Perkembangan Psikologi Pada Anak
Ilmu Psikologi menyatakan perihal bagaimana mempelajari sisi kejiwaan. Psikologi berdasarkan arti katanya maka psikologi diterjemahkan menjadi ilmu jiwa. Yakni dari kata psyche yang berarti jiwa, roh, dan logos yang berarti ilmu. Sebenarnya terjemahan tersebut kurang tepat, lantaran bertitik tolak dari pandangan dualisme insan yang menganggap bahwa insan itu terdiri dari dua potongan jasmani dan rohani.
Psikologi sosial yakni suatu studi perihal hubungan antara insan dan kelompok. Para jago dalam bidang interdisipliner ini pada umumnya yakni para jago psikologi atau sosiologi, walaupun semua jago psikologi sosial memakai baik individu maupun kelompok sebagai unit analisis mereka Psikologi sosial sempat dianggap tidak mempunyai peranan penting, tapi sekarang hal itu mulai berubah. Dalam psikologi modern, psikologi sosial mendapat posisi yang penting. psikologi sosial telah memperlihatkan pencerahan bagaimana pikiran insan berfungsi dan memperkaya jiwa dari masyarakat kita. Melalui banyak sekali penelitian laboratorium dan lapangan yang dilakukan secara sistematis, para psikolog sosial telah memperlihatkan bahwa untuk sanggup memahami sikap manusia, kita harus mengenali bagaimana peranan situasi, permasalahan, dan budaya.
Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memperlihatkan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan besar lengan berkuasa terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih sempurna merepresentasikan dunia dan melaksanakan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema perihal bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat
seseorang memperoleh cara gres dalam merepresentasikan info secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak ibarat teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini beropini bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi sketsa yang dipakai anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahanusia:
Psikologi sosial yakni suatu studi perihal hubungan antara insan dan kelompok. Para jago dalam bidang interdisipliner ini pada umumnya yakni para jago psikologi atau sosiologi, walaupun semua jago psikologi sosial memakai baik individu maupun kelompok sebagai unit analisis mereka Psikologi sosial sempat dianggap tidak mempunyai peranan penting, tapi sekarang hal itu mulai berubah. Dalam psikologi modern, psikologi sosial mendapat posisi yang penting. psikologi sosial telah memperlihatkan pencerahan bagaimana pikiran insan berfungsi dan memperkaya jiwa dari masyarakat kita. Melalui banyak sekali penelitian laboratorium dan lapangan yang dilakukan secara sistematis, para psikolog sosial telah memperlihatkan bahwa untuk sanggup memahami sikap manusia, kita harus mengenali bagaimana peranan situasi, permasalahan, dan budaya.
Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memperlihatkan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan besar lengan berkuasa terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih sempurna merepresentasikan dunia dan melaksanakan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema perihal bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat
seseorang memperoleh cara gres dalam merepresentasikan info secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak ibarat teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini beropini bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi sketsa yang dipakai anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahanusia:
- Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
- Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
- Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
- Periode operasional formal (usia 11 tahun hingga dewasa)
PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK
Anak merupakan buah hati yang sangat didambakan setiap keluarga. Kehadiran anak mengakibatkan keluarga tersebut menjadi sebuah keluarga yang utuh. Pendidikan dan cara mendidik anak pada kala kemajuan teknologi info dan komunikasi dikala ini, menjadi lebih kaya akan informasi-informasi perihal tata cara merawat dan mendidik anak.
Perkembangan psikis pada anak sanggup diperhatikan dari cara mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Melihat kemampuan interaksi anak yakni merupakan salah satu kegiatan tanda kasih sayang orang bau tanah terhadap anak yang mereka dambakan.
Perkembangan Anak (Perkembangan Fisik, Perkembangan Motorik, Perkembangan Kognitif, Perkembangan Psikososial) Periode ini merupakan kelanjutan dari masa bayi (lahir usia 4 th) yang ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik dan kognitif (perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku), psikosial serta diikuti oleh perubahan – perubahan yang lain.
1. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat tubuh anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat tubuh anak terjadi terutama lantaran bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.
2. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan cerdik meloncat serta bisa menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus melaksanakan banyak sekali kegiatan fisik yang terkadang bersifat
informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam kegiatan permainan olahraga yang bersifat formal, ibarat senam, berenang, dll.
Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara lain :
a). Anak Usia 5 TahunPerkembangan psikis pada anak sanggup diperhatikan dari cara mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Melihat kemampuan interaksi anak yakni merupakan salah satu kegiatan tanda kasih sayang orang bau tanah terhadap anak yang mereka dambakan.
Perkembangan Anak (Perkembangan Fisik, Perkembangan Motorik, Perkembangan Kognitif, Perkembangan Psikososial) Periode ini merupakan kelanjutan dari masa bayi (lahir usia 4 th) yang ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik dan kognitif (perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku), psikosial serta diikuti oleh perubahan – perubahan yang lain.
1. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat tubuh anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat tubuh anak terjadi terutama lantaran bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.
2. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan cerdik meloncat serta bisa menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus melaksanakan banyak sekali kegiatan fisik yang terkadang bersifat
informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam kegiatan permainan olahraga yang bersifat formal, ibarat senam, berenang, dll.
Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara lain :
- Mampu melompat dan menari
- Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
- Dapat menghitung jari – jarinya
- Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan bisa bercerita
- Mempunyai minat terhadap kata-kata gres beserta artinya
- Memprotes kalau dihentikan apa yang menjadi keinginannya
- Mampu membedakan besar dan kecil
- Ketangkasan meningkat
- Melompat tali
- Bermain sepeda
- Mengetahui kanan dan kiri
- Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
- Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar
- Mulai membaca dengan lancar
- Cemas terhadap kegagalan
- Peningkatan minat pada bidang spiritual
- Kadang Malu atau sedih
- Kecepatan dan kehalusan kegiatan motorik meningkat
- Mampu memakai peralatan rumah tangga
- Ketrampilan lebih individual
- Ingin terlibat dalam sesuatu
- Menyukai kelompok dan mode
- Mencari teman secara aktif.
- Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh yang bekerjasama dengan pubertas mulai tampak
- Mampu melaksanakan kegiatan rumah tangga, ibarat mencuci, menjemur pakaian sendiri , dll.
- Adanya harapan anak unuk menyenangkan dan membantu orang lain
- Mulai tertarik dengan lawan jenis.
Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur – angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium belajar.
Menurut teori Piaget, pedoman anak – anak usia sekolah dasar disebut pedoman Operasional Konkrit (Concret Operational Thought), artinya kegiatan mental yang difokuskan pada objek – objek kejadian konkret atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan info yang bersumber dari pancaindera, lantaran ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh
mata dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam masa ini, anak telah berbagi 3 macam proses yang disebut dengan operasi – operasi, yaitu :
a). Negasi (Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami hubungan – hubungan antara benda atau keadaan yag satu dengan benda atau keadaan yang lain.
b). Hubungan Timbal Balik (Resiprok), yaitu anak telah mengetahui hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan.
c). Identitas, yaitu anak sudah bisa mengenal satu persatu deretan benda-benda yang ada.
Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak telah mempunyai struktur kognitif yang memungkinkanya sanggup berfikir untuk melaksanakan suatu tindakan, tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.
a. Perkembangan Memori
Selama periode ini, memori jangka pendek anak telah berkembang dengan baik. Akan tetapi, memori jangka panjang tidak terjadi banyak peningkatan dengan disertai adanya keterbatasan – keterbatasan. Untuk mengurangi keterbatasan tersebut, anak berusaha memakai taktik memori (memory strategy), yaitu merupakan sikap disengaja yang dipakai untuk meningkatkan memori. Matlin (1994) menyebutkan 4 macam taktik memori yang penting, yaitu :
Perkembangan Pemikiran Kritis yaitu pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran semoga tetap terbuka, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi yang tiba dari banyak sekali sumber serta bisa befikir secara reflektif dan evaluatif.
c. Perkembangan Kreativitas
Dalam tahap ini, bawah umur mempunyai kemampuan untuk membuat sesuatu yang baru. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, terutama lingkungan sekolah.
d. Perkembangan Bahasa
Selama masa bawah umur awal, perkembangan bahasa terus berlanjut. Perbendaharaan kosa kata dan cara memakai kalimat bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat dalam cara berfikir perihal kata-kata, struktur kalimat dan secara sedikit demi sedikit anak akan mulai memakai kalimat yang lebih singkat dan padat, serta sanggup menerapkan banyak sekali hukum tata bahasa secara tepat.
4. Perkembangan Psikosial
Pada tahap ini, anak sanggup menghadapi dan menuntaskan kiprah atau perbuatan yang sanggup membuahkan hasil, sehingga dunia psikosial anak menjadi semakin kompleks. Anak sudah siap untuk meninggalkan rumah dan orang tuanya dalam waktu terbatas, yaitu pada dikala anak berada di sekolah. Melalui proses pendidikan ini, anak berguru untuk bersaing (kompetitif), kooperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima, setia mitra dan berguru peraturan – peraturan yang berlaku. Dalam hal ini proses sosialisasi banyak terpengaruh oleh guru dan teman sebaya. Identifikasi bukan lagi terhadap orang tua, melainkan terhadap guru. Selain itu, anak tidak lagi bersifat egosentris, ia telah mempunyai jiwa kompetitif sehingga sanggup memilah apa yang baik bagi dirinya, bisa memecahkan masalahnya sendiri dan mulai melaksanakan identifikasi terhadap tokoh tertentu yang menarik perhatiannya.
a. Perkembangan Pemahaman Diri
Pada tahap ini, pemahaman diri atau konsep diri anak mengalami perubahan yang sangat pesat. Ia lebih memahami dirinya melalui karakteristik internal daripada melalui karakteristik eksternal.
b. Perkembangan Hubungan dengan Keluarga
Dalam hal ini, orang bau tanah mencicipi pengontrolan dirinya terhadap tingkah laris anak mereka berkurang dari waktu ke waktu dibandingkan dengan periode sebelumnya, lantaran rata-rata anak menghabiskan waktunya di sekolah. Interaksi guru dan teman sebaya di sekolah memperlihatkan suatu peluang yang besar bagi bawah umur untuk berbagi kemampuan kognitif dan ketrampilan sosial.
c. Perkembangan Hubungan dengan Teman Sebaya
Berinteraksi dengan teman sebaya merupakan kegiatan yang banyak menyita waktu. Umumnya mereka meluangkan waktu lebih dari 40% untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan terkadang terdapat duatu grup/kelompok. Anak idak lagi puas bermain sendirian dirumah. Hal ini
karena anak mempunyai kenginan kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok.
Kamanto Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI
Sarwono Sarlito W. Pengantar Psikologi Umum. Rajawali Pers
Sumber http://dingklikkelas.blogspot.com
Menurut teori Piaget, pedoman anak – anak usia sekolah dasar disebut pedoman Operasional Konkrit (Concret Operational Thought), artinya kegiatan mental yang difokuskan pada objek – objek kejadian konkret atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan info yang bersumber dari pancaindera, lantaran ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh
mata dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam masa ini, anak telah berbagi 3 macam proses yang disebut dengan operasi – operasi, yaitu :
a). Negasi (Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami hubungan – hubungan antara benda atau keadaan yag satu dengan benda atau keadaan yang lain.
b). Hubungan Timbal Balik (Resiprok), yaitu anak telah mengetahui hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan.
c). Identitas, yaitu anak sudah bisa mengenal satu persatu deretan benda-benda yang ada.
Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak telah mempunyai struktur kognitif yang memungkinkanya sanggup berfikir untuk melaksanakan suatu tindakan, tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.
a. Perkembangan Memori
Selama periode ini, memori jangka pendek anak telah berkembang dengan baik. Akan tetapi, memori jangka panjang tidak terjadi banyak peningkatan dengan disertai adanya keterbatasan – keterbatasan. Untuk mengurangi keterbatasan tersebut, anak berusaha memakai taktik memori (memory strategy), yaitu merupakan sikap disengaja yang dipakai untuk meningkatkan memori. Matlin (1994) menyebutkan 4 macam taktik memori yang penting, yaitu :
- Rehearsal (Pengulangan) : Suatu taktik meningkatkan memori dengan cara mengulang berkali-kali info yang telah disampaikan.
- Organization (Organisasi) : Pengelompokan dan pengkategorian sesuatu yang dipakai untuk meningkatkan memori. Seperti, anak SD sering
- mengingat nama-nama teman sekelasnya berdasarkan susunan dimana mereka duduk dalam satu kelas.
- Imagery (Perbandingan) : Membandingkan sesuatu dengan tipe dari karakteristik pembayangan dari seseorang.
- Retrieval (Pemunculan Kembali) : Proses mengeluarkan atau mengangkat info dari daerah penyimpanan. Ketika suatu kode yang mungkin sanggup membantu memunculkan kembali sebuah meori, mereka akan menggunakannya secara spontan.
- Selain strategi-strategi memori diatas, terdapat hal lain yang mempengaruhi memori anak, ibarat tingkat usia, sifat anak (termasuk sikap, kesehatan dan motivasi), serta pengetahuan yang diperoleh anak sebelumnya.
Perkembangan Pemikiran Kritis yaitu pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran semoga tetap terbuka, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi yang tiba dari banyak sekali sumber serta bisa befikir secara reflektif dan evaluatif.
c. Perkembangan Kreativitas
Dalam tahap ini, bawah umur mempunyai kemampuan untuk membuat sesuatu yang baru. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, terutama lingkungan sekolah.
d. Perkembangan Bahasa
Selama masa bawah umur awal, perkembangan bahasa terus berlanjut. Perbendaharaan kosa kata dan cara memakai kalimat bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat dalam cara berfikir perihal kata-kata, struktur kalimat dan secara sedikit demi sedikit anak akan mulai memakai kalimat yang lebih singkat dan padat, serta sanggup menerapkan banyak sekali hukum tata bahasa secara tepat.
4. Perkembangan Psikosial
Pada tahap ini, anak sanggup menghadapi dan menuntaskan kiprah atau perbuatan yang sanggup membuahkan hasil, sehingga dunia psikosial anak menjadi semakin kompleks. Anak sudah siap untuk meninggalkan rumah dan orang tuanya dalam waktu terbatas, yaitu pada dikala anak berada di sekolah. Melalui proses pendidikan ini, anak berguru untuk bersaing (kompetitif), kooperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima, setia mitra dan berguru peraturan – peraturan yang berlaku. Dalam hal ini proses sosialisasi banyak terpengaruh oleh guru dan teman sebaya. Identifikasi bukan lagi terhadap orang tua, melainkan terhadap guru. Selain itu, anak tidak lagi bersifat egosentris, ia telah mempunyai jiwa kompetitif sehingga sanggup memilah apa yang baik bagi dirinya, bisa memecahkan masalahnya sendiri dan mulai melaksanakan identifikasi terhadap tokoh tertentu yang menarik perhatiannya.
a. Perkembangan Pemahaman Diri
Pada tahap ini, pemahaman diri atau konsep diri anak mengalami perubahan yang sangat pesat. Ia lebih memahami dirinya melalui karakteristik internal daripada melalui karakteristik eksternal.
b. Perkembangan Hubungan dengan Keluarga
Dalam hal ini, orang bau tanah mencicipi pengontrolan dirinya terhadap tingkah laris anak mereka berkurang dari waktu ke waktu dibandingkan dengan periode sebelumnya, lantaran rata-rata anak menghabiskan waktunya di sekolah. Interaksi guru dan teman sebaya di sekolah memperlihatkan suatu peluang yang besar bagi bawah umur untuk berbagi kemampuan kognitif dan ketrampilan sosial.
c. Perkembangan Hubungan dengan Teman Sebaya
Berinteraksi dengan teman sebaya merupakan kegiatan yang banyak menyita waktu. Umumnya mereka meluangkan waktu lebih dari 40% untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan terkadang terdapat duatu grup/kelompok. Anak idak lagi puas bermain sendirian dirumah. Hal ini
karena anak mempunyai kenginan kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok.
KESIMPULAN
Perkembangan anak mengalami tingkatan-tingkatan yang sesuai dengan umur dari anak tersebut. Orang bau tanah sebagai sosok yang memperhatikan perkembangan anak, hendaknya bisa sebagai penuntun perkembangan anak. Memberikan anak untuk mengalami perkembangan yang sesuai merupakan hal yang sesuai untuk kemajuan psikis anak.DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitifKamanto Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI
Sarwono Sarlito W. Pengantar Psikologi Umum. Rajawali Pers
0 Response to "Perkembangan Psikologi Pada Anak"
Posting Komentar