iklan

Contoh Rekaman Tertulis Dalam Tradisi Sejarah



Contoh rekaman tertulis dalam tradisi sejarah - Sejak masuk dan berkembangnya dampak Hindu-Buddha (India) di Indonesia, masyarakat Indonesia mulai mengenal tulisan. Pengenalan goresan pena ini sangat penting artinya dalam perkembangan sejarah bangsa Indonesia, alasannya ialah bangsa Indonesia sanggup menulis aneka macam kejadian yang terjadi.

Tulisan-tulisan ini sanggup dibaca dan hingga kepada generasi penerusnya. Sehingga generasi penerus yang ingin memahami atau mengetahui kehidupan generasi terdahulunya berusaha untuk menafsirkan dan memperkirakan keberadaan dari kehidupan generasi terdahulunya.

Tulisan-tulisan yang ditinggalkan itu dipandang sebagai suatu rekaman tertulis perihal kejadian yang terjadi pada masa lampau. Rekaman tertulis tersebut terdiri dari prasasti, kitab, dokumen dan sebagainya.

Bagan rekaman tertulis dalam tradisi sejarah

Di bawah ini ialah skema rekaman tertulis dalam tradisi sejarah
Bagan rekaman tertulis dalam tradisi sejarah Contoh rekaman tertulis dalam tradisi sejarah
Bagan rekaman tertulis dalam tradisi sejarah

Prasasti

Prasasti merupakan salah satu rekaman tertulis perihal masa lampau. Prasasti menulis suatu kejadian yang cukup penting pada masa prasasti tersebut ditulis atau dibuat. Pembuatannya selalu didasarkan pada perintah raja. Tujuannya ialah untuk mengabadikan suatu kejadian penting yang dialami oleh seorang raja atau sebuah kerajaan.

Contoh prasasti

Contoh prasasti yang berhasil ditemukan di wilayah Indonesia dan terkait dengan suatu kejadian penting yang terjadi pada masa kemudian tersebut antara lain sebagai berikut :
  1. Prasasti Yupa dari Kerajaan Kutai. Prasasti ini dibentuk dalam rangka upacara penghormatan terhadap para pendahulu dan santunan hadiah kepada para pendeta atau kaum brahmana yang memimpin upacara tersebut.
  2. Prasasti Tugu dari Kerajaan Tarumanegara. Prasasti ini dibentuk untuk memperingati keberhasilan Raja Purnawarman menciptakan kanal irigasi atau kali untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
  3. Prasasti Ratu Boko dari Kerajaan Syailendra. Prasasti ini dibentuk atas perintah Raja Balaputra Dewa yang bertujuan untuk mengenang kekalahan Raja Balaputra Dewa dalam perang saudara melawan kakaknya yang berjulukan Putri Pramodhawardhani. Karena kekalahan tersebut, Raja Balaputra Dewa lari ke Kerajaan Sriwijaya.
  4. Prasasti Ligor dari Kerajaan Sriwijaya. Prasasti ini dibentuk sebagai tanda bahwa kerajaan Sriwijaya telah membangun ibu kota gres di Semenanjung Malaya yang berjulukan Ligor.
  5. Prasasti Canggal dari Kerajaan Mataram Hindu. Prasasti ini dibentuk atas perintah Raja Sanjaya, yang merupakan peringatan bahwa Kerajaan Mataram Hindu berhasil didirikan oleh Raja Sanjaya di sekitar Jawa Tengah.
  6. Prasasti Kalasan dari Kerajaan Syailendra. Prasasti ini menyebutkan seorang raja dari dinasti Syailendra yang berhasil menunjuk Rakai Panangkaran untuk menciptakan sebuah bangunan suci untuk Dewi Tara dan sebuah biara untuk para pendeta.
  7. Prasasti Mantyasih dari Kerajaan Mataram. Prasasti ini dibentuk atas perintah Raja Diah Balitung. Prasasti ini menyebutkan daftar raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Mataram, yaitu mulai dari Raja Sanjaya hingga Raja Diah Balitung.
Lebih terang mengenai prasasti-prasasti di atas silahkan baca : Prasasti Mataram Hindu

Kitab

Kitab merupakan sebuah karya sastra para pujangga pada masa lampau yang sanggup dijadikan petunjuk untuk menyingkap suatu kejadian sejarah. Kerajaan-kerajaan besar di masa lampau memperlihatkan kedudukan yang istimewa kepada para pujangga. Namun, tulisan-tulisan para pujangga itu tidak terlepas dari dampak kekuasaan, sehingga goresan pena itu seringkali tidak netral. Tidak heran isi tulisannya tidak lebih dari sekadar mengagung-agungkan seorang raja yang sedang berkuasa.

10 kitab penting

Kitab sebagai karya sastra yang telah muncul pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha. Beberapa kitab yang penting antara lain sebagai berikut :
  1. Kitab Krisnayana, berasal dari zaman Kerajaan Kediri pada masa pemerintahan Raja Jayawarsa.
  2. Kitab Bharatayuda, berasal dari zaman Kerajaan Kediri pada masa pemerintahan Raja Jayabaya yang ditulis oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.
  3. Kitab Arjuna Wiwaha, berasal dari zaman Kerajaan Kediri pada masa pemerintahan raja Jayabaya yang ditulis oleh Mpu Kanwa. Dalam kitab tersebut diceritakan kisah perkawinan Raja Airlangga dengan putri Kerajaan Sriwijaya. Selengkapnya silahkan baca : Jayabaya dan Kerajaan Kediri
  4. Kitab Pararaton, berasal dari zaman Kerajaan Singasari dan Majapahit yang ditulis oleh beberapa pujangga dan menceritakan perihal kekuasaan Kerajaan Singasari dan Majapahit.
  5. Kitab Parahyangan dan Kitab Siksakand, berasal dari Kerajaan Pajajaran.
  6. Kitab Negara Kertagama, berasal dari Kerajaan Majapahit yang dituliskan oleh Mpu Prapanca.
  7. Kitab Sutasoma, berasal dari zaman Kerajaan Majapahit yang ditulis oleh Mpu Tantular.
  8. Kitab Sundayana, berasal dari Kerajaan Majapahit yang menceritakan perihal kejadian Bubat.
  9. Kitab Sorandaka dan Kitab Ranggalawe, kedua kitab ini berasal dari Kerajaan Majapahit yang menceritakan perihal pemberontakan yang dilakukan oleh Sora dan Ranggalawe.
  10. Kitab Panjiwijayakrama, berasal dari Majapahit yang menceritakan perihal perjalanan panjang Kerajaan Majapahit awal mula Raden Wijaya menjadi raja Majapahit yang pertama.

Kitab Gubahan

Pada masa kekuasaan kerajaan Islam di Indonesia, juga muncul banyak karya sastra. Kitab Mahabharata, Ramayana, dan Pancatantra digubah menjadi kitab-kitab berikut :
  1. Hikayat Pandawa Lima
  2. Hikayat Perang Pandawa Jaya
  3. Hikayat Sri Rama
  4. Hikayat Maharaja Rahwana
  5. Hikayat Pancatantra

Selain itu, ada juga kitab-kitab yang berisi dongeng panji. Ceria panji tersebar ke seluruh Asia Tenggara. Bahkan dalam seni sastra zaman Islam di kawasan Melayu di kenal kitab-kitab yang berisi sebagai berikut :
  1. Syair Ken Tambunan
  2. Lelakon Mahesa Kuitir
  3. Syair Panji Sumirang
  4. Cerita Wayang Kinundang
  5. Hikayat Panji Kuda Sumirang
  6. Hikayat Cekal Wanengpati
  7. Hikayat Panji Wilakusuma

Selain kitab-kitab tersebut, juga terdapat kitab-kitab suluk (kitab primbon). Kitab ini bercorak magis, berisi ramalan, penentuan hari baik dan buruk, dan santunan makna terhadap suatu kejadian.

Kitab lainnya yang ditulis oleh para pujangga atau tokoh-tokoh dari kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia antara lain sebagai berikut :
  1. Kitab Bustanu'lssalatin, ditulis oleh Nuruddin ar-Raniri dari Kerajaan Aceh yang menulis perihal adat-istiadat Aceh dan anutan agama Islam.
  2. Kitab sastra Gending, ditulis oleh Sultan Agung dari Kerajaan Mataram yang menulis perihal ajaran-ajaran filsafat. Selain itu, Sultan Agung juga menulis kitab Nitisruti, Nitisastra, Astabrata yang berisi perihal anutan susila baik. Ketiga kitab ini bersumber dari kitab Ramayana.
  3. Kitab Ade Allopiloping Bicaranna Pabbahi'e, ditulis oleh Amanna Gappa dari Kerajaan Makassar. Kitab ini berisi perihal hukum-hukum perniagaan bagi kerajaan Makassar.

Kitab Suluk

Ada beberapa kitab Suluk, yaitu :
  1. Suluk Sukarsi, kitab ini menceritakan seseorang (Ki Sukarsa) yang mencari ilmu untuk mendapat kesempurnaan.
  2. Suluk Wujil, kitab ini berisi wejangan-wejangan Sunan Bonang kepada Wujil. Wujil ialah seorang yang kerdil dan bekas abdi Raja Majapahit.
  3. Suluk Malang Sumirang, kitab ini berisi kebanggaan dan mengungkapkan seseorang yang telah mencapai kesempurnaan dan bersatu dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Dokumen

Dokumen ialah surat berharga yang tertulis atau tercetak yang sanggup digunakan sebagai bukti atau keterangan. Dokumen-dokumen itu perlu didokumentasikan. Dokumentasi ialah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan gosip dari aneka macam bidang. Atau santunan atau juga pengumpulan bukti dan keterangan menyerupai gambar, kutipan, guntingan koran, materi referensi, dan lain sebagainya.

Adanya dokumen dalam sejarah nasional Indonesia diawali oleh munculnya organisasi-organisasi pergerakan nasional, contohnya Budi Utomo yang didirikan tahun 1908. Dalam dokumen tersebut tercantum latar belakang berdirinya, tujuan, bentuk perjuangan, dan yang paling penting ialah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi tersebut.

Dalam perkembangan selanjutnya, berdiri pula banyak organisasi pergerakan lain. Masing-masing organisasi mempunyai dokumen. Setelah Indonesia merdeka, muncul aneka macam bentuk organisasi yang juga mempunyai dokumen.

Setiap dokumen yang dibentuk berfungsi untuk mengatur dan mengarahkan kerja organisasi. Setiap perubahan terhadap dokumen itu harus selalu disetujui oleh para anggota organisasi. Dengan demikian, dokumen merupakan sesuatu yang sangat berharga.

Demikian ulasan mengenai Contoh rekaman tertulis dalam tradisi sejarah, semoga menjadi catatan sejarah Indonesia.

Sumber http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Contoh Rekaman Tertulis Dalam Tradisi Sejarah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel