Gue Selalu Merasa Tergelitik Dengan Pertanyaan Orang Orangke Gue
Gue selalu merasa tergelitik dengan pertanyaan orang orang ke gue, kok lu masuk jurusan biologi sih yan, prospeknya kan kecil, mau jadi apa coba kalau lulus, mau jadi guru atau penjaga kebun binatang, begitu biasa ucapan orang orang yang biasanya diselangi oleh cengengesan ala gue, gue mengangguk mengiyakan, mamaksa emosi tidak menggentayangi jiwa gue. Padahal dalam hati gue bilang “gue bunuh lu pakai senjata biologis dengan virus yang bermutasi gres tau rasa lu, mengap mengap nyawa lu minta diselamatkan, hahahaha”
Anggap aja gue agak psikopat
Cara gue menjawab musti dengan kepala yang musti di freezer, tapi dengan kata kata yang mengena, seakan akan kata kata gue berasal dari seseorang yang benar benar tau kebenarannya, anggap aja cecengesan tadi sesungguhnya ialah untuk memaksa compresor memompa refrigant supaya tuh mesin cepat cuek di sistem pekulkasan
Auah ngawur, lupakan wacana kulkas
Kenapa yan kenapa?
Gue nggak munafik, banyak hal yang sesungguhnya nggak gue cinta dari biologi pada awalnya, praktikum nya yang banyak, tugasnya yang seabrek, dan malam malam gue yang selalu dipenuhi ngafalin bahasa ajaib yang berlatang belakang greek atau latin yang bahasanya tak ada bedanya dengan bahasa alien berdasarkan gue. Jadwal terbang yang tinggi, korek sana korek sini yang perjalanannya dari hutan ke hutan, dari lab ke lab, hanya buat tau apa itu hidup untuk skala terkecil hingga skala terbesar, buat apa yan buat apa? udah lu liat aja tuh gajah sama larva hidup di national geographic paling ntar ke jawab.
Nggak segampang itu coy, kalau lu mikir kadang national geographic bisa sesederhana itu menjelaskan teori penciptaan tanpa lu mikir apa apa, gue bakal nanyain bagaimana kepercayaan lu terhadap Tuhan, buat apa lu diciptakan, lu niscaya bakal murka kan kalau gue bilang lu hanya seonggok daging yang hidup dengan otak yang waras, gue yakin sumbu lu pendek kalau problem ini, pengen nabok gue pasti
Selama gue di biologi gue mikirin banyak hal, kenapa ada pencipta yang sesempurna itu membuat dari hal terkecil sehingga makhluk itu bernyawa hingga hal yang terbesar yang berdasarkan orang orang awam punya daya yang besar dan kekuatan yang besar.
Kalau lu masih mikir kekuatan itu terletak hanya pada ukuran tubuh maka lu salah besar
Kekuatan yang besar itu terletak bagaimana cara mengkoloni, bagaimana satu perkerjaan sanggup diatur dalam sebuah organisasi yang membuatnya besar, kalau lu pernah berguru cara menguasai orang lain dan merasa diri lu pintar, maka berjuta juta tahun sebelum insan diciptakan sudah ada yang lebih terpelajar dari lu, yaitu mikroorganisme yang bisa mengevolusi diri mereka
Gue berguru rendah hati dari biologi, berguru ilmu padi, tak meninggikan diri
Pernah sakit kan? Sakit alasannya ialah apa? kenapa dokter sibuk ngasih lu penicilin, streptomisin atau in in lainnya ketika lu sakit?
Jawabannya alasannya ialah ada kekuatan maha besar yang bikin tubuh besar lu yang berjuta juta kali lipat dibanding si pelaku itu bisa saja terkulai lemas dan tak bernyawa dalam waktu yang singkat.
Masih merasa paling mahir dibanding yang lainnya?
Gampang lah yan kan ada teknologi, bikin itu makhluk tak kasat mata tak bernyawa, lagian ilmu kedokteran juga mahir kok ngatasinnya
Ilmu kedokteran dari mana coy, dari ilmu hukum, ilmu sosial, ilmu astronomi? Hello, yang mensugesti ilmu ilmu itu tonggaknya ya ilmu gue, tanpa orang orang yang mentalnya kayak gue, yang selalu penasaran sama hal hal sepele tuh ilmu nggak bakal berkembang, ini misalnya kedokteran mengobati orang sakit sesudah orang itu sakit, biasanya mereka bekerja ketika sudah mewabah dan jadi endemi sedangkan orang yang rasa penasaran nya tinggi telah mulai dengan kemungkinan kemungkinan yang terjadi sebelum jadi penyakit, jadi saintis dituntut punya hipotesis dan daya prediksi yang tinggi, untuk apa inovasi lu itu kedepannya.
Dodo pernah nanya gini ke gue, sesudah beliau menonton tv yang menampilkan salah seorang lulusan biologi UGM sedang mengukur pertumbuhan lumut kerak dibatuan arca.
“eh, itu ngapain ngukurin lumut yang tumbuh, esensinya apa coba, nggak ada kerjaan banget, dibayar lagi”
Dodo ketika itu menyindir gue yang sesungguhnya kerjaannya dulu kehutan ngelakuin hal kayak git. Percakapan ini tepat ditengah siang bolong, dengan rasa tinggi hati yang sangat tinggi, gue tau alasannya ialah mungkin beliau merasa jurusan beliau berprospek tinggi dibanding gue; teknik material
“lu tau kenapa, alasannya ialah umur batuan bisa diprediksi dengan lumut kerak, lumut kerak menghasilkan asam yang bisa memecahkan batuan, lu tau itu batuan apa, itu patung hindu yang sudah dibentuk bertahun tahun yang lalu, yang kemungkinan bisa hancur pada suatu saat, beliau saksi sejarah yang sesungguhnya tak abadi dimakan zaman, gue yakin bangsa ini masih butuh saksi sejarah untuk kehidupannya berbangsa dan bernegara”
Gue yakin dodo juga nggak punya kecintaan terhadap arca, candi atau apapun itu, anggap aja beliau tak mengasihi apapun wacana masa lalu, menyerupai mantanya, ups, haha, gue perjelas sekali lagi
“teknik material ilmu dasarnya kimia yang dikombinasikan dengan fisika, kalau lu lupa ilmu itu lu kayak anak yang lupa ibunya, kayak senyawa yang lupa atom, paham lu?”
Tambahannya
“itu lumut jikalau diperhatiin terus menerus gue yakin kegunaannya nggak cuman untuk prediksi umur batuan, tetapi mungkin aja alasannya ialah ketekunan seseorang yang menelitinya bisa jadi sumber obat baru, dengan sifatnya yang menyerupai itu bisa jadi indikator lain untuk teknologi, orang merendahkan alasannya ialah mereka nggak tau, sedangkan mereka yang tau selalu menyerupai orang yang terbelakang dengan sifat rendah hatinya yang kadang bikin beliau rendah diri, berdasarkan gue indikator pinter atau nggak seseorang ialah rasa kecintaannya pada tuhan, kerendahan hatinya, keluwesan jiwanya mendapatkan ilmu dari siapa saja”
Ok, dodo terdiam, berdasarkan lu masih tidak bergunakah ilmu gue? Kalau iya, gue tanya sekali lagi
“lu makan mesin atau makan nasi coy, minum air atau minum bensin coy?”
Disaat ketika yang mepet dengan sumber daya alam yang tak bisa diperbarui keberadaanya sudah sakit sakitan mau habis, ilmu gue dengan alhamdulillah maju dengan terdepan dengan konsep “bahan bakar hayati” dengan daya regenerasi sangat tinggi menyerupai etanol dari alga, basil maupun dari jagung.
Pasti tau kan, buat minyak bumi hingga jadi bensin itu nggak bentar, butuh berjuta juta tahun, dari penguraian senyawa organik yang berasal dari mikroorganisme maupun makroorganisme yang hidupnya mungkin pembentukannya telah ada sebelum zaman dinosaurus, tau kan, berarti minyak bumi yang lu pakai buat nyalain motor itu sudah ada sebelum nenek buyut dari buyut lagi terus hingga nenek moyang termoyang itu lebih senior didunia ini dibandingkan yang gue terain diatas.
Hebat? iya hebat
Nah, problem nya kini coy, defisit sumber minyak bumi itu mengakibatkan perpecahan diantara bangsa bangsa, lu tau sendiri lah bagaimana cara amerika memborbadir negaranegara arab untuk menguasai ladang ladang minyak, gue rasa itu bukan diam-diam umum lagi
Bagaimana dengan indonesia?
Haha, ketawa dulu dong, kaku amat lu, kita negara kaya yang kekayaan khususnya minyak dikuasai investor asing, nggak asing kan dengan pepatah tikus mati dilumbung padinya, ironis sekali memang, bayangkan saya kita negara yang tongkat pun bisa jadi tumbuhan tapi rakyatnya hidup dibawah garis kemiskinan dan kelaparan, trus apa yang salah dari kita? kenapa kita hingga sesial itu, apa orang indonsia kekurangan orang terpelajar sehingga tidak bisa memutus garis kemiskinan, gue rasa nggak, orang indonesia yang terpelajar itu cukup menjadi sumber cahaya untuk masyarakat kita yang masih buta huruf, jadi apa yang salah? Yang salah itu orang terpelajar indonesia banyak yang tidak bernasionalisme yang tinggi, sesudah beliau menuntut ilmu setingginya hingga keluar negeri mereka ogah pulang untuk mengabdi atau banyak juga diantara mereka yang pulang dengan menjadi tikus berdasi, oh tuhan, ini kah potret negeri ku? Sekarang ada problem perpanjangan kontak pt freeport, come on kalian pikirin sendiri bagaimananya untuk gosip ini
Makara apa yang kita punya yan?
Kita punya kekayaan alam dengan urutran nomor 2 di dunia sesudah brazil, kekayaan itu luas, bisa diperbarui dengan waktu tidak terlalu lama, hanya saja, langkah langkah peneliti kita sumber dayanya tak terlalu memadai untuk mengeksplorasi kekayaan itu, iya, kita kekurangan peneliti yang biasanya memenuhi lipi atau instansi terkait untuk ini, dan kita juga kekurangan anggaran, ini gue ngomong anggaran penelitian loh ya bukan duit yang ada untuk membiayain partai politik dan duit duit lainnya, ya masuk akal sih, siapa yang mau jadi peneliti ketika kini ini, kalau anak anak kita biasanya dididik dengan cita cita dokter, polisi, tentara, atau apalah itu. Gue nggak nyalahin profesi itu, itu semua profesinya yang sangat mulia dalam hidup ini, tanpa beliau mungkin gue nggak bisa keluar dari perut mak gue dengan selamat, nggak bakal bisa damaiin mak gue sama tante gue atau mungkin indonesia kedaulatannya bisa diganggu bangsa lain. Tapi please banget se please pleasenya pengen pipis ini mah, jangan pernah membuat patokan kesuksesan seorang anak dengan profesi diatas itu, yang paling gue sering dengar “kamu kalau nggak jadi dokter nggak sukses nak” padahal anaknya pengen sekolah seni, dan ujung ujungnya anaknya berujung dengan DO sepihak dari pihak kampus, miris nggak? Iya
Begitulah cerocosan versi gue, sesungguhnya masih banyak yang mau gue utarakan, ini gue tulis alasannya ialah gue benar benar tergelitik dengan chat an kayak gini, merusak senja gue, maksa gue mikir, udah lah apalah itu, mari kita tidur, menggendutkan diri dan berdoa segendut gendutnya tubuh kita, kita masih ideal. Huahaahaha
0 Response to "Gue Selalu Merasa Tergelitik Dengan Pertanyaan Orang Orangke Gue"
Posting Komentar