Selamat Ulang Tahun Bobby...
Ada yang kosong bob, sayangnya yang kosong itu kini dalam sekali, gue musti nyari nya berulang kali, hingga gue temukan beberapa hal wacana kita di suatu daerah tak terlihat, yang berdasarkan mereka itu hampa.
Berapa kali gue tatap mata sipit lu bob, dibawah mentari, dibawah bulan dan bintang bintang, dibawah atap, bahkan dibawah bayang bayang lu. Saat tatapan itu sirna dan lenyap, gue akibatnya sadar lu itu hanyalah kotak kecil kosong yang berlapis berlian, sehingga ketika cahaya itu masuk lu berkilau, berkilat kilat, menarik perhatian gue untuk membukanya.
Lebih dari seribu hari tanpa elu bob, tanpa lu yang suka ketawa ketawa bareng gue dikosan sempit gue, dan lebih dari 24000 jam gue nggak mengikuti langkah kaki lu lagi sok sok bereksperimen dengan ini itu, dan hampir seratus juta detik lu karam dipelupuk mata gue, dunia yang sebentar itu mengguncang derai tawa kita, melenyapkan keharuan akan sesuatu kisah yang serius yang selalu kita ceritakan ketika bermain catur, bahkan sapuan tanganlu di kepala gue tak ada lagi bekasnya dirambut gue dengan memanjang nya rambut gue,rasanya sudah usang sekali.
Tuhan tempatkan lu dihati gue dengan perlahan lahan, kemudian beliau simpan, beliau tak pernah keluarkan, meski kadang gue lupa lu pernah ada dihidup gue, tapi posisinya tetap disana, dikotak kecil yang menguatkan gue ketika gue dihajar kerapuhan.
Kadang sebuah pohon besar lupa bagaimana beliau berasal, bagaimana beliau berhasil menjadi kecambah dari sebuah biji kecil yang terinjak.
Makara gimana kabar lu bob, kerja di indonesia power enakkah? Lu stress kah? Atau lu main terus jangan jangan. Gue kayaknya nggak punya alasan banyak untuk mempertanyakan lu persoalan itu, nggak selancar gue menanyakan ke elu “udah nyampe kosan lu belum” ke lu dulu sehabis pamit dari kosan gue, gue kehilangan banyak hal dari elu.
Kadang gue rindu bunyi lu, dari telfon seluler hingga dini hari, gue rindu dengan segala sesuatiu yang selalu menarik untuk kita perdebatkan, lu terlalu extraordinary bahkan dibanding dodo sekali pun. Ada dari sisi diri lu yang pertama kali gue temukan dan ketika itu berakhir ternyata gue tak akan temukan dilelaki manapun didunia ini.
Andai gue tau caranya menghitung jatah pertemuan kita ketika gue pertama kali ketemu lu dibawah pohon kecubung itu hingga berakhir ketika lu turunkan gue didepan kosan gue itu, mungkin gue nggak bakal cari perkara sama lu di hari hari kita. gue komitmen gue akan berdamai, melenyapkan emosi gue dengan segala teori lu yang nggak sepaham dengan gue, dan sekali lagi, lu diatas standar, dan nggak akan ada yang menyamai lu dalam hal apapun di dunia ini.
Sebentar lagi lu 28 tahun, persetan dengan panggilan kakak yang seharusnya gue sematkan di depan nama lu, bulan ini bulan lu bob, sebulan lagi itu bulan gue, makasih banget bob, setahun kebersamaan kita dulu kita pernah saling menyemangati, saling memberi ucapan selamat, saling menganggap jikalau hari lahir kita itu ialah penting untuk kita berdua, makasih bob.
Dan hal terpenting, ketika lu didepan gue kala itu, roda kehidupan gue berpotar naik dengan cepat, lu memungut sebuah biji yang malang yang tak akan pernah hidup lagi itu prestasi lu bob, menganggap gue ada walaupun kehidupan lu juga sesak, kini biji yang lu tanam itu tumbuh, dan beliau membesar, dan jadi pohon yang kuat, gue menemukan banyak hal ketika lu selamatin teladan peikiran gue, gue kini punya banyak teman, banyak hal yang dulu gue lakukan kini gue berani, gue menghargai diri sendiri, jikalau lu liat gue sekarang, ingatlah seberapa bodohnya gue dulu, dan liatlah apa yang berubah sekarang, itu semua berkat lu bob.
Denting gitar lu benar udah sirna memenuhi getaran bunyi yang ada di pondok wira, gue sudah meninggalkan bekas bekas jejak kaki kita di jalanan yang pernah kita lalui, gue sudah mengubur banyak hal wacana cita-cita gue ke elu, cita-cita akan hari hari yang indah dengan diri lu lah sebagai saksi, cita-cita gue menatap lu lebih usang lagi, itu sudah sirna, dimakan waktu.
Ada sepasang lilin yang dipuncaknya terdapat api yang bangun manja meskippun sedikit digaduh angin, goyangannya pelan pelan menyinari 2 kepala anak insan yang terpapar akan silaunya, dibelakang mereka terpantul bayangan mereka berdua yang tenang menyerupai mengucapka mantra mantra, salah seorang dari mereka memejam kan mata, salah seorangnya lagi menatap nya dnegan teduh, mengamini setiap cita-cita yang sedang diucapkan sobat nya dalam hati. Seseorang yang memejamkan mata tadi seketika membuka matanya, api lilin itu bergoyang hebat, tak usang kemudian padam, bahkan asap terakhirnya tak lagi terlihat alasannya ialah saking gelapnya. Kedua anak insan itu menghilang dalam butanya malam, tak adalagi cahaya. Mereka telah usai, jejak mereka hilang.
Kedua anak insan itu lu dan gue bob
Selamat ulang tahun bobby...
Sumber http://hidupgue1993.blogspot.com
0 Response to "Selamat Ulang Tahun Bobby..."
Posting Komentar