iklan

Deteksi / Peringatan Akan Adanya Musibah Dengan Memperhatikan Perubahan Sikap Binatang

Bencana alam yang terjadi dimuka bumi tidak henti-henti silih berganti tercatat dari sejarah purba sampai modern banyak sekali petaka dan mungkin puluhan juta insan tertelan dari peristiwa tersebut, dari riwayat jaman musnanya dinosaurus sampai sejarah hilangnya peradapan kuno yang kini masih diperdebatkan, yang niscaya di jaman modern inipun sudah ribuan petaka terjadi. sumber petaka mencakup dari bumi sendiri : Gempa bumi, Gunung meletus, Sunami dan banjir, angin ribut/topan, serta bisa tiba dari bahaya luar bumi yaitu adanya meteor yang jatuh ke bumi. 

Serangkaian petaka yang terjadi di dunia, gempa dan sunami di aceh, serta peristiwa gunung berapi serta peristiwa lainnya. Gempa bumi dan gelombang sunami yang terjadi 11 Maret 2011 di Jepang telah memakan lebih dari 18.000 orang korban jiwa. Negara-negara di seluruh dunia kini berfokus pada penciptaan sistem peringatan dini yang paling efektif untuk melindungi warga dari kemungkinan terburuk peristiwa alam. negara jepang yang telah diakui dunia sebagai negara kaya dengan teknologi tidak bisa mendetksi akan terjadinya bencana. 

Di indonesia dari riwayat nenek moyang, sudah tidak aneh lagi kalau adanya perubahan prilaku dari binatang itu merupakan becanda jelek menyerupai kalau melihat anjing menggonggong tak henti-henti, masuknya binatang buas ataupun binatang selain peliharaan ke kawasan pemukiman, Petanda lain pada binatang ternak ialah ketika sapi, kambing, belibis menolak untuk makan, sering mengeluarkan bunyi yang tidak biasanya atau kuda yang terus berputar-putar, dan lain-lainnya. Naluri binatang-binatang tersebut dinilai lebih akurat ketimbang sistem peringatan dini lain.

Bukti keandalan sikap binatang dalam memprediksi peristiwa gempa memang layak dipertimbangkan. Hal ini terbukti pada peristiwa sunami besar sekitar 7 tahun silam. National Geographic melaporkan, ketika terjadi peristiwa tsunami di Samudera Hindia di tahun 2004, banyak spesies yang selamat alasannya ialah berhasil melarikan diri sebelum bencana.

Ketika itu, dilansir website nationalgeographic, gajah sontak berlari ke tempat yang lebih tinggi, anjing menolak keluar dari ruangan, dan burung bangau rela meninggalkan dataran rendah tempat mereka biasa berkembang biak demi keselamatan. "Kepercayaan bahwa binatang liar mempunyai indra keenam, bahkan mungkin sebelum insan ada, telah ada semenjak ribuan kala silam," kata majalah tersebut. Diduga frekuensi rendah sinyal elektromagnetik dari perut bumi sanggup ditangkap oleh binatang untuk berperilaku tidak biasa sebelum gempa bumi terjadi. Di samping mengandalkan kepekaan binatang peliharaan, stasiun TV Korea tetap menyiarkan serangkaian agenda perihal bagaimana cara mengantisipasi peristiwa gempa. Program tersebut secara detail akan menjelaskan mulai sirine dan lonceng darurat dibunyikan dan mengimbau warga untuk bergerak ke ruang terbuka, menyerupai taman kota, sampai situasi kondusif.


Sumber http://wanenoor.blogspot.com/

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Deteksi / Peringatan Akan Adanya Musibah Dengan Memperhatikan Perubahan Sikap Binatang"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel