6 Peninggalan Sejarah Kebudayaan Hindu Buddha Indonesia
Daftar Isi Artikel
Seperti telah kita ketahui, bahwa di Indonesia hingga kini masih banyak terdapat peninggalan yang mencatat sejarah masa lampau atau zaman kerajaan. Kali ini Sejarah Nasional dan Dunia akan mengulas aneka macam peninggalan bersejarah bercorak Hindu dan Buddha yang ada di Indonesia.
Peninggalan bersejarah tersebut berupa benda, tulisan, maupun sistem pemerintahan. Peninggalan tersebut antara lain agama, seni bangunan, karya sastra, goresan pena dan bahasa, sistem penanggalan, dan sistem pemerintahan. Berikut ini pembahasan secara rincinya.
Peninggalan bersejarah tersebut berupa benda, tulisan, maupun sistem pemerintahan. Peninggalan tersebut antara lain agama, seni bangunan, karya sastra, goresan pena dan bahasa, sistem penanggalan, dan sistem pemerintahan. Berikut ini pembahasan secara rincinya.
1. Agama
Peninggalan sejarah di bidang keagamaan yang muncul semenjak era ke-2 yaitu agama Buddha dan Hindu. Agama Buddha mungkin telah memasuki Indonesia sekitar era ke-2 hingga ke-5 Masehi menurut inovasi beberapa arca Buddha di Sempaga, Jember, Jawa Timur, dan di Bukit Siguntang.
Agama Buddha mengalami perkembangan yang pesat semenjak era ke-7 dikala Kerajaan Sriwijaya berperan sebagai sentra penyebaran agama Buddha. Sedangkan agama Hindu pertama kali muncul di Kerajaan Kutai sekitar awal era ke-5, lalu berkembang di kerajaan-kerajaan lainnya di Indonesia.
Semenjak dahulu, para penganut Hindu dan Buddha Nusantara telah membuatkan perilaku saling menghormati dan menghargai antar umat beragama. Mereka bahkan saling membantu dalam pembuatan tempat peribadatan, saling menghormati dalam melakukan ibadah masing-masing, dan merayakan hari raya besar keagamaan.
Kerukunan umat Hindu dan Budha masa Kerajaan patutlah dicontoh bagi umat beragama di era modern ini.
2. Seni bangunan
Peninggalan sejarah di bidang seni bangunan (arsitektur) bercorak HIndu Buddha di Indonesia berupa candi, stupa, arca, wihara,keraton, petirtaan, gapura, dan pertapaan.
- Candi yaitu bangunan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan atau penanaman debu mayat seorang raja. Misalnya : candi Sumberjati di Blitar tempat pemakaman Raden Wijaya dan candi Rara Jonggrang di desa Prambanan.
- Stupa yaitu bangunan yang berkaitan dengan agama Buddha yang berfungsi dhatugarbha (tempat menyimpan peninggalan keramat Buddha Gautama) dan caitya (tempat untuk memperingati bencana penting dalam kehidupan Buddha Gautama). Misalnya : stupa Borobudur dan Stupa Kalasan di Yogyakarta.
- Arca yaitu patung yang terutama dibentuk dari kerikil yang dipahat mirip bentuk insan atau binatang. Misalnya : arca Joko Dolok di Surabaya dan Arca Amoghapasa di Padang Roco.
- Wihara yaitu tempat tinggal para bhiksu yang dibentuk dari kayu. Misalnya Wihara yang diduga pernah berada di bersahabat stupa Kalasan.
- Keraton yaitu bangunan rumah tempat tinggal raja atau ratu. Misalnya Keraton kuno Majapahit di tempat Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.
- Petirtaan yaitu tempat pemandian suci yang sering dipakai oleh kalangan istana kerajaan. Misalnya : petirtaan di Jolotundo dan Tirta Empu di Bali.
- Gapura yaitu bangunan yang berupa pintu gerbang, ada yang beratap serta berdaun pintu dan ada yang mirip candi yang terbelah dua.
- Pertapaan yaitu bangunan yang dicerukkan pada suatu gua kerikil dan difungsikan sebagai tempat tinggal para pertapa. Misalnya : Goa Selomangleng di Kediri, Jawa Timur yang menjadi tempat wisata, dan Goa Gajah di Bedudu, Bali.
![]() |
Candi Brobodudur yang kaya stupa |
3. Karya sastra
Peninggalan karya sastra yang dihasilkan para pujangga Nusantara hingga era ke-15 antara lain sebagai berikut :
- Arjuna Wiwaha, karya Empu Kanita
- Sutasoma, karya Empu Tantular
- Negarakertagama, karya Empu Prapanca
- Hariwangsa dan Gatotkacasraya, karya Empu Panuluh
- Smaradhana, karya Empu Dharmaja
- Lubdaka dan Wertasancaya, karya Empu Tanakung
- Kresnayana, karya Empu Triguna
- Sumanasantaka karya Empu Monaguna
4. Tulisan dan bahasa
Peninggalan sejarah dalam bidang goresan pena dan bahasa yaitu goresan pena Palawa dan bahasa Sansekerta. Saat ini, goresan pena Pallawa tidak lagi dipakai oleh masyarakat Indonesia, sebab terdesak oleh penggunaan goresan pena Latin dan Arab. Namun, bahasa Sansekerta masih banyak dipakai dan ikut memperkaya kosakata dalam bahasa Indonesia.
5. Sistem penanggalan
Di India, dikenal perhitungan tahun menurut peredaran bulan, yaitu 1 tahun sama dengan 12 bulan, 1 tahun sama dengan 29 1/2 hari (tidah). Juga perhitungan tahun menurut peredaran matahari yang populer dengan nama tarikh saka, yang dipakai semenjak kekuasaan Raja Kaniskha.
Perbedaan waktu tahun saka dengan tahun Masehi yaitu 78 tahun. Misalnya Prasasti Canggal berangka tahun 654 saka, maka akan dibaca dengan tahun masehi yaitu 654 + 78 = 732 Masehi.
Perbedaan waktu tahun saka dengan tahun Masehi yaitu 78 tahun. Misalnya Prasasti Canggal berangka tahun 654 saka, maka akan dibaca dengan tahun masehi yaitu 654 + 78 = 732 Masehi.
6. Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahan berbentuk kerajaan telah dikenal orang-orang India. Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan.
Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di wilayah Nusantara, mirip : Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Singasari ataupun Majapahit, yaitu kerajaan-kerajaan yang menerapkan sistem pemerintahan yang berasal dari tradisi bangsa India. Sistem kerajaan itu diambil dan dipakai sebab sistem tersebut dianggap cocok.
Demikian 6 peninggalan sejarah kebudayaan Hindu Buddha Indonesia yang sanggup kami sampaikan, agar menambah catatan sejarah kita semua.
0 Response to "6 Peninggalan Sejarah Kebudayaan Hindu Buddha Indonesia"
Posting Komentar