Sistem Pencernaan Makanan
Salam Dunia Pendidikan.....
Struktur badan binatang dan insan terdiri dari beberapa sistem organ tubuh. Sistem organ badan tersebut saling berkaitan dan bekerja satu sama lain sehingga individu sanggup hidup dengan baik.
Sistem organ badan yang penting pada binatang dan insan antara lain
1. GERAK DAN SISTEM ALAT GERAK Þ KINESIOLOGI
2. MAKANAN DAN SISTEM PENCERNAAN Þ GASTROENTEROLOGI
3. DARAH DAN SISTEM PEREDARAN DARAH Þ HEMATOLOGI
4. EKSKRESI DAN SISTEM EKSKRESI Þ NEFROLOGI
5. PERNAFASAN DAN SISTEM PERNAFASAN Þ PULMONOLOGI
6. SISTEM SARAF DAN SISTEM KOORDINASI Þ NEUROLOGI
7. DAN SISTEM HORMON Þ ENDOKRINOLOGI
ZAT MAKANAN
Makanan sehat harus terdiri dari zat-zat nutrien (zat gizi) antara lain :
1. Protein
Mengandung asam amino (essensial dan non essensial). Kebutuhan protein untuk orang remaja yaitu 1 gram/kg.BB/hari. Jika kebutuhan tersebut berlebih, maka kelebihannya akan dibuang melalui ginjal dalam bentuk urea Þ inilah yang disebut Nitrogen Balans.
Asam Amino Essensial yaitu asam amino yang tidak sanggup dibuat sendiri oleh tubuh, jadi harus didatangkan dari luar.
Misalnya : Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, dsb.
Protein tidak menghasilkan energi
2. Lemak (Lipid)
Diperlukan sebagai pelarut beberapa vitamin, sebagai "bantalan lemak" (pelindung jaringan tubuh) dan penghasil energi yang besar (9 kal/g). Kebutuhan lemak untuk orang remaja yaitu 0,5 - 1 gram/kg.BB/hari.
3. Karbohidrat
Sebagai penghasil energi (4 kal/g). Kelebihan karbohidrat dalam badan akan disimpan dalam bentuk lemak.
4. Garam-Garam Mineral
- Kalsium (Ca) | Þ | Untuk membentuk matriks tulang, membantu proses penggumpalan darah dan mensugesti penerimaan rangsang oleh saraf. Kebutuhannya yaitu 0,8 g/hari. |
- Fosfor (P) | Þ | Untuk membentuk matriks tulang, diharapkan dalam pembelahan sel, pada pengurutan otot, metabolisme zat. Kebutuhannya yaitu 1 mg/hari. |
- Besi (Fe) | Þ | Merupakan komponen penting sitokrom (enzim pernafasan), komponen penyusun Hemoglobin. Kebutuhannya yaitu 15 - 30 mg/hari. |
- Fluor (F) | Þ | Untuk menguatkan geligi. |
- lodium (I) | Þ | Komponen penting dalam hormon pertumbuhan (Tiroksin), kekurangan unsur tersebut sanggup terjadi sebelum atau setelah pertumbuhan berhenti |
- Natrium & Klor (NaCl) | Þ | Untuk pembentukan asam klorida (HCl). Kebutuhannya yaitu 1 g/hari. |
5. Vitamin
Diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil, tidak menghasilkan energi. Kekurangan vitamin sanggup mengakibatkan Penyakit Defisiensi.
Vitamin Yang Larut Dalam Air (Water Soluble Vitamins)
- | B1 (Aneurin = Thiamin) | Þ | Untuk mensugesti absorbsi lemak dalam usus. Defisiensinya mengakibatkan Beri-Beri dan Neuritis. |
- | B2 (Riboflavin = Laktoflavin) | Þ | Transmisi rangsang sinar ke mata. Defisiensinya akan menimbulkan Katarak, Keilosis. |
- | Asam Nikotin (Niasin) | Þ | Proses pertumbuhan, perbanyakan sel dan anti pelagra. Defisiensi akan mengakibatkan Pelagra dengan tanda-tanda 3 D: Dermatitis, Diare, Dimensia. |
- | B6 (Piridoksin = Adermin) | Þ | Untuk pergerakan peristaltik usus. Defisiensi akan mengakibatkan Kontipasi (Sembelit). |
Asam Pantotenat | Þ | Defisiensi akan mengakibatkan Dermatitis | |
PABA (Para Amino Asam Benzoat) | Þ | Untuk mencegah timbulnya uban | |
Kolin | Þ | Defisiensi akan menimbulkan timbunan lemak pada hati. | |
Biotin (Vitamin H) | Þ | Defisiensi akan menimbulkan gangguan kulit | |
Asam Folat | Þ | Defisiensi akan menimbulkan Anemia defisiensi asam folat. | |
B12 (Sianokobalamin) | Þ | Defisiensi akan menimbulkan Anemia Pernisiosa | |
Vitamin C (Asam Askorbinat) | Þ | Berfungsi dalam pembentukan sel, pembuatan trombosit. Defisiensi akan menimbulkan pendarahan gusi, karies gigi, pendarahan di bawah kulit. Pada jeruk selain vitamin C ditemukan pula zat Sitrin dan Rutin yang bisa menghentikan pendarahan. Zat tersebut ditemukan olelj Sant-Gyorgi disebut pula Vitamin P. |
Vitamin Yang Larut Dalam Lemak (Lipid Soluble Vitamins)
- | Vitamin A (Aseroftol) | Þ | Berfungsi dalam pertumbuhan sel epitel, mengatur rangsang sinar pada saraf mata. Defisiensi awal akan menimbulkan tanda-tanda Hemeralopia (rabun senja) dan Frinoderma (kulit bersisik). Kemudian pada mata akan timbul Bercak Bitot setelah itu mata akan mengering (Xeroftalmia) akhirnya mata akan hancur (Keratomalasi). |
- | Vitamin D | Þ | Mengatur kadar kapur dan fosfor, (Kalsiferol = Ergosterol) memperlancar proses Osifikasi. Defisiensi akan menimbulkan Rakhitis. Ditemukan oleh McCollum, Hesz dan Sherman. |
- | Vitamin E (Tokoferol) | Þ | Berperan dalam meningkatkan Fertilitas. |
- | Vitamin K (Anti Hemoragi) | Þ | Ditemukan oleh Dam dan Schonheydcr. Berfungsi dalam pembentukan protrombin. Dibuat dalam kolon dengan pertolongan basil Escherichia c0l1 |
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
Alat Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan kuliner pada insan terdiri dari beberapa organ, antara lain adalah:
Gbr. Sistem Pencernaan pada manusia
Mulut | Þ | Dilakukan pencernaan secara mekanik oleh gigi dan kimiawi oleh ludah yang dihasilkan Kelenjar Parotis, Submandibularis dan Sublingualis yang mengandung enzim Amilase (Ptyalin). | ||||||||
Lambung | Þ | Dilakukan secara mekanik dan kimiawi, Sekretin yaitu hormon yang merangsang pankreas untuk mengeluarkan sekretnya. Renin yaitu enzim yang bisa menggumpalkan Kasein (sejenis protein) dalam susu. Fungsi HCI Lambung :
| ||||||||
Usus | Þ | Di dalam Duodenum terdapat getah pankreas (bersifat basa) yang mengandung Steapsin (Lipase), Amilase dan Tripsinogen. Enterokinase adalah suatu aktivator enzim. Dalam usus halus kuliner diabsorbsi. Usus memperluas bidang perembesan dengan melaksanakan jonjot usus (Villi). Dalam usus besar (Kolon), air direabsorbsi serta sissa kuliner dibusukkan menjadi feses selanjutnya dibuang melalui anus (Proses Defekasi). |
GANGGUAN DAN KELAINAN SISTEM PENCERNAAN
Gangguan Sistem Pencernaan
• Apendikitis | Þ | Radang usus buntu. |
• Diare | Þ | Feses yang sangat cair tanggapan peristaltik yang terlalu cepat. |
• Kontipasi (Sembelit) | Þ | Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar) |
• Maldigesti | Þ | Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung. |
• Parotitis | Þ | Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong |
• Tukak Lambung/Maag | Þ | "Radang" pada dinding lambung, umumnya diakibatkan bisul Helicobacter pylori |
• Xerostomia | Þ | Produksi air liur yang sangat sedikit |
Gangguan pada sistem pencernaan kuliner sanggup disebabkan oleh tumpuan makan yang salah, bisul bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini yaitu diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, hingga pada bisul usus buntu (apendisitis).
Diare Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan ibarat ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), kuliner tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu usang mengakibatkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.
Konstipasi (Sembelit)
Sembelit terjadi jikalau kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan lantaran kurang mengkonsumsi kuliner yang berupa flora berserat dan banyak mengkonsumsi daging.
Tukak Lambung (Ulkus) Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari acara ini yaitu terjadinya tukak lambung. Tukak lambung mengakibatkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh bisul basil jenis tertentu.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut: Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium). Gangguan lain yaitu salah cerna tanggapan makan kuliner yang merangsang lambung, ibarat alkohol dan cabai yang menimbulkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan sanggup mengakibatkan terjadinya tabrakan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong tanggapan makan tidak teratur yang pada akhirnya akan menimbulkan pendarahan pada lambung. Gangguan lain pada lambung yaitu gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN HEWAN PEMAMAH BIAK
Struktur khusus sistem pencernaan binatang ruminansia :
1. | Gigi seri (Insisivus) mempunyai bentuk untuk menjepit kuliner berupa tetumbuhan seperli rumput. |
2. | Geraham belakang (Molare) mempunyai bentuk datar dan lobar. |
3. | Rahang sanggup bergerak menyamping untuk menggiling makanan. |
4. | Struktur lambung mempunyai empat ruangan, yaitu: Rumen, Retikulum, Omasum dan Abomasum. |
Sapi, misalnya, mempunyai susunan gigi sebagai berikut:
3 | 3 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | Rahang atas |
M | P | C | I | I | C | P | M | Jenis gigi |
3 | 3 | 0 | 4 | 4 | 0 | 3 | 3 | Rahang bawah |
C = kaninus = gigi taring
P = premolar = geraham depan
M = molar = geraham belakang
Berdasarkan susunan gigi di atas, terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak mempunyai gigi seri potongan atas dan gigi taring, tetapi mempunyai gigi geraham lebih banyak dibandingkan dengan insan sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah kuliner berserat, yaitu penyusun dinding sel flora yang terdiri atas 50% selulosa.
Jika dibandingkan dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek. Esofagus (kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan lebar serta lebih bisa berdilatasi (mernbesar). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan sekitar 5 cm.
Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dart isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan kuliner sementara yang akan dimamah kembali (kedua kah). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.
Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan kuliner alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada ketika otot sfinkter berkontraksi.
Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi kuliner yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh basil dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, kuliner akan diteruskan ke retikulum dan di kawasan ini kuliner akan dibuat menjadi gumpalan-gumpalan yang masih berangasan (disebut bolus). Bolus akan Jimuntahkan kembali ke verbal untuk dimamah kedua kali. Dari mulut kuliner akan ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebetulnya dan di kawasan ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim.
Selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan merombak selulosa menjadi asam lemak. Akan tetapi, basil tidak tahan hidup di abomasum lantaran pH yang sangat rendah, kesudahannya basil ini akan mati, namun sanggup dicernakan untuk menjadi sumber protein bagi binatang pemamah biak. Dengan demikian, binatang ini tidak memerlukan asam amino esensial ibarat pada manusia.
Hewan ibarat kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung ibarat pada sapi untuk fermentasi seluIosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh basil terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih berangasan lantaran proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum. Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh basil dan protozoa tertentu.
Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar badan seringkali dimakan kembali. Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat makanan, yang akan dicernakan lagi oleh kelinci.
Sekum pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan sekum karnivora. Hal itu disebabkan lantaran kuliner herbivora bervolume besar dan proses pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume kuliner kecil dan pencernaan berlangsung dengan cepat.
Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa).
Enzim selulase yang dihasilkan oleh basil ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga sanggup menghasilkan bio gas yang berupa CH4 yang sanggup dipakai sebagai sumber energi alternatif.
Tidak tertutup kemungkinan basil yang ada di sekum akan keluar dari badan organisme bersama feses, sehingga di dalam feses (tinja) binatang yang mengandung materi organik akan diuraikan dan sanggup melepaskan gas CH4 (gas bio).
Semoga Bermanfaat..........
Sumber http://ladangilmu-tarya.blogspot.com
0 Response to "Sistem Pencernaan Makanan"
Posting Komentar