iklan

Tanaman Nanas (Ananas Comosus Merr.) Dan Nata De Pina

Nanas (Ananas comosus Merr.) termasuk golongan tumbuhan buah  yang mempunyai ciri khas dengan kulit buah yang berbentuk dan tersusun bagai sisik serta dengan ujung buah adanya susunan daun mirip pohon nanas yang sanggup dijadikan bibit baru. Tanaman ini tumbuh dengan baik di kawasan tropik dan sub tropik. Sejarah flora nanas berasal dari Brazil yang merupakan negara mempunyai biodeversitas terbesar di dunia. Dari dongeng bahwa nanas di bawak ke Nusantara sebagai oleh-oleh oleh pelaut Spanyol dan Portugis sewaktu mereka berlayar mencari rempah rempah. Tepatnya kapan flora nanas ini ditanam di Indonesia tidak ada warta yang jelas.

Di Indonesia, awal mulanya hanya sebagai tumbuhan pekarangan, dan akhirnya meluas menjadi tumbuhan komoditi masyarakat, bahkan sudah dikelolah secara besar oleh perusahan perkebunan. tumbuhan nanas selain sebagai komoditi atas buah yang dihasilkan, tetpai juga sanggup dipakai sebagai tumbuhan hias. Tanaman nanas mempunyai penjabaran secara lengkap sebagai berikut:

Klasifikasi
Kingdom         : Plantae 
Subkingdom    : Tracheobionta
Super Divisi    : Spermatophyta
Divisi             : Magnoliophyta
Kelas             : Liliopsida
Sub Kelas       : Commelinidae

Ordo              : Bromeliales
Famili            : Bromeliaceae
Genus            : Ananas
Spesies          : Ananas comosus Merr


Ciri dan Deskripsi : Herba yang mempunyai batang semu dengan tinggi 30 - 50 cm mempunyai batang dalam bentuk roset dengan pangkal yang melebar dan menjadi pelepah. Daun tunggal bentuk pedang, ujung lancip tepi berduri kecil dan tajam. Bunganya majemuk, bentuk malai terdapat di ujung batang berwarna ungu kemerahan. Buah berbentuk menyilinder, permukaan buah mirip sisik atau genting kecil yang tersusun rapi, warna hijau kekuningan hingga jingga. Daging buah berwarna putih kekuningan mengandung banyak cairan yang rasanya manis, asam, harum dan tidak berbiji.

Kandungan Kimia buah nanas : mengandung energi sebesar 52 kilokalori, protein 0,4 gram, karbohidrat 13,7 gram, lemak 0,2 gram, kalsium 16 miligram, fosfor 11 miligram, dan zat besi 0 miligram.  Selain itu di dalam Buah Nanas juga terkandung vitamin A sebanyak 130 IU, vitamin B1 0,08 miligram dan vitamin C 24 miligram. 

Masalah dalam Budidaya : penanaman nanas sering kali mengalami hambatan dalam berbudidaya. Kendala yang dihadapi salah satunya yakni penyakit amis pangkal yang disebabkan jamur Thielaviopsis paradoxa. mikrobiologi mempunyai tugas yang cukup penting, antara lain ketika penanaman di lahan yaitu tugas jamur pada rizosfer tumbuhan nanas yaitu Tricoderma spp. Tricoderma spp memiliki kemampuan antagonisnya terhadap pathogen Thielaviopsis paradoxa penyebab penyakit amis pangkal buah. Sehingga penerapan mikrobiolohi antagonis ini snagat penting bagi budidaya buah nanas.  

Hasil dari perkebunan nanas biasanya pribadi di pasarkan di masyarakat melalui penadah / distributor untuk di jual ke pasar. Buah nanas yang di jual tersebut harus kondisi yang bagus, akan tetapi ketika panen tidak semua buah nanas dalam kondisi yang diinginkan masyarakat sehingga ukuran yang kecil tidak laris di jual. Buah hasil sortiran ini harus bisa dimanfaatkan biar mempunyai nilai ekonomis. Di samping itu juga pada proses pengolahan nanas menghasilkan limba kulit nanas sehingga perlu pengolahan limbah nanas. Buah nanas mempunyai bagian-bagian yang bersifat buangan, bagian-bagian tersebut yaitu tunas daun, kulit luar, mata dan hati. Untuk tunas daun mustahil dimanfaatkan sebagai media nata. Pada cuilan kulit yang merupakan cuilan terluar, mempunyai tekstur yang tidak rata, dan banyak terdapat duri-duri kecil pada permukaan luarnya. Biasanya pada cuilan ini merupakan cuilan yang pertama dibuang oleh masyarakat lantaran cuilan ini tergolong cuilan yang tidak sanggup dikonsumsi pribadi sebagai buah segar. Bagian mata merupakan cuilan ke dua sesudah kulit yang dibuang oleh masyarakat. Mata mempunyai bentuk yang agak rata dan banyak terdapat lubang-lubang kecil mirip mata. Bagian terakhir yang juga merupakan cuilan buangan yakni hati. Hati merupakan cuilan tengah dari buah nenas, mempunyai bentuk memanjang sepanjang buah nenas, mempunyai tekstur yang agak keras dan rasanya agak manis.

NATA DE PINA dan Cara Pembuatannya

Salah satu alternatif yang mulai akan dikembangkan yakni pemanfaatan buah dan  limbah nanas  menjadi produk nata de pina. Mikrobiologi mempunyai tugas sebagai biro utama dalam proses pembuatan asam sitrat  dan pembuatan nata de pina. Nata merupakan produk fermentasi dengan pinjaman basil Acetobacter xylinum yang berupa lapisan putih yang terapung pada media cair yang mengandung gula. Bakteri ini termasuk kelompok basil asam asetat (aceto : asetat, bacter : bakteri) yang sanggup menghasilkan asam cuka atau asam asetat dan nata. Produksi nata dengan media sari buah nenas dikenal sebagai nata de pina belum banyak dilakukan oleh masyarakat umum. Sehingga perlu pengembangan dan training pada masyrakat petani nanas.

Proses pembuatan nata de pina sebagai berikut:
  1. Pertama dengan pemblenderan materi yang akan digunakan.
  2. Penambahan air dengan perbandingan volume materi : air = 1 : 1. 
  3. kemudian disaring memakai kain flannel untuk memisahkan kotorannya.
  4. Filtrat dimasukkan ke dalam wadah, ditambahkan gula pasir dan urea (masing- masing 30 g dan 4 g per liter hasil blenderan) dan diaduk hingga larut.
  5. Bahan direbus hingga mendidih selama 10 – 15 menit.
  6. Busa dan kotoran yang timbul selama pendidihan dibersihkan.
  7. Ke dalam masing-masing larutan media ditambahkan asam asetat glacial dengan perbandingan 10 mL per liter air hasil blenderan, diaduk hingga merata kemudian diangkat dari tungku/kompor.
  8. Selanjutnya diambil 200 ml media fermentasi dituangkan ke dalam 3 gelas beling yang higienis ketika masih panas (untuk setiap materi / media).
  9. Kemudian gelas beling tersebut ditutup dengan kertas koran yang bersih, kemudian diikat dengan tali karet/rafia.
  10. Media fermentasi tersebut kemudian didinginkan sekitar 2 – 3 jam sehingga suhunya berkisar 28 – 30 °C lantaran starter nata akan mati kalau ditambahkan pada ketika suhu media masih tinggi.
  11. Setelah itu bibit nata sanggup diinokulasikan untuk menuangkan bibit nata ke dalam media sebanyak 20 mL per 200 mL media.
  12. Lalu gelas ditutup mirip semula dan diikat dengan tali karet. Gelas yang berisi media yang diberi starter nata  diletakkan ke ruang fermentasi, yang remang-remang lantaran basil nata tidak memerlukan penyinaran pribadi untuk pertumbuhannya.
  13. Fermentasi dilakukan selama 21 hari di ruang dengan suhu berkisar antara 28-30 °C. Produk nata yang diperoleh dilakukan pembersihan hingga tidak asam.

Pada proses pembuatan nata harus memakai starter yaitu basil Acetobacter xylinum, basil ini kalau ditumbuhkan di media cair yang mengandung gula akan menghasilkan asam cuka atau asam asetat dan lapisan putih. Lapisan putih itulah yang dikenal sebagai nata. Wujud nata berupa sel berwarna putih hingga abu-abu muda, tembus pandang dan teksturnya kenyal. Nata agak berserat dalam keadaan hirau taacuh dan agak ringkih pada ketika panas. 

Tumbuhnya basil nata sanggup dilihat dengan adanya warna keruh media cair sesudah difermentasi selama 24 jam pada suhu kamar. Setelah 36-48 jam, lapisan tipis yang tembus cahaya mulai terbentuk di permukaan media dan cairan di bawahnya mulai semakin jernih. Pembentukan nata terjadi lantaran proses pengambilan glukosa dari larutan media, gula atau medium yang mengandung glukosa oleh sel–sel Acetobacter xylinum. Kemudian glukosa tersebut digabungkan dengan asam lemak membentuk prekursor pada membran sel. Prekursor ini selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk ekskresi dan bersama enzim mempolimerisasikan glukosa menjadi selulosa di luar sel.



Sumber http://wanenoor.blogspot.com/

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Tanaman Nanas (Ananas Comosus Merr.) Dan Nata De Pina"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel