipengaruhi oleh faktor keturunan, faktor lingkungan juga sanggup mensugesti bentuk kepribadian seseorang.
2). Faktor Lingkungan Faktor lingkungan yang sanggup memperlihatkan tekanan kepada kepribadian seseorang yaitu kultur masyarakat dimana seseorang dibesarkan, norma-norma keluarga, teman-teman dan kelompok sosial, serta pengaruh-pengaruh lain yang kita alami. Kultur akan membentuk norma, sikap, dan nilai-nilai yang diwariskan dari satu generasi ke genarasi berikutnya yang terus menerus berlangsung secara konsisten.
3). Kondisi Situasional Kondisi situsional sanggup mensugesti imbas dari faktor-faktor keturunan dan lingkungan terhadapa kepribadian. Kepribadian seseorang meskipun relatif stabil dan konsisten, namun sanggup berubah pada situasi-situasi yang berbeda. Tuntutan yang berbeda pada situasi yang berbeda sanggup menjadikan reaksi dan aspek yang berbeda pada kepribadian seseorang. Oleh alasannya yaitu itu, sebaiknya tidak melihat corak kepribadian secara terisolasi, tetapi juga mengetahui bahwa situasi-situasi tertentu lebih relevan dari situasi-situasi lain dalam mensugesti kepribadian sehingga sanggup dilihat adanya perbedaan-perbedaan individual yang signifikan. Sumber http://jurnal-sdm.blogspot.com
Menurut Kotler dan Armstrong (1997, p.157), sikap yaitu “Evaluasi,perasaan, dan kecenderungan dari individu terhadap suatu obyek yang relatif konsisten”. Sikap menempatkan orang dalam kerangka pemikiran mengenai menyukai atau tidak menyukai sesuatu, mengenai mendekati atau menjauhinya
Menurut Muchlas (2005:151) sikap (attitudes) ialah sesuatu yang kompleks, yang sanggup didefinisikan sebagai pernyatan-pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, atau penilaian mengenaiobjek, manusia, atau peristiwa-peristiwa. Sebahagian sikap terbentuk melalui proses berguru sosial yang diperoleh dari orang lain.
Menurut Azwar (1995)sikap sanggup dikategorikan ke dalam tiga orientasi pemikiran, yaitu: sikap yang berorientasi pada respon, sikap yang berorientasi pada kesiapan respon, dan sikap yang berorientasi pada bagan triadic.
Definisi Kepribadian:
Menurut Allport (Pasaribu & Simandjuntak, 1984:95) Kepribadian didefinisikan sb: Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical system that determine his unique adjustment to his environment. yang kurang lebih mempunyai arti bahwa kepribadian yaitu organisasi yang dinamis pada individu di dalam system psychophysical yang memilih keunikan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Psychophysical berarti bahwa kepribadian mencakup mental dan neural (susunan syaraf) atau keseluruhan fisik-psikologis yang dimiliki seseorang
Kepribadian (Muchlas, 2005: 84) didefinisikan sebagai adonan dari semua cara dimana individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang-orang lain, atau kadang kala didefenisikan sebagai organisasi internal dari proses psikologis dankecenderungan sikap seseorang.
Menururt Stephen dan Timothy, (2008:127), kepribadan juga merupakan organisasi yang dinamis dalam sistem psikofisiologis individu yang memilih caranya untuk beradaptasi secara unik terhadap lingkungan, atau dengan kata lain kepribadian merupakan keseluruhan cara dimana seseorang individu berekasi dan berinteraksi dengan individu lain.
3 (tiga) komponen utama dari sikap, antara lain:
1. Kognitif atau penilaian Kognitif atau penilaian yaitu segmen opini atau keyakinan dari sikap, yang memilih tingkatan untuk bab yang lebih penting dari sebuah sikap.
2. Afektif atau perasaan, Perasaan yaitu segmen emosional atau perasaaan dari sebuah sikap, yang menimbukan hasil final perilaku.
3. Perilaku atau tindakan Perilaku atau tindakan yaitu sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap sesuatu atau seseorang.
Pembentukan Sikap
Proses pembentukan sikap berlangsung secara bertahap, dimulai dari proses belajar. Proses berguru ini sanggup terjadi alasannya yaitu pengalaman-pengalaman pribadi seseorang dengan objek tertentu, menyerupai orang, benda atau peristiwa,dengan cara menghubungkan objek tersebut dengan pengalaman-pengalaman lain dimana seseorang telah mempunyai sikap tertentu terhadap pengalaman itu atau melalui proses berguru sosial dengan orang lain. Faktor-faktor yang mensugesti pembentukan sikap yaitu (Azwar:1995,30):
1. Pengalaman Pribadi Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mensugesti penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk sanggup mempunyai jawaban dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis yang akan membentuk sikap positif dan sikap negatif. Pembentukan jawaban terhadap obyek merupakan proses kompleks dalam diri individu yang melibatkan individu yang bersangkutan, situasi di mana jawaban itu terbentuk, dan ciri-ciri obyektif yang dimiliki oleh stimulus. Untuk sanggup menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih gampang terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih usang berbekas.
2. Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap Penting Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu di antara komponen sosial yang ikut mensugesti sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting akan banyak mensugesti pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Orang-orang yang biasanya dianggap penting bagi individu yaitu orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, sobat sebaya, sobat dekat, guru, sobat kerja, istri atau suami, dan lain-lain.
3. Pengaruh Kebudayaan Kebudayaan mempunyai dampak besar terhadap pembentukan sikap kita terutama kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan. Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap banyak sekali masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, alasannya yaitu kebudayaan pula-lah yang memberi corak pengalaman-pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakatnya. Hanya kepribadian individu yang telah mapan dan kuatlah yang sanggup memudarkan dominansi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.4. Media Massa Berbagai bentuk media massa menyerupai televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai dampak besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Sebagai kiprah pokoknya dalam memberikan informasi, media massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang sanggup mengarahkan opini seseorang. Informasi gres mengenai sesuatu hal memperlihatkan landasan kognitif gres bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh gosip tersebut, bila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah sikap. Walaupun dampak media massa tidak sebesar dampak interaksi individual secara langsung, namun dalam proses pembentukan dan perubahan sikap, peranan media massa tidak kecil artinya.
5. Lembaga Pendidikan Dan Lembaga Agama Kedua forum di atas, mempunyai dampak dalam pembentukan sikap alasannya yaitu keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep budbahasa dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan dihentikan dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan sentra keagamaan serta ajarannya. Karena konsep budbahasa dan pedoman agama sangat membentuk sistem kepercayaan maka tidak mengherankan jikalau konsep tersebut ikut berperan dalam memilih sikap individu terhadap sesuatu hal.
6. Pengaruh Faktor Emosional Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran putus asa atau pengalihan bentuk prosedur pertahanan ego. Sikap ini sanggup merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu putus asa telah hilang. Akan tetapi sanggup pula merupakan sikap yang sanggup bertahan lama.
Tipe Sikap
Ada 3 (tiga) tipikal sikap seseorang, antara lain: (Ardana, 2009: 22)
1. Kepuasan kerja, seseorang yang mempunyai tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan cenderung memperlihatkan sikap positif terhadap pekerjaan, demikian sebaliknya.
2. Keterlibatan kerja, hingga sejauh mana seseorang memihak pada pekerjaannya, berpartisipasi aktif didalamnya serta menanggapi kinerjanya sangat penting bagi organisasi.
3. Komitmen pada organisasi, hingga tingkat mana seseorang pegawai memihak pada organisasinya dan bertekad setia didalamnya.
Faktor-faktor Penentu Kepribadian
Kepribadian seseorang dihasilkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan kondisi situasional (Stephen dan Timothy, 2008:127), antara lain:
1). Faktor Keturunan Faktor keturunan ditransimisikan melalui ”gen”, yang berada dalam kromosom, yang memilih keseimbangan hormon, bentuk fisik, dan memilih atau membentuk kepribadian. Kepribadian tidak seluruhnya dipengaruhi oleh faktor keturunan, faktor lingkungan juga sanggup mensugesti bentuk kepribadian seseorang.
2). Faktor Lingkungan Faktor lingkungan yang sanggup memperlihatkan tekanan kepada kepribadian seseorang yaitu kultur masyarakat dimana seseorang dibesarkan, norma-norma keluarga, teman-teman dan kelompok sosial, serta pengaruh-pengaruh lain yang kita alami. Kultur akan membentuk norma, sikap, dan nilai-nilai yang diwariskan dari satu generasi ke genarasi berikutnya yang terus menerus berlangsung secara konsisten.
3). Kondisi Situasional Kondisi situsional sanggup mensugesti imbas dari faktor-faktor keturunan dan lingkungan terhadapa kepribadian. Kepribadian seseorang meskipun relatif stabil dan konsisten, namun sanggup berubah pada situasi-situasi yang berbeda. Tuntutan yang berbeda pada situasi yang berbeda sanggup menjadikan reaksi dan aspek yang berbeda pada kepribadian seseorang. Oleh alasannya yaitu itu, sebaiknya tidak melihat corak kepribadian secara terisolasi, tetapi juga mengetahui bahwa situasi-situasi tertentu lebih relevan dari situasi-situasi lain dalam mensugesti kepribadian sehingga sanggup dilihat adanya perbedaan-perbedaan individual yang signifikan. Sumber http://jurnal-sdm.blogspot.com
0 Response to "Sikap Dan Kepribadian : Pengertian Perilaku Dan Kepribadian, Pembentukan Sikap, Tipe Perilaku Dan Faktor Penentu Kepribadian"
Posting Komentar