Komposisi Zat Berbahaya Kabut Asap Kebakaran Hutan Dan Lahan
Kabut asap akhir kebakaran hutan dan lahan di aneka macam tempat di Indonesia mengandung gas dan partikel berbahaya. Dampaknya orang mengalami sesak nafas, bayi tewas, sampai kanker paru-paru. Sehingga perlu masker khusus untuk mencegah materi polutan itu masuk ke dalam tubuh.
Puji Lestari seorang Dosen Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB yang meneliti polusi asap dari kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan semenjak 2010 sampai sekarang, mengungkapkan bahwa " Asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan terutama di lahan gambut, banyak mengandung karbon organik berbahaya. Di udara komposisinya mencapai 80 persen, sisanya karbon jenis lain," ujarnya.
Karbon itu menyerupai gas karbon dioksida (CO2), nitrous oksida (N2O), nitrogen oksida (NOx), dan karbon monoksida (CO). Tidak hanya itu, ada unsur lain yang lebih berbahaya lantaran jumlahnya sangat banyak dan wujudnya sangat halus, yakni partikulan logam berat. Ukuran partikel itu mulai dari 2,5 sampai 0,1 mikron, menyerupai krom (Cr), kadmium (Cd), dan nikel (Ni).
Idealnya sesuai ambang batas kelaikan udara, jumlah partikel logam karsinogenik yakni sebanyak 65 mikrogram per meter kubik. Sedangkan di tempat yang terpapar asap akhir kebakaran hutan dan lahan, jumlahnya melampaui batas standar kesehatan dunia (WHO). "Rata-rata kandungan partikel beracunnya mencapai 7.000, paling tinggi sampai 12.000 mikrogram per meter kubik," ujarnya.
Puji menambahkan, akhir tingginya kandungan zat beracun di Sumatera dan Kalimantan itu, menyebabkan warganya banyak yang menderita sesak nafas, bisul susukan pernafasan akut, sampai bayi meninggal. "Bayi itu sangat rentan terkena udara kotor lantaran sistem pernafasannya belum sempurna, selain riwayat kesehatan orang tuanya," ujar dia.
Jangka panjangnya dalam 5 tahun atau lebih, zat beracun tersebut sanggup memicu warga terkena kanker paru-paru. "Potensinya 5 dari 1.000 orang terkena kanker, paling tidak paru-paru lantaran zat beracun sudah masuk melalui pernapasan," kata dia. Itu gres dari unsur logam berat, belum dari unsur senyawa organik karbon yang kadarnya 80 persen di udara berasap akhir kebakaran hutan dan lahan.
Masker biasa yang umum digunakan warga, hanya sanggup mengurangi dampak gas beracun menyerupai karbon monoksida dan karbon dioksida. Namun untuk mencegah masuknya partikel logam yang halus, perlu masker khusus. "Penyaringnya harus ukuran submikron atau bahkan nanometer supaya tidak masuk ke paru-paru," ujarnya. Partikel itu dikala diperbesar gambarnya menyerupai potongan logam yang sanggup melukai organ tubuh. ujar Puji Sumber http://learnmine.blogspot.com
0 Response to "Komposisi Zat Berbahaya Kabut Asap Kebakaran Hutan Dan Lahan"
Posting Komentar