Pengertian Multiple Intelligences (Kecerdasan Jamak)
A. Pengertian Multiple Intelligences (Kecerdasan Jamak)
Teori multiple inteligensi atau kecerdasan beragam ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang psikolog perkembangan dan professor pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard Univercity, Amerika Serikat. Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan duduk kasus dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang beragam dan dalam situasi yang nyata. Berdasarkan pengertian ini, sanggup dipahami bahwa inteligensi bukanlah kemampuan seseorang untuk menjawab soal-soal tes IQ dalam ruang tertutup yang terlepas dari lingkungannya. Akan tetapi inteligensi memuat kemampuan seseorang untuk memecahkan duduk kasus yang aktual dan dalam situasi yang bermacam-macam.
Gardner menekankan pada kemampuan memecahkan duduk kasus yang nyata, alasannya ialah seseorang mempunyai kemampuan inteligensi yang tinggi bila ia sanggup menuntaskan duduk kasus hidup yang nyata, bukan hanya dalam teori. Semakin seseorang terampil dan bisa menuntaskan duduk kasus kehidupan yang situasinya beragam dan kompleks, semakin tinggi inteligensinya. Penemuan Gardner wacana intelegensi seseorang telah mengubah konsep kecerdasan. Menurut Gardner, kecerdasan seseorang diukur bukan dengan tes tertulis, tetapi bagaimana seseorang sanggup memecahkan problem aktual dalam kehidupan.
Intelegensi seseorang sanggup dikembangkan melalui pendidikan dan jumlahnya banyak, hal ini berbeda dengan konsep usang yang menyatakan bahwa inteligensi seseorang tetap mulai semenjak lahir hingga kelak dewasa, dan tidak sanggup diubah secara signifikan. Bagi Gardner suatu kemampuan disebut inteligensi bila memperlihatkan suatu kemahiran dan keterampilan seseorang untuk memecahkan kasus dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya.
Hal ini memicu upaya keras dari Howard Gardner untuk melaksanakan penelitian dengan melibatkan para mahir dari banyak sekali disiplin ilmu yang pada alhasil melahirkan teori multiple intelligences (kecerdasan jamak).
Multipe intelelligences yang telah dikemukakan Gardner diterjemahkan dalam kata yang berbeda pada beberapa buku.
1. Pada Alder (2001) dalam Andi Ichsan Mahardika (2011: 23) diterjemahkan sebagai kecerdasan yang berlipat ganda
2. Uno (2009: 123) dalam Andi Ichsan Mahardika (2011: 23) mengartikan sebagai kecerdasan ganda.
3. Efendi (2005:135) dalam Andi Ichsan Mahardika (2011: 23) diterjemahkan sebagai kecerdasan majemuk, dengan memakai serapan diartikan sebagai multi inteligensi.
Gardner (2003) mengemukakan kecerdasan beragam didasari bahwa orang mempunyai kekuatan memahami berbeda dan gaya pemahaman yang kontras. Membawa visi alternatif yang didasarkan pada panganan mengenai pikiran yang berbeda secara radikal, dan visi menghasilkan pandangan mengenai sekolah yang amat berbeda, sekolah yang terpusat pada individual, yang mendapatkan pandangan multi dimensi dari kecerdasan.
Tujuh inteligensi/kecerdasan yang kemudian disebut multi inteligensi. Ketujuh jenis kecerdasan, yakni : (1) kecerdasan verbal-linguistik; (2) kecerdasan logis-matematik; (3) kecerdasan visual-spasial; (4) kecerdasan berirama-musik; (5) kecerdasan jasmaniah-kinestetik; (6) kecerdasan interpersonal; (7) kecerdasan intrapersonal; Gardner (Andi Ichsan Mahardika, 2011).
Pada pengkajian lebih lanjut Gardner dalam Rose: 150 dan Hoerr 2007: 15, menambahkan satu inteligensi yang lain yaitu inteligensi naturalis. Kedelapan inteligensi tersebut sanggup dijelaskan oleh beberapa mahir sebagai berikut:
1. Kecerdasan Verbal-Linguistik
Kecerdasan verbal-linguistik ialah kemampuan untuk memakai bahasa, termasuk bahasa ibu dan bahasa-bahasa asing, untuk mengekspresikan apa yang ada di dalam pikiran dan memahami orang lain. Menggunakan kata merupakan cara utama untuk berpikir dan menuntaskan kasus bagi orang yang mempunyai kecerdasan ini. Kecerdasan linguistik disebut juga kecerdasan verbal alasannya ialah meliputi kemampuan untuk mengekspresikan diri secara ekspresi dan tertulis serta kemampuan untuk menguasai bahasa asing. Mereka memakai kata untuk membujuk, mengajak, membantah, menghibur, atau membelajarkan orang lain.
2. Kecerdasan Logis-Matematik
Kecerdasan matematik ialah kemampuan yang berkenaan dengan rangkaian alasan, mengenal pola-pola dan aturan. Kecerdasan ini menunjuk pada kemampuan untuk mengeksplorasi pola-pola, kategori-kategori dan hubungan dengan memanipulasi objek atau simbol untuk melaksanakan percobaan dengan cara yang terkontrol dan teratur. Kecerdasan matematika disebut juga kecerdasan logis dan pikiran sehat alasannya ialah merupakan dasar dalam memecahkan kasus dengan memahami prinsip-prinsip yang mendasari sistem kausal atau sanggup memanipulasi bilangan, kuantitas, dan ope rasi. Oleh alasannya ialah itu, orang yang besar lengan berkuasa dalam kecerdasan ini sangat bahagia berhitung, bertanya, dan melaksanakan eksperimen.
3. Kecerdasan Visual-Spasial
Kecerdasan visual ialah kemampuan untuk memahami gambar-gambar dan bentuk. Orang yang mempunyai kecerdasan ini cenderung berpikir dengan gambar dan sangat baik dikala berguru melalui presentasi visual menyerupai film, gambar, video, dan demonstrasi yang memakai alat peraga. Mereka juga sangat menyukai acara menggambar, mengecat, mengukir, dan biasa mengungkapkan diri mereka melalui acara seni. Mereka juga sangat baik untuk membaca peta, diagram, dan menuntaskan teka-teki jigsaw. Kecerdasan visual disebut juga kecerdasan spasial alasannya ialah meliputi kemampuan untuk menggambar bentuk dan ruang suatu objek, kemampuan memikirkan bentuk sehingga memungkinkan seseorang untuk mengetahui di mana ia berada, dan kemampuan untuk memotret dunia.
4. Kecerdasan Berirama-Musik
Kecerdasan berirama-musik ialah kapasitas berpikir wacana musik menyerupai bisa mendengar, mengenal, mengingat, dan bahkan memanipulasi pola-pola musik. Orang yang mempunyai kecerdasan musik dianggap mempunyai apresiasi yang besar lengan berkuasa terhadap musik, dengan gampang mengingat lagu-lagu dan melodi, mempunyai pemahaman wacana warna nada dan komposisi, sanggup membedakan perbedaan antara referensi nada dan pada umumnya bahagia terbenam dalam musik. Kemampuan memainkan instrumen tiba dengan alamiah pada diri orang yang mempunyai kecerdasan musik. Kecerdasan musik juga meliputi kemampuan memersepsi dan memahami, mencipta dan menyanyikan bentuk-bentuk musikal dan para mahir mengakui bahwa musik merangsang acara kognitif dalam otak dan mendorong kecerdasan.
5. Kecerdasan Jasmaniah-Kinestetik
Kecerdasan jasmaniah-kinestetik ialah kemampuan untuk memakai seluruh badan dalam mengekspresikan ide, perasaan dan memakai tangan untuk menghasilkan atau mentransformasi sesuatu. Orang yang mempunyai kelebihan dalam kecerdasan kinestetik cenderung mempunyai perasaan yang besar lengan berkuasa dan kesadaran mendalam wacana geraka-gerakan fisik. Mereka bisa berkomunikasi dengan baik melalui bahasa badan dan perilaku dalam bentuk fisik lainnya. Mereka juga bisa melaksanakan kiprah dengan baik sesudah melihat orang lain melakukannya terlebih dahulu, kemudian memalsukan dan mengikuti tindakannya. Namun, orang yang mempunyai kecerdasan ini sering merasa tidak damai dikala duduk dalam waktu yang relatif usang dan bahkan merasa bosan bila segala sesuatu yang dipelajari atau disampaikan tanpa disertai dengan tindakan yang bersifat demonstratif.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal ialah kemampuan untuk membaca tanda dan instruksi sosial, komunikasi verbal dan non-verbal, dan bisa menyesuaikan gaya komunikasi secara tepat. Orang yang mempunyai kecerdasan interpersonal yang tinggi melaksanakan perundingan hubungan dengan keterampilan dan kemahiran alasannya ialah orang tersebut mengerti kebutuhan wacana empati, kasih sayang, pemahaman, ketegasan, dan ekspresi dari kebutuhan dan keinginan. Orang menyerupai ini mengetahui bagaimana pentingnya berkolaborasi dengan orang lain, memimpin dikala diperlukan, mengikuti bila memang keikutsertaan sangat diperlukan, bekerja sama dengan orang-orang yang mempunyai keterampilan komunikasi yang berbeda-beda. Kecerdasan interpersonal bekerjasama dengan konsep interaksi dengan orang lain di sekitarnya. Interaksi yang dimaksud bukan hanya sekedar bekerjasama biasa saja menyerupai berdiskusi dan membagi suka dan duka, melainkan juga memahami pikiran, perasaan, dan kemampuan untuk memperlihatkan tenggang rasa dan respons.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan yang bersumber pada pemahaman diri secara menyeluruh guna menghadapi, merencanakan, dan memecahkan banyak sekali duduk kasus yang dihadapi. Orang yang mempunyai kecerdasan ini cenderung mempunyai kesadaran diri yang tinggi di mana mereka bisa memproses tujuan yang terang wacana segala sesuatu yang dilakukan kini dan masa yang akan datang. Pada umumnya, mereka menentukan untuk bekerja sendiri dalam menuntaskan proyek-proyek meskipun kadang kala memerlukan perhatian ekstra. Mereka bukan hanya cenderung untuk selalu menyendiri dan tidak mau bergaul dengan yang lain, tetapi juga bekerjasama dengan kemampuannya untuk merefleksi diri. Mereka sanggup menghabiskan waktu dalam kehidupan sehari-hari untuk merefleksi diri memikirkan tujuan dan keberadaan diri mereka. Jika tidak mempunyai tujuan tertentu yang harus dilakukan di luar, menyerupai pergi ke sekolah atau kegiatan lain, maka mereka mungkin tidak akan pernah meninggalkan rumah mereka selama beberapa waktu tertentu.
8. Kecerdasan Naturalistik
Kecerdasan naturalistik ialah kemampuan dalam mengenal dan mengklasifikasi banyak sekali spesies termasuk tanaman dan fauna dalam suatu lingkungan. Orang yang mempunyai kecerdasan naturalistik yang besar lengan berkuasa mempunyai ketertarikan pada dunia luar atau dunia binatang, ketertarikan ini mulai muncul semenjak dini. Mereka menyukai subjek, cerita-cerita, dan pertunjukan yang bekerjasama dengan binatang dan fenomena alam. Bahkan, mereka memperlihatkan minat yang luar biasa pada mata pelajaran menyerupai biologi, ilmu binatang (zoology), ilmu tumbuh-tumbuhan (botany), ilmu tanah (geology), ilmu cuaca (meteorology), ilmu falak (astronomi), dan paleontologi. Kecerdasan naturalistik disebut juga cerdas alam alasannya ialah sangat peka terhadap perubahan dalam lingkungan, sekalipun perubahan tersebut dalam hitungan menit dan sangat perlahan yang bagi orang lain pada umumnya sama sekali tidak merasakan. Hal ini terjadi alasannya ialah tingkat persepsi sensori yang dimilikinya jauh lebih tinggi dari kebanyakan orang. Kekuatan perasaan yang bekerjasama dengan alam sanggup memberi pemahaman tersendiri dalam mengamati persamaan, perbedaan, dan perubahan pada alam jauh lebih cepat dibandingkan orang lain pada umumnya. Oleh alasannya ialah itu, orang yang cerdas pada alam sangat gampang untuk mengategori dan menciptakan katalog terhadap sesuatu.
B. Aktivitas Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences
Aktivitas pembelajaran dalam arti luas meliputi pendidikan praktik-praktik yang memperlakukan penerima didik bukan hanya sebagai pelaksana pembelajaran yang diberikan oleh pendidik, melainkan juga berperan sebagai biro tindakan kognitif yang didistribusikan antara pendidik dan penerima didik. Artinya, penerima didik sanggup menyusun tujuan, mencari cara dan metode untuk mencapai tujuan, dan melibatkan diri untuk mengalami acara pembelajaran serta melaksanakan penilaian diri terhadap hasil yang diperolehnya. Yaumi (2013)
Dengan kata lain, acara pembelajaran hendaknya memberi keleluasaan kepada penerima didik untuk mengamati lingkungan sekitarnya kemudian menghubungkan dengan pengetahuan/pengalaman yang telah diperolehnya dan selanjutnya mereka diikutkan dalam menentukan sendiri tujuan pembelajaran dan cara untuk mencapai tujuan tersebut dengan pendidik sebagai fasilitator. Berdasarkan definisi di atas, acara pembelajaran berbasis kecerdasan jamak di sini ialah banyak sekali bentuk acara yang didesain untuk meningkatkan pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan memfasilitasi berkembangnya kecerdasan jamak (multiple intelligences) penerima didik. Yaumi (2013: 38)
Sebelum memulai acara pembelajaran, penerima didik diklasifikasikan menurut jenis-jenis kecerdasan yang dimilikinya. Mengingat alasannya ialah sebagian besar penerima didik sanggup mempunyai beberapa jenis kecerdasan maka perlu diperhatikan untuk menghindari mengklasifikasi seorang anak hanya dalam satu jenis kecerdasan.
Dalam merencanakan pembelajaran dengan memakai teori kecerdasan jamak memerlukan analisa bagaimana cara mengajar yang sanggup mengakomodir seluruh jenis kecerdasan yang dimiliki penerima didik.
1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian siswa wacana suatu tema atau topik pembelajaran.
2. Mendorong dan menginspirasi siswa untuk aktif belajar, serta membuatkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
3. Mendiagnosis kesulitan berguru siswa sekaligus memberikan ancangan untuk mencari solusinya.
4. Menstrukturkan tugas-tugas dan memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
5. Membangkitkan keterampilan siswa dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi tanggapan secara logis, sistematis, dan memakai bahasa yang baik dan benar.
6. Mendorong partisipasi siswa dalam berdiskusi, berargumen, membuatkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
7. Membangun perilaku keterbukaan untuk saling memberi dan mendapatkan pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta membuatkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
8. Membiasakan siswa berpikir impulsif dan cepat, serta sigap dalam merespon duduk kasus yang tiba-tiba muncul.
9. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain. Sumber http://rijal09.blogspot.com
Teori multiple inteligensi atau kecerdasan beragam ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang psikolog perkembangan dan professor pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard Univercity, Amerika Serikat. Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan duduk kasus dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang beragam dan dalam situasi yang nyata. Berdasarkan pengertian ini, sanggup dipahami bahwa inteligensi bukanlah kemampuan seseorang untuk menjawab soal-soal tes IQ dalam ruang tertutup yang terlepas dari lingkungannya. Akan tetapi inteligensi memuat kemampuan seseorang untuk memecahkan duduk kasus yang aktual dan dalam situasi yang bermacam-macam.
Gardner menekankan pada kemampuan memecahkan duduk kasus yang nyata, alasannya ialah seseorang mempunyai kemampuan inteligensi yang tinggi bila ia sanggup menuntaskan duduk kasus hidup yang nyata, bukan hanya dalam teori. Semakin seseorang terampil dan bisa menuntaskan duduk kasus kehidupan yang situasinya beragam dan kompleks, semakin tinggi inteligensinya. Penemuan Gardner wacana intelegensi seseorang telah mengubah konsep kecerdasan. Menurut Gardner, kecerdasan seseorang diukur bukan dengan tes tertulis, tetapi bagaimana seseorang sanggup memecahkan problem aktual dalam kehidupan.
Intelegensi seseorang sanggup dikembangkan melalui pendidikan dan jumlahnya banyak, hal ini berbeda dengan konsep usang yang menyatakan bahwa inteligensi seseorang tetap mulai semenjak lahir hingga kelak dewasa, dan tidak sanggup diubah secara signifikan. Bagi Gardner suatu kemampuan disebut inteligensi bila memperlihatkan suatu kemahiran dan keterampilan seseorang untuk memecahkan kasus dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya.
Hal ini memicu upaya keras dari Howard Gardner untuk melaksanakan penelitian dengan melibatkan para mahir dari banyak sekali disiplin ilmu yang pada alhasil melahirkan teori multiple intelligences (kecerdasan jamak).
Multipe intelelligences yang telah dikemukakan Gardner diterjemahkan dalam kata yang berbeda pada beberapa buku.
1. Pada Alder (2001) dalam Andi Ichsan Mahardika (2011: 23) diterjemahkan sebagai kecerdasan yang berlipat ganda
2. Uno (2009: 123) dalam Andi Ichsan Mahardika (2011: 23) mengartikan sebagai kecerdasan ganda.
3. Efendi (2005:135) dalam Andi Ichsan Mahardika (2011: 23) diterjemahkan sebagai kecerdasan majemuk, dengan memakai serapan diartikan sebagai multi inteligensi.
Gardner (2003) mengemukakan kecerdasan beragam didasari bahwa orang mempunyai kekuatan memahami berbeda dan gaya pemahaman yang kontras. Membawa visi alternatif yang didasarkan pada panganan mengenai pikiran yang berbeda secara radikal, dan visi menghasilkan pandangan mengenai sekolah yang amat berbeda, sekolah yang terpusat pada individual, yang mendapatkan pandangan multi dimensi dari kecerdasan.
Tujuh inteligensi/kecerdasan yang kemudian disebut multi inteligensi. Ketujuh jenis kecerdasan, yakni : (1) kecerdasan verbal-linguistik; (2) kecerdasan logis-matematik; (3) kecerdasan visual-spasial; (4) kecerdasan berirama-musik; (5) kecerdasan jasmaniah-kinestetik; (6) kecerdasan interpersonal; (7) kecerdasan intrapersonal; Gardner (Andi Ichsan Mahardika, 2011).
Pada pengkajian lebih lanjut Gardner dalam Rose: 150 dan Hoerr 2007: 15, menambahkan satu inteligensi yang lain yaitu inteligensi naturalis. Kedelapan inteligensi tersebut sanggup dijelaskan oleh beberapa mahir sebagai berikut:
1. Kecerdasan Verbal-Linguistik
Kecerdasan verbal-linguistik ialah kemampuan untuk memakai bahasa, termasuk bahasa ibu dan bahasa-bahasa asing, untuk mengekspresikan apa yang ada di dalam pikiran dan memahami orang lain. Menggunakan kata merupakan cara utama untuk berpikir dan menuntaskan kasus bagi orang yang mempunyai kecerdasan ini. Kecerdasan linguistik disebut juga kecerdasan verbal alasannya ialah meliputi kemampuan untuk mengekspresikan diri secara ekspresi dan tertulis serta kemampuan untuk menguasai bahasa asing. Mereka memakai kata untuk membujuk, mengajak, membantah, menghibur, atau membelajarkan orang lain.
2. Kecerdasan Logis-Matematik
Kecerdasan matematik ialah kemampuan yang berkenaan dengan rangkaian alasan, mengenal pola-pola dan aturan. Kecerdasan ini menunjuk pada kemampuan untuk mengeksplorasi pola-pola, kategori-kategori dan hubungan dengan memanipulasi objek atau simbol untuk melaksanakan percobaan dengan cara yang terkontrol dan teratur. Kecerdasan matematika disebut juga kecerdasan logis dan pikiran sehat alasannya ialah merupakan dasar dalam memecahkan kasus dengan memahami prinsip-prinsip yang mendasari sistem kausal atau sanggup memanipulasi bilangan, kuantitas, dan ope rasi. Oleh alasannya ialah itu, orang yang besar lengan berkuasa dalam kecerdasan ini sangat bahagia berhitung, bertanya, dan melaksanakan eksperimen.
3. Kecerdasan Visual-Spasial
Kecerdasan visual ialah kemampuan untuk memahami gambar-gambar dan bentuk. Orang yang mempunyai kecerdasan ini cenderung berpikir dengan gambar dan sangat baik dikala berguru melalui presentasi visual menyerupai film, gambar, video, dan demonstrasi yang memakai alat peraga. Mereka juga sangat menyukai acara menggambar, mengecat, mengukir, dan biasa mengungkapkan diri mereka melalui acara seni. Mereka juga sangat baik untuk membaca peta, diagram, dan menuntaskan teka-teki jigsaw. Kecerdasan visual disebut juga kecerdasan spasial alasannya ialah meliputi kemampuan untuk menggambar bentuk dan ruang suatu objek, kemampuan memikirkan bentuk sehingga memungkinkan seseorang untuk mengetahui di mana ia berada, dan kemampuan untuk memotret dunia.
4. Kecerdasan Berirama-Musik
Kecerdasan berirama-musik ialah kapasitas berpikir wacana musik menyerupai bisa mendengar, mengenal, mengingat, dan bahkan memanipulasi pola-pola musik. Orang yang mempunyai kecerdasan musik dianggap mempunyai apresiasi yang besar lengan berkuasa terhadap musik, dengan gampang mengingat lagu-lagu dan melodi, mempunyai pemahaman wacana warna nada dan komposisi, sanggup membedakan perbedaan antara referensi nada dan pada umumnya bahagia terbenam dalam musik. Kemampuan memainkan instrumen tiba dengan alamiah pada diri orang yang mempunyai kecerdasan musik. Kecerdasan musik juga meliputi kemampuan memersepsi dan memahami, mencipta dan menyanyikan bentuk-bentuk musikal dan para mahir mengakui bahwa musik merangsang acara kognitif dalam otak dan mendorong kecerdasan.
5. Kecerdasan Jasmaniah-Kinestetik
Kecerdasan jasmaniah-kinestetik ialah kemampuan untuk memakai seluruh badan dalam mengekspresikan ide, perasaan dan memakai tangan untuk menghasilkan atau mentransformasi sesuatu. Orang yang mempunyai kelebihan dalam kecerdasan kinestetik cenderung mempunyai perasaan yang besar lengan berkuasa dan kesadaran mendalam wacana geraka-gerakan fisik. Mereka bisa berkomunikasi dengan baik melalui bahasa badan dan perilaku dalam bentuk fisik lainnya. Mereka juga bisa melaksanakan kiprah dengan baik sesudah melihat orang lain melakukannya terlebih dahulu, kemudian memalsukan dan mengikuti tindakannya. Namun, orang yang mempunyai kecerdasan ini sering merasa tidak damai dikala duduk dalam waktu yang relatif usang dan bahkan merasa bosan bila segala sesuatu yang dipelajari atau disampaikan tanpa disertai dengan tindakan yang bersifat demonstratif.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal ialah kemampuan untuk membaca tanda dan instruksi sosial, komunikasi verbal dan non-verbal, dan bisa menyesuaikan gaya komunikasi secara tepat. Orang yang mempunyai kecerdasan interpersonal yang tinggi melaksanakan perundingan hubungan dengan keterampilan dan kemahiran alasannya ialah orang tersebut mengerti kebutuhan wacana empati, kasih sayang, pemahaman, ketegasan, dan ekspresi dari kebutuhan dan keinginan. Orang menyerupai ini mengetahui bagaimana pentingnya berkolaborasi dengan orang lain, memimpin dikala diperlukan, mengikuti bila memang keikutsertaan sangat diperlukan, bekerja sama dengan orang-orang yang mempunyai keterampilan komunikasi yang berbeda-beda. Kecerdasan interpersonal bekerjasama dengan konsep interaksi dengan orang lain di sekitarnya. Interaksi yang dimaksud bukan hanya sekedar bekerjasama biasa saja menyerupai berdiskusi dan membagi suka dan duka, melainkan juga memahami pikiran, perasaan, dan kemampuan untuk memperlihatkan tenggang rasa dan respons.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan yang bersumber pada pemahaman diri secara menyeluruh guna menghadapi, merencanakan, dan memecahkan banyak sekali duduk kasus yang dihadapi. Orang yang mempunyai kecerdasan ini cenderung mempunyai kesadaran diri yang tinggi di mana mereka bisa memproses tujuan yang terang wacana segala sesuatu yang dilakukan kini dan masa yang akan datang. Pada umumnya, mereka menentukan untuk bekerja sendiri dalam menuntaskan proyek-proyek meskipun kadang kala memerlukan perhatian ekstra. Mereka bukan hanya cenderung untuk selalu menyendiri dan tidak mau bergaul dengan yang lain, tetapi juga bekerjasama dengan kemampuannya untuk merefleksi diri. Mereka sanggup menghabiskan waktu dalam kehidupan sehari-hari untuk merefleksi diri memikirkan tujuan dan keberadaan diri mereka. Jika tidak mempunyai tujuan tertentu yang harus dilakukan di luar, menyerupai pergi ke sekolah atau kegiatan lain, maka mereka mungkin tidak akan pernah meninggalkan rumah mereka selama beberapa waktu tertentu.
8. Kecerdasan Naturalistik
Kecerdasan naturalistik ialah kemampuan dalam mengenal dan mengklasifikasi banyak sekali spesies termasuk tanaman dan fauna dalam suatu lingkungan. Orang yang mempunyai kecerdasan naturalistik yang besar lengan berkuasa mempunyai ketertarikan pada dunia luar atau dunia binatang, ketertarikan ini mulai muncul semenjak dini. Mereka menyukai subjek, cerita-cerita, dan pertunjukan yang bekerjasama dengan binatang dan fenomena alam. Bahkan, mereka memperlihatkan minat yang luar biasa pada mata pelajaran menyerupai biologi, ilmu binatang (zoology), ilmu tumbuh-tumbuhan (botany), ilmu tanah (geology), ilmu cuaca (meteorology), ilmu falak (astronomi), dan paleontologi. Kecerdasan naturalistik disebut juga cerdas alam alasannya ialah sangat peka terhadap perubahan dalam lingkungan, sekalipun perubahan tersebut dalam hitungan menit dan sangat perlahan yang bagi orang lain pada umumnya sama sekali tidak merasakan. Hal ini terjadi alasannya ialah tingkat persepsi sensori yang dimilikinya jauh lebih tinggi dari kebanyakan orang. Kekuatan perasaan yang bekerjasama dengan alam sanggup memberi pemahaman tersendiri dalam mengamati persamaan, perbedaan, dan perubahan pada alam jauh lebih cepat dibandingkan orang lain pada umumnya. Oleh alasannya ialah itu, orang yang cerdas pada alam sangat gampang untuk mengategori dan menciptakan katalog terhadap sesuatu.
B. Aktivitas Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences
Aktivitas pembelajaran dalam arti luas meliputi pendidikan praktik-praktik yang memperlakukan penerima didik bukan hanya sebagai pelaksana pembelajaran yang diberikan oleh pendidik, melainkan juga berperan sebagai biro tindakan kognitif yang didistribusikan antara pendidik dan penerima didik. Artinya, penerima didik sanggup menyusun tujuan, mencari cara dan metode untuk mencapai tujuan, dan melibatkan diri untuk mengalami acara pembelajaran serta melaksanakan penilaian diri terhadap hasil yang diperolehnya. Yaumi (2013)
Dengan kata lain, acara pembelajaran hendaknya memberi keleluasaan kepada penerima didik untuk mengamati lingkungan sekitarnya kemudian menghubungkan dengan pengetahuan/pengalaman yang telah diperolehnya dan selanjutnya mereka diikutkan dalam menentukan sendiri tujuan pembelajaran dan cara untuk mencapai tujuan tersebut dengan pendidik sebagai fasilitator. Berdasarkan definisi di atas, acara pembelajaran berbasis kecerdasan jamak di sini ialah banyak sekali bentuk acara yang didesain untuk meningkatkan pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan memfasilitasi berkembangnya kecerdasan jamak (multiple intelligences) penerima didik. Yaumi (2013: 38)
Sebelum memulai acara pembelajaran, penerima didik diklasifikasikan menurut jenis-jenis kecerdasan yang dimilikinya. Mengingat alasannya ialah sebagian besar penerima didik sanggup mempunyai beberapa jenis kecerdasan maka perlu diperhatikan untuk menghindari mengklasifikasi seorang anak hanya dalam satu jenis kecerdasan.
Dalam merencanakan pembelajaran dengan memakai teori kecerdasan jamak memerlukan analisa bagaimana cara mengajar yang sanggup mengakomodir seluruh jenis kecerdasan yang dimiliki penerima didik.
1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian siswa wacana suatu tema atau topik pembelajaran.
2. Mendorong dan menginspirasi siswa untuk aktif belajar, serta membuatkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
3. Mendiagnosis kesulitan berguru siswa sekaligus memberikan ancangan untuk mencari solusinya.
4. Menstrukturkan tugas-tugas dan memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
5. Membangkitkan keterampilan siswa dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi tanggapan secara logis, sistematis, dan memakai bahasa yang baik dan benar.
6. Mendorong partisipasi siswa dalam berdiskusi, berargumen, membuatkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
7. Membangun perilaku keterbukaan untuk saling memberi dan mendapatkan pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta membuatkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
8. Membiasakan siswa berpikir impulsif dan cepat, serta sigap dalam merespon duduk kasus yang tiba-tiba muncul.
9. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain. Sumber http://rijal09.blogspot.com
0 Response to "Pengertian Multiple Intelligences (Kecerdasan Jamak)"
Posting Komentar