Einstein merupakan orang yang hidup dilingkungan keluarga Yahudi. Keluarga yang tidak begitu fanatic terhadap agama. Enstein memandang ritual Yahudi sebagai relik-relik takhayul kuno. Ia menuliskan bahwa “Keberadaan esensial orang semacam diriku ini terletak sempurna pada apa yang ia pikir dan bagaimana ia berpikir, tidak pada apa yang dikerjakannya atau dideritanya. Einstein merupakan orang yang menganggapkan sama antara agama dan sains.
Ini dibuktikan dengan tulisannya yang menganut wacana teori relativitas. Agama berdasarkan Enstein yaitu suatu hal yang merupakan jalan keluar dari kemunafikan dan kata-kata yang indah. Selain itu kecintaannya pada Musik dan Alam membawanya ke akar dari religiusitasnya. Ini merupakan hasil dari realisasi perenungannya akan kesia-siaan perseteruan insan dalam berjuang demi eksistensinya yang mengakibatkan dirinya terdera rasa depresi dan keputusasaan, dari sinilah agama tampaknya menunjukkan jalan pelepasan.
Kesimpulan logis dan pandangan emosional bulat siswa radikal revolusioner Zurich-Berne menyediakan lingkungan social, motivasi dan contoh pikir yang mendukung bagi konsepsi teori relativitas. Orang niscaya akan terpengaruhi untuk menentang apa yang telah disebut “satu dari yang terhebat, bahkan yang paling andal dari pencapaian dalam sejarah fatwa manusia” yaitu font et origo, berasal dari keterasingan pada agama. Sains dan Agama yaitu dua hal yang saling melengkapi atau saling bergantung satu sama lain, “Sains tanpa Agama lumpuh, Agama tanpa Sains Buta”.
Sumber http://dingklikkelas.blogspot.com
Share this post
0 Response to "Religiusitas Einstein Dan Tugas Agama Dalam Kehidupan Pribadinya"
0 Response to "Religiusitas Einstein Dan Tugas Agama Dalam Kehidupan Pribadinya"
Posting Komentar