iklan

Sejarah Seni Rupa Indonesia


Sejarah Seni Rupa Indonesia

Sejarah memberi petunjuk kepada kita ihwal terjadi nya rentetan insiden pada zaman yang telah lampau, peristiwa-peristiwa itu mungkin menawarkan citra yang tersambung secara terus menerus, tetapi juga mungkin secara terputus-putus terhadap segala kehidupan insan dan hasil karya seni nya di dunia. Oleh lantaran itu dari sejarah tersebut kita juga sanggup mengetahui hasil-hasil budaya di masa lalu.
Kajian sejarah seni rupa menunjuk bahwa senirupasuatubangsatakdapatberkembangkalautidakmendapatpengaruhdariluar.Perkembangannyaselalumenunjukansebagaisuatupertumbuhandariawalkemudiantumbuh, akhirnyamencapaititikpuncakataudenganistilahseniklasik.Olehkarenaitu di duniainitidakada yang abadi, makapencapaianpuncakinipunakanmengalamisaatterakhirnya, pada suatusaatakanmengalamikelahirannyakembali (renaisance). Jadidapatdikatakanbahwasejarahsenirupaadalahsuatucatatanperistiwaterjadinyaciptaanseni visual duaatautiga dimensional dariwaktukewaktusecaraperiodesasi.
A. SIFAT – SIFAT UMUM SENI RUPA INDONESIA
1. Tradisional/statis: adanyakebudayaanagrarismengarah pada bentukkesenian yang berpegang pada suatukaidah yang turuntemurun.
2. Progresif: Adanyakebudayaanmaritim. Kesenian Indonesia seringdipengaruhikebudayaanluar yang kemudian di padukandandikembangkansehinggamenjadimilikbangsa Indonesia sendiri.
3. BersifatKebinekaan: Indonesia terdiridaribeberapadaerahdengankeadaanlingkungandanalam yang berbeda, sehinggamelahirkanbentukungkapanseni yang beranekaragam.
4. BersifatSeniKerajinan: Kekayaanalam Indonesia yang menghasilkanbermacam – macambahanuntukmembuatkerajinan
5. Bersifat Non Realis: Latarbelakang agama orisinil yang primitifberpengaruh pada ungkapanseni yang selalubersifatperlambangan / simbolisme.
B. SENI RUPA PRASEJARAH INDONESIA
Zamanprasejarah (Prehistory) adalahjamansebelumditemukansumber–sumberataudokumen–dokumentertulismengenaikehidupanmanusia.Latarbelakangkebudayaannyaberasaldarikebudayaan Indonesia yang disebarkanolehbangsaMelayuTuadanMelayuMuda. Agama orisinil pada waktuituanimismedandinamisme yang melahirkanbentukkeseniansebagai media upacara (bersifatsimbolisme)
Jamanprasejarah Indonesia terbagiatas: JamanBatudanJamanLogam
1. SeniRupaZamanBatu
2.
Zamanbatuterbagilagimenjadi: Jamanbatutua (Palaeolithikum), Jamanbatumenengah (Mesolithikum), Jamanbatumuda (Neolithikum), kemudianberkembangkeseniandaribatu di jamanlogamdisebutjamanmegalithikum (BatuBesar). Peninggalan–peninggalannyayaitu:
a. SeniBangunan
Manusiaphaleolithikumbelummemilikitempattinggaltetap, merekahidupmengembara (non modern) danberburuataumengumpulkanmakanan (food gathering) tanda–tandaadanyakaryasenirupadimulaidarizamanMesolithikum.Merekasudahmemilikitempattinggaldi go –goa. Sepertigoa yang ditemukan di Sulawesi Selatan danIrian Jaya.Jugaberuparumah – rumahpanggung di tepipantai, denganbukti–buktiseperti yang ditemukan di pantai Sumatera Timurberupabukit – bukitkerang (Klokkenmodinger) sebagaisisa–sisasampahdapurparanelayan
KemudianZamanNeolithikum, manusiasudahbisabercocoktanahdanberternak (food producting) sertabertempattinggaltinggal di rumah–rumahkayu/bambu
Pada zamanmegalithikumbanyakmenghasilkanbangunan–bangunandaribatu yang berukuranbesaruntukkeperluanupacara agama, sepertipunden, dolmen, sarkofaq, mejabatudan lain-lain
b. SeniPatung
Senipatungberkembang pada jamanNeolithikum, berupapatung–patungnenekmoyangdanpatungpenolakbala, bergaya non realistis, terbuatdarikayuataubatu.Kemudianzamanmegalithikumbanyakditemukanpatung–patungberukuranbesarbergayastatis monumental dandinamispiktural
c. SeniLukis
Dari jamanMesolithikumditemukanlukisan–lukisan yang dibentuk pada dindingguasepertilukisangoa di Sulawesi Selatan danPantai Selatan Irian Jaya.Tujuanlukisanuntukkeperluanmagisdan ritual, sepertiadegangperburuanbinatanglambangnenekmoyangdan cap jari.Kemudian pada jamanneolithikumdanmegalithikum, lukisanditerapkan pada bangunan–bangunandanbenda–bendakerajinansebagaihiasanornamentik (motif geometris atau motif perlambang)
3. Seni Rupa Jaman Logam
Jaman logam di Indonesia dikenal sebagai jaman perunggu, Karena banyak ditemukan benda – benda kerajinan dari materi perunggu mirip ganderang, kapak, bejana, patung dan perhiasan, karya seni tersebut dibentuk dengan teknik mengecor (mencetak) yang dikenal dengan 2 teknik mencetak:
1) Bivalve, ialah teknik mengecor yang bisaa di ualng berulang
2) Acire Perdue, ialah teknim mengecor yang hany satu kali pakai (tidak sanggup diulang)
C. SENI RUPA INDONESIA HINDU
Kebudayaan Hindu berasal dari India yang menyebar di Indonesia sekitar periode pertama Masehi melalui kegiatan perdagangan, agama dan politik.Pusat perkembangannya di Jawa, Bali dan Sumatra yang kemudian bercampur (akulturasi) dengan kebudayaan orisinil Indonesia (kebudayaan istana dan feodal). Proses akulturasi kebudayan India dan Indonesia berlangsung secara sedikit demi sedikit dalam kurun waktu yang lama, yaitu dengan proses:
a. Proses peniruan (imitasi)
b. Proses Penyesuaian (adaptasi)
c. Proses Penguasaan (kreasi)
1. Ciri–Ciri Seni Rupa Indonesia Hindu
a) Bersifat Peodal, yaitu kesenian berpusat di istana sebagai medi dedikasi Raja (kultus Raja)
b) Bersifat Sakral, yaitu kesenian sebagai media upacara agama
c) Bersifat Konvensional, yaitu kesenian yang bertolak pada suatu pedoman pada sumber aturan agama (Silfasastra)
d) Hasil akulturasi kebudayaan India dengan Indonesia
2. Karya Seni Rupa Indonesia Hindu
a. Seni Bangunan:
1) Bangunan Candi
Candi berasala dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu Dewa simpulan hidup (Dugra). Karenanya candi selalu dihubungkan dengan mnumen untuk memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati, selain itu candi pula berfungsi sebagai:
Ø Candi Stupa: didirikan sebagai lambang Budha, teladan candi Borobudur
Ø Candi Pintu Gerbang: didirikan sebagai gapura atau pintu masuk, contohnya candi Bajang Ratu
Ø Candi Balai Kambang/Tirta: didirikan didekat/ditengah kolam, teladan candi Belahan
Ø Candi Pertapaan: didirikan di lereng–lereng tempat Raja bertapa, contohnya candi Jalatunda
Ø Candi Vihara: didirikan untuk tempat para pendeta bersemedhi contohnya candi Sari
Struktur bangunan candi terdiri dari 3 bagian
Ø Kaki candi yakni bab dasar sekaligus membentuk denahnya (berbentuk segi empat, bujur kandang atau segi 20)
Ø Tubuh candi. Terdapat kamar–kamar tempat arca atau patung
Ø Atap candi: berbentuk limas an, bermahkota stupa, lingga, ratna atau amalaka
Bangunan candi ada yang berdiri sendiri ada pula yang kelompok. Ada dua system dalam pengelempokan candi, yaitu:
Ø Sistem Konsentris (hasil imbas dari India) yaitu induk candi berada di tengah–tengah anak–anak candi, contohnya kelompok candi lorojongrang dan prambanan
Ø Sistem membelakangi (hasil kreasi orisinil Indonesia ) yaitu induk candi berada di belakang anak – anak candi, contohnya candi penataran
2) Bangunan pura
Pura yakni bangunan tempat Dewa atau arwah leluhur yang banyak didirikan di Bali. Pura merupakan komplek bangunan yang disusun terdiri dari tiga halaman imbas dari candi penataran yaitu:
Ø Halaman depan terdapat balai pertemuan
Ø Halaman tengah terdapat balai saji
Ø Halaman belakang terdapat; meru, padmasana, dan rumah Dewa
Seluruh bangunan dikelilingi dinding keliling dengan pintu gerbangnya ada yang berpintu / bertutup (kori agung) ada yang terbuka ( candi bentar)
Ø Pura agung, didirikan di komplek istana
Ø Pura gunung, didirikan di lereng gunung tempat bersemedhi
Ø Pura subak, didirikan di kawasan pesawahan
Ø Pura laut, didirikan di tepi pantai
3) Bangunan Puri
Puri yakni bangunan yang berfungsi sebagai sentra pemerintahan dan sentra keagamaan. Bangunan–bangunan yang terdapat di komplek puri antara lain: Tempat kepala keluarga (Semanggen), tempat upacara meratakan gigi (Balain Munde) dsb
b. Seni patung Hindu Budha
Patung dalam agama Hindu merupakan hasil perwujudan dari Raja dengan Dewa penitisnya. Orang Hindu percaya adanya Trimurti: Dewa Brahma Wisnu dan Siwa. Untuk membedakan mereka setiap patung diberi atribut keDewaan (laksana/ciri), contohnya patung Brahma laksananya berkepala empat, bertangan empat dan kendaraanhya (wahana) hangsa). Sedangkan pada patung wisnu laksananya yakni para mahkotanya terdapat bulan sabit, dan tengkorak, kendaraannya lembu, (nadi) dsb
Dalam agama Budha bisaa dipatungkan yakni sang Budha, Dhyani Budha, Dhyani Bodhidattwa dan Dewi Tara. Setiap patung Budha mempunyai tanda – tanda kesucian, yaitu:
Ø Rambut ikal dan berjenggot (ashnisha)
Ø Diantara keningnya terdapat titik (urna)
Ø Telinganya panjang (lamba-karnapasa)
Ø Terdapat juga kerutan di leher
Ø Memakai jubah sanghati
c. Seni hias Hindu Budha
Bentuk bangunan candi bekerjsama hasil tiruan dari gunung Mahameru yang dianggap suci sebagai tempatnya para Dewa.Oleh alasannya yakni itu Candi selalu diberi hiasan sesuai dengan suasana alam pegunungan, yaitu dengan motif tanaman dan fauna serta mahluk azaib.
Bentuk hiasan candi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Hiasan Arsitektural ialah hiasan bersifat 3 dimensional yang membentuk struktur bangunan candi, contohnya:
Ø Hiasan mahkota pada atap candi
Ø Hisana menara sudut pada setiap candi
Ø Hiasan motif kala (Banaspati) pada bab atas pintu
Ø Hiasan makara, simbar filaster,dll
2) Hiasan bidang ialah hiasan bersifat dua dimensional yang terdapat pada dinding / bidang candi, contohnya
Ø Hiasan dengan cerita, candi Hindu ialah Mahabarata dan Ramayana: sedangkan pada candi Budha yakni Jataka, Lalitapistara
Ø Hiasan tanaman dan fauna
Ø Hiasan pola geometris
Ø Hiasan makhluk khayangan
3. Kronologis Sejarah Seni rupa Hindu Budha
a. Seni rupa Jawa Hindu periode Jawa Tengah, terbagi atas:
1) Zaman Wangsa Sanjaya
Candi – candi hanya didirikan di kawasan pegunungan. Seni patungnya merupakan perwujudan antara insan dengan hewan (lembu atau garuda)
2) Zaman Wangsa Syailendra
Peninggalan candinya : kelompok Candi Prambanan, Kelompok Candi Sewu, Candi Borobudurm, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Mendut Dan Kelompok Candi Plaosan
Seni patungnya bersifat Budhis, contohnya patung Budha dan Budhisatwa di Candi Borobudur
b. Seni rupa Jawa Hindu periode Jawa Timur, terbagi atas:
1) Jaman Peralihan
Pada seni bangunannya sudah meperlihatkan tanda–tanda gaya seni jawa timur mirip tampak pada Candi Belahan yaitu pada perubahan kaki candi yang bertingkat dan atapnya yang makin tinggi. Kemudian pada seni patungnya dudah tidak lagi memperlihatkan tradisi India, tetapi sudah diterapkan proposisi Indonesia mirip pada patung Airlangga
2) Zaman Singasari
Pada seni bangunannya sudah benar – benar meperlihatkan gaya seni Jawa Timur baik pada struktur candi maupun pada hiasannya, contohnya: candi singosari, candi kidal, dan candi jago. Seni patungnya bergaya Klasisistis yang bertolak dari gaya seni Jawa Tengah, hanya seni patung singosari lebih lebih halus pahatannya dan lebih kaya dengan hiasan contohnya patung Prajnaparamita, Bhairawa dan Ganesha.
3) Jaman Majapahit
Candi–candi Majapahit sebagian besar sudah tidak utuh lagi lantaran terbuat dari kerikil bata, perbedaan dengan candi di Jawa Tengah yang terbuat dari kerikil kali / andhesit peninggalan candinya: kelompok candi Penataran, Candi Bajangratu, candi Surowono, candi Triwulan dan lain-lain.
Kemudian pada seni patungnya sudah tidak lagi memperlihatkan gaya klasik Jawa Tengah, melainkan gaya magis monumental yang lebih menonjolkan tradisi Indonesia mirip tampak pada raut muka, pakaian batik dan perhiasan khas Indonesia. Selain patung dari kerikil juga dikelan patung realistic dari Terakotta (tanah liat) hasil imbas darin Campa dan China, contohnya patung wajah Gajah Mada
c. Seni Rupa Bali Hindu
Di Bali jarang ditemukan candi alasannya yakni masyarakatnya tidak mengenal Kultus Raja.Seni bangunan utama di Bali yakni Pura dan Puri.Pura sebagai bangunan suci tetapi di dalamnya tidak terdapat patung perwujudan Dewa lantaran masyarakat Bali tidak mengenal an-Iconis yaitu tidak mengebal patung sebagai objek pemujaan, adapun patung hanya sebagai hiasan saja.
4. Perbedaan Gaya Seni Jawa Tengah Dengan Jawa Timur
a. Perbedaan struktur bangunan candi
Ø Candi Jateng terbuat dari kerikil adhesit, sedangkan di Jatim terbuat dari kerikil bata
Ø Candi Jateng bentuknya tambun, sedangkan di Jatim bentuknya ramping
Ø Kaki candi Jateng tidak berundak sedangkan di Jatim berundak
Ø Atap candi Jateng pendek, sedangkan di Jatim lebih tinggi
Ø Kumpulan candi di Jateng dengan system konsentris, sedangkan di Jatim dengan sistem membelakangi
b. Perbedaan pada seni patungnya
Ø Patung – patung di Jateng hanya sebagai perwujudan Dewa/Raja sedangkan di Jatim ada pula perwujudan insan bisaa
Ø Seni patung Jateng bergaya simbolis realistis, sedangkan di Jatim jaman Singasari bergaya klasisitis dan jaman Majapahit bergaya magis monumental
Ø Prambandala (lingkaran kesaktian) pada patung Jateng terdapat pada bab belakang kepala, sedangkan di Jatim terdapat di bab belakang seluruh tubuh ibarat pengecap api
Ø Pakaian Raja / Dewa pada seni patung Jateng masih dipengaruhi tradisi India, sedangkan di Jatim khas Indonesia mirip pakaian batik, selendang dan ikat kepala
c. Perbedaan hiasan candi
Ø Hiasan adegan dongeng pada candi Jateng bergala realis, sedangkan di Jatim bergaya Wayang (distorsi)
Ø Adegan dongeng pada candi Jateng hanya ihwal Mahabarata dan Ramayana, sedangkan di Jatim ada pula adegan dongeng orisinil Indonesia, contohnya dongeng Panji
Ø Motif hias pada candi di Jateng bersifat Hindu dan Budha sedangkan di Jatim ada pula hias orisinil Indonesia sperti motif penawakan dan gunungan serta perlambangan
Ø Hiasan pada candi di Jatim lebih padat dan dipusatkan pada seni Cina mirip motif awan dan kerikil karang
D. SENI RUPA INDONESIA ISLAM
Agama Islam masuk ke Indonesia sekitar periode ke 7 M oleh para pedagang dari India, Persia dan Cina. Mereka membuatkan fatwa Islam sekligus memperkenalkan kebudayaannya masing – masing, maka timbul akulturasi kebudayaan
Seni rupa Islam juga dikembangkan oleh para empu di istana – istana sebagai media dedikasi kepada para penguasa (Raja/Sultan) kemudian dalam kaitannya dengan penyebaran agama Islam, para walipun berperan dalam mengembangkan seni di masyarakat pedesaan, contohnya da’wah Islam disampaikan dengan media seni wayang
1. Ciri – Ciri Seni Rupa Indonesia Islam
a. Bersifat feodal, yaitu kesenian yang bersifat di istana sebagai media dedikasi kepada Raja/sultan
b. Bersumber dari kesenian pra Islam (seni prasejarah dan seni Hindu Budha)
c. Berperan
2. Karya Seni Rupa Indonesia Islam
a. Seni Bangunan
1) Mesjid
Pengaruh hindu tampak pada bab atas mesjid yang berbentuk limas bersusun ganjil (seperti atap Balai Pertemuan Hindu Bali), contohnya atap mesjid Agung Demak dan Mesjid Agung Banten
2) Istana
Istana / keraton berfungsi sebagai tempat tinggal Raja, sentra pemerintahan.Pusat kegiatan agama dan budaya. Komplek istana bisaanya didirikan di sentra kota yang dikelilingi oleh dinding keliling dan parit pertahanan.
3) Makam
Arsitektur makam orang muslimin di Indonesia merupakan hasil imbas dari tradisi non muslim. Pengaruh seni prasejarah tampak pada bentuk makam mirip punden berundak. Sedangkan imbas hindu tampak pada nisannya yang diberi hiasan motif gunungan atau motif kala makara. Adapun imbas dari Gujarat India yaitu pada makam yang beratap sungkup
b. Seni Kaligrafi
Seni kaligrafi atau seni khat yakni seni goresan pena indah. Dalam kesenian Islam memakai bahasa arab. Sebagai bentuk simbolis dari rangkaian ayat–ayat suci Al – Qur’an. Berdasarkan fungsinya seni kaligrafi dibedakan menjadi, yaitu:
1) Kaligrafi terapan berfungsi sebagai dekorasi / hiasan
2) Kaligrafi piktural berfungsi sebagai pembentuk gambar
3) Kaligrafi ekspresi berfungsi sebagai media ungkapan perasaan mirip kaligrafi karya AD. Pireus dan Ahmad Sadeli
c. Seni Hias
Seni hias islam selalu menghindari penggambaran makhluk hidup secara realis, maka untuk penyamarannya dibuatkan stilasinya (digayakan) atau diformasi (disederhanakan) dengan bentuk tumbuh – tumbuhan
E. SENI RUPA INDONESI MODERN
Istilah “modern” dalam seni rupa Indonesia yaitu betuk dan perwujudan seni yang terjadi akhir dari imbas kaidah seni Barat / Eropa. Dalam perkembangannya sejalan dengan usaha bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan
1. Masa Perintis
Dimulai dari prestasi Raden Saleh Syarif Bustaman (1807 – 1880), seorang seniman Indonesia yang berguru kesenian di eropa dan sekembalinya di Indonesia ia membuatkan hasil pendidikannya. Kemudian Raden Saleh dikukuhkan sebagai bapak perintis seni lukisan modern
2. Masa seni lukis Indonesia jelita / moek (1920 – 1938)
Ditandai dengan hadirnya sekelompok pelukis barat yaitu Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie Smite, R. Locatelli dan lain – lain. Ada beberapa pelukis Indonesia yang mengikuti kaidah / teknik ini antara lain: Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi dan Wahid Somantri
3. Masa PERSAGI (1938 – 1942)
PERSAGI (Peraturan Ahli Gambar Indonesia) didirikan tahun 1938 di Jakarta yang diketuai oleh Agus Jaya Suminta dan sekreTarisnya S. Sujoyono, seangkan anggotanya Ramli, Abdul Salam, Otto Jaya S, Tutur, Emira Sunarsa (pelukis perempuan pertama Indonesia) PERSAGI bertujuan supaya para seniman Indonesia sanggup membuat karya seni yang kreatif dan berkepribadan Indonesia
4. Masa Pendudukan Jepang (1942 – 1945)
Pada jaman Jepang para seniman Indonesia disediakan wadah pada balai kebudayaan Keimin Bunka Shidoso. Para seniman yang aktif ialah: Agus Jaya, Otto Jaya, Zaini, Kusnadi dll. Kemudian pada tahun 1945 berdiri forum kesenian dibawah naungan POETRA (Pusat tenaga Rakyat) oleh empat sekawan: Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH. Mansur
5. Masa Sesudah Kemerdekaan (1945 – 1950)
Pada masa ini seniman banyak teroragisir dalam kelompok – kelompok diantaranya:
Sanggar seni rupa masyarakat di Yogyakarta oleh Affandi, Seniman Indonesia Muda (SIM) di Madiun, oleh S. Sujiono, Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) Djajengasmoro, Himpunan Budaya Surakarta (HBS) dan lain-lain.
6. Masa Pendidikan Seni Rupa Melalui Pendidikan Formal
Pada tahun 1950 di Yogyakarta berdiri ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) yang kini namanya menjadi STSRI (Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia) yang dipelopori oleh RJ.Katamsi, kemudian di Bandung berdiri Perguruan Tinggi Guru Gambar (sekarang menjadi Jurusan Seni Rupa ITB) yang dipelopori oleh Prof. Syafe Sumarja. Selanjutnya LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta) disusul dengan jurusan – jurusan di setiap IKIP Negeri bahkan sekarag pada tingat SLTA
7. Masa Seni Rupa Baru Indonesia
Pada tahun 1974 muncul para seniman Muda baik yang berpendidikan formal maupun otodidak, mirip Jim Supangkat, S. Priaka, Harsono, Dede Eri Supria, Munni Ardhi, Nyoman Nuarta, dan lain-lain
F. ALIRAN–ALIRAN SENI LUKIS
Aliran seni lukis muncul di eropa pada abd ke 19 yang dipengaruhi oleh pesatya perkembangan di bidang ilmu dan teknologi. Penemuan teori–teori gres itu kemudian dijadikan kaidah seni yang berlaku dalam ikatan kelompok pendukungnya, maka lahirlah suatu aliran atau faham dalam seni:
1. Kalsisisme, cirinya: Objek lukisan mirip dibuat–buat dekoratif, berkesan indah dan elok. Tokohnya: Watteau, Ringaud, Viee Lebrun, Fragnorad dan Marisot Boucher
2. Neoklasisisme, cirinya objek lukisan sekitar lingungan istana dan tokoh agama, bersifat intelektual dan akademis.Semua bentuk dibatasi dengan garis nyata, berkesan hening dan agung.Pelopornya Louis Davis kemudian dilanjutkan oleh Ingres
3. Romantisme, cirinya: bertemakan ihwal dongeng yang dahsyat atau kegemilangan sejarah dan insiden yang menggugah perasaan, emosional kaya dengan warna dan kontras cahaya, kesan gerak lebih menonjol bahkan melebihi insiden sebenarnya. Tokohnya: Teodore Gericault, Delaxroix, Cemille Corot, Rouseau. Millet dll
4. Realisme, cirinya: mengungkapkan insiden yang bekerjsama dengan objek lukisan ihwal rakyat jelata, kemiskinan atau kepahitan hidup, penderitaan dan kesibukan – kesibukan, tokohnya Gustave Courbet dan George Hendrik Breitner
5. Naturalisme, cirinya: melukis objek alam / pemandangan secara visual (forografis) tanpa ada penafsiran lain. Pelukisnya; Rudolf Bonnet, Le Mayeur, R. Locatelli dab Albercth Durer
6. Improsionisme, cirinya: melukis kesan alam secara pribadi dan cepat menurut kaidah aturan cahaya, garis kontur / blabar dan kaya dengan warna, pelukisnya : Claude Monet, Degas, Pisarro dll
7. Pointilisme, cirinya: melukis dengan teknik bintik – bintik kecil untuk menampilkan imbas cahaya dan warna, pelukisnya Seurat
8. Ekspresionisme, cirinya : hasil ungkapan emosi dan perasaan objeknya menyimpang dari bentuk alam, spontanitas dan kecepatan dalam melukis dana memakai warna secara murni. Pelopornya ialah Vincent, Van Gogh dan para pengikutnya: Emil Nolde, Karl Scmidt dan Mondesohn
9. Kubisme, ada dua jenis yaitu Kubisme Analitis cirinya objek lukisan ibarat susunan balok / kubus yang berkesan 3 dimensi, dan kubisme sintesis cirinya objek lukisan ibarat susunan bidang trasparan yang berkesan 2 dimensi. Pelukisnya Pablo Picasso, George Braque, Jan Gris, dan Fernand Leger
10. Futurisme, cirinya: menampilkan kesan gerak pada objek dengan cara pengulangan bentuk yang berubah – rubah arah. Pelukisnya: G. Balla, Severini, dan Carlo Carra
11. Abstrak, cirinya melukis hasil ungkapan batin yang tidak ada identifikasinya di dunia konkret dengan mempergunakan kesatuan garis, bidang, warna dan unsur seni rupa lainnya.Pelukisnya : Wassily Kadinsky, Piet Mondrin dan Malevich
12. Dadaisme, cirinya: lukisan mirip kekanak – kekanakan, nihilistic, naïf, lucu, menolak aturan seni dan keindahan. Pelopornya Paul Klee
13. Surrealisme, cirinya: objek lukisan tampak absurd dan asing seolah – olah hanya terdapat di alam cita-cita , pelukisnya Salvador dali, Marc Ghagall Joan Miro dll.
14. Pop Art, cirinya: berkesan seolah – olah sindiran, karikatur, humor dan apa adanya dari objek aa saja sanggup ditampilkan walaupun tidak lajim dalam karya seni, senimannya Tom Waselman, Cristo dan lain – lain
15. Optical Art, cirinya: termasuk seni non objektif dengan menampilkan bentuk – bentuk geometris atau garis – garis yang diulang secara teratur rapih dan terperinci dengan warna – warna cemerlang pelukisnya: Jackson Pollok, William de Kooning dan Andy Warhol

Unsur Unsur Seni Rupa

Ada beberapa unsur yang menjadi dasar terbentuknya wujud seni rupa, yaitu : titik, garis, bidang, bentuk, warna, dan tekstur.

Titik

Titik yakni unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar (esensial), dari sebuah titik sanggup dikembangkan menjadi garis atau bidang. sebuah gambar dalam bidang gambar akan berawal dari sebuah titik dan berhenti pada sebuah titik juga.

.

Titik

Garis

Garis yakni suatu hasil tabrakan konkret dan batas limit suatu benda, ruang, rangkaian masa dan warna. Garis sanggup panjang, pendek, tebal, tipis, lurus, melengkung, berombak, vertikal, horizontal, diagonal, patah-patah, putusputus, dan sebagainya. Berbagai macam garis tersebut mempunyai karateristik yang berbeda-beda.seperti; keras, kokoh, stabil, lembut, dinamis, gerak, dan masih banyak lagi. Dengan media garis ini sanggup dibentuk tulisan, gambar, coretan, simbol, dan lain-lain, sehingga garis menjadi unsur utama dalam seni rupa.

Bidang

Bidang merupakan suatu area yang dibentuk oleh garis, mempunyai dimensi pajang, lebar dan luas serta mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis. Bentuk bidang sangat bervariaisi, sanggup geometris, organis, bersudut, tak teratur, dan bulat. Bidang-bidang yang datar tersebut apabila disusun seakan-akan membentuk kesan tiga dimensi.

Bentuk

Titik, garis, atau bidang akan menjadi bentuk apabila terlihat. Sebuah titik betapapun kecilnya niscaya mempunyai raut, ukuran, warna, dan tekstur. Bentuk ada dua macam, yaitu:
• Bentuk dua dimensi yang mempunyai dimensi panjang dan lebar
• Bentuk tiga dimensi yang mempunyai dimensi panjang, lebar, dan tebal/volume.

Warna

Warna merupakan kesan yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap mata, oleh lantaran itu warna tidak akan terbentuk jikalau tidak ada cahaya.
Secara umum warna sanggup digolongkan menadi tiga kelompok utama, yaitu:
1). Warna primer: merah, biru, dan kuning
2). Warna sekunder: warna hasil adonan yang seimbang antara warna primer dengan warna primer.
• warna ungu (violet) adonan merah dan biru,
• warna orange adonan warna merah dan kuning, dan
• warna hijau adonan warna kuning dan biru.
3). Warna tersier: merupakan hasil adonan warna sekunder dengan warna primer.
• warna merah ungu adonan warna merah dengan ungu
• warna ungu biru adonan warna ungu dengan biru
• warna hijau biru adonan warna hijau dengan biru
• warna kuning hijau adonan warna kuning dengan hijau
• warna orange kuning adonan warna orange dengan kuning
• warna merah orange adonan warna merah dengan orange
Disamping itu juga dikenal dengan istilah warna komplementer, yaitu dua warna yang terletak sempurna berseberangan atau berhadapan pada garis lurus yang ditarik melalui titik sentra lingkaran warna.
Beberapa warna komplementer:
• Warna merah pelengkap dengan warna hijau
• Warna kuning pelengkap dengan warna ungu (violet)
• Warna biru pelengkap dengan warna orange
Lingkaran Warna
Dari sekian banyak warna, sanggup dibagi dalam beberapa bab yang sering dinamakan dengan sistem warna Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 mencakup :
a. Hue, yakni istilah yang dipakai untuk memperlihatkan nama dari suatu warna, mirip merah, biru, hijau dsb.
b. Value, yakni dimensi kedua atau mengenai terperinci gelapnya warna. Contohnya yakni tingkatan warna dari putih hingga hitam.
c. Intensity, seringkali disebut dengan chroma, yakni dimensi yang berafiliasi dengan cerah atau suramnya warna.

Tekstur

Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan baik konkret maupun semu, sanggup halus, kasar, licin, dan sebagainya.
Berdasarkan hubungannya dengan indera penglihatan, tekstur sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Tekstur nyata, yaitu tekstur yang jikalau diraba maupun dilihat secara fisik tersa berangasan dan halusnya.
b. Tekstur semu, yaitu tekstur yang tidak mempunyai kesan yang sama antara yang dilihat dan diraba. Tekstur semu terjadi lantaran kesan perspektif dan gelap terang.

Prinsip penyusunan unsur seni rupa

Beberapa prinsip dalam mengolah seni rupa dasar secara umum yakni sebagai berikut:
• Kesatuan (unity)
Merupakan paduan dari banyak sekali unsur seni rupa yang membentuk suatu konsep sehingga menawarkan kesan satu bentuk yang utuh.
• Simetri (symetry)
Menggambarkan dua atau lebih unsur yang sama dalam suatu susunan yang diletakkan sejajar atau unsur-unsur di bab kiri sama dengan bab kanan.
• Irama,(rhythm)
Merupakan suatu pengulangan unsur-unsur seni rupa (garis, bentuk, atau warna) secara berulang (terus menerus), teratur, dan dinamis.
• Keseimbangan (balance)
Merupakan penempatan unsur-unsur seni rupa ( warna, bidang, bentuk) dalam suatu bidang baik secara teratur maupun acak. Keseimbangan sanggup diwujudkan melalaui penyusunan unsur seni rupa yang simetris maupun asimetris. Keseimbangan menawarkan tekanan pada stabilitas.
• Harmoni (harmony)
Merupakan keselarasan paduan unsur-unsur seni rupa yang berdampingan, sedang hal sebaliknya (bertentangan) disebut kontras. Harmoni terbentuk lantaran adanya unsure keseimbanganm keteraturan, kesatuan, dan keterpaduan yang masing-masing saling mengisi

Aliran-Aliran Dalam Seni Rupa
PENGERTIAN
Istilah aliran disebut juga isme/paham/pandangan.
Latar belakang munculnya aliran:
·         Aliran-aliran dalam seni rupa muncul akhir munculnya bentuk kreatifitas seniman dalam menentukan dan mengolah objek, bahan, teknik dan gaya.
·         Bagi seniman besar munculnya kebosanan terhadap suatu aliran
SEJARAH KEMUNCULAN
Pada periode ke 17 di Eropa, kaum bangsawan, kelompok menengah dan gereja sebagai patron bidang kesenian. Seni berkembang mejadi lebih realistik dan narturalistik serta pribadi menyentuh perasaan pengamatnya, serta ukurannya besar, gaya ini disebut sebagai gaya
Baroque. Di Italia tokohnya dalam seni lukis yakni Caravaggio, Diego Velazquez, dalam seni patung Gianlorenzo Bernini populer dengan patungnya The Ecstacy of St Teresa. Di belahan Utara Eropa ada pelukis ternama Paul Rubens dari Antwerp dengan lukisannya The ssumption of the Virgin, dan di Belanda ada Rembrant populer dengan teknik chiaroscuro dan fumatonya. Selain dalam bidang seni lukis dan patung, dalam bidang seni arsitektur juga berkembang pesat, dengan munculnya orang kaya gres bekerjasama dengan pihak gereja, mereka senang
membuat istana, gereja dan bangunan-bangunan besar yang indah. Akhir zaman Barocque disebut zaman Racoco, pada zaman ini formalisme dalam lukisan ditinggal, para seniman berupaya melepaskan diri dari aturan-aturan akademis dalam membuat komposisi. Ciri dari karya seni lukis zaman ini yakni suasana besar hati ihwal keadaan yang indah dengan manusia-manusia elok di alam dan komposisi dinamis dari obyek yang dilukiskan.
MACAM-MACAM ALIRAN SENI RUPA
1.      ALIRAN KLASIKISME
·         Yaitu aliran yang berpandangan padaupaya penggalian kembali ide-ide estetik jaman klasik yunani dan romawi
·         Ciri-ciri;
kemegahan
idealisme
komposisi statis
suasana mencekam
sedikit menampilkan objek
Seniman pelopor;
jacques-louis davis
“the oath of horaty”
leonardo davinci
“ monalisa”


2.      ALIRAN NATURALISME
Naturalisme merupakan corak atau aliran dalam seni rupa yang berusaha melukiskan sesuatu obyek sesuai dengan alam (nature).
Ciri-ciri;
proporsi,keseimbangan, perspektf, pewarnaan ibarat aslinya
Seniman pelopor;
Rembrant, Williamn Hogart dan Frans Hall di Indonesia yang menganut corak ini : Raden Saleh, Abdullah Sudrio Subroto, Basuki Abdullah, Gambir Anom dan Trubus.


3.      ALIRAN REALISME
Realisme yakni corak seni rupa yang menggambarkan kenyataan yang benar-benar ada, artinya yang ditekankan bukanlah obyek tetapi suasana dari kenyataan tersebut
Ciri-ciri;
Aliran ini memperlihatkan suatu keadaan sosial yang sesungguhnya dan biasanya memprihatinkan, sepert kemiskinan, gelandangan, pengemis dll
Seniman pelopor;
Gustove Corbert, Fransisco de Goya dan Honore Daumier.

4.      ALIRAN ROMANTISME
Aliran ini melukiskan cerita-cerita romantis ihwal tragedy yang dahsyat, insiden dramatis yang biasa ditampilkan dalam dongeng roman
Ciri-ciri;
penggambaran emosi yg memuncak
Penuh dinamika
Penggambaran insiden yang dramatis
Tokoh pelopor;
Eugene delacroik

5.      ALIRAN IMPRESIONISME
Aliran ini mengutamakan kesan selintas dari suatu obyek yang dilukiskan. Kesan itu didapat dari dukungan sinar matahari yang merefleksi ke mata mereka
Ciri-ciri;
Karya tidak mendetail hanya kesan tanpa garis penegas
obyek yang dihasilkan agak kabur
Seniman pelopor;
Claud monet

6.      ALIRAN EKSPRESIONISME
Ekspresionisme yakni aliran yang mengutamakan curahan batin secara bebas (kesedihan dll)atau melukis dengan tabrakan garis dan warna yang tampak spontan, tegas, cepat dan dinamis/penuh gerak
Tokoh pelopor;
Vincent van gogh, afandi (ekspresionisme plototan

7.      ALIRAN KUBISME
Kubisme lahir pada ketika festival retpektif Cezanne yakni pada tahun 1907. Corak ini menggambarkan alam menjadi bentuk-bentuk geometris mirip segitiga, segi empat, lingkaran, silinder, bola, kerucut, kubus dan kotak-kotak
Seniman pelopor;
Pablo picasso, paul cezane

8.      ALIRAN ABSTRAKISME
Melukis dengan tidak menggambarkan objek alam secara konkret lantaran banyak ditentukan inspirasi pelukisnya. Seni ini menampilkan unsur-unsur seni rupa yang disusun tidak terbatas pada bentuk-bentuk yang ada di alam. Garis, bentuk, dan warna ditampilkan tanpa mengindahkan bentuk orisinil di alam
Seniman pelopor;
Jackson pollock, piet mondrian

9.      ALIRAN DADAISME
Melukis dengan cara menyajikan karya artistic dari bentuk yang seram, magic,mengerikan, kekanak-kanakan (naive), terkadang mengesankan hal yang main-main
Ciri-ciri;
Dominasi warna hitam, merah putih hijau dengan pewarnaan primer, tajam dan kontras
Cenderung menggambarkan kembali kearah primitif, kuno, magic, main-main, naïve
Seniman pelopor;
paul gauguin, paul klee

10.  ALIRAN SUREALISME
Melukis hal-hal yang khayal mirip alam mimpi, sehingga banyak menampilkan hal-hal yang absurd dan absurd yang ada diluar kesadaran
Seniman pelopor;
Salvador dalli

11.  ALIRAN FAUVISME
Ciri khas seni lukisannya ialah warna-warna yang liar. Des fauves dalam bahasa Perancis artinya hewan liar. 
Tokoh-tokoh aliran ini : Henry Matisse, Andre Dirrain, Maurice de Vlamink, Rauol Dufi dan Kess Van Dongen.

12.  ALIRAN FUTURISME
Melukis dengan berusaha menampilkan kedinamisan dan berusaha mengutarakan gerak serta khayalan masa mendatang.
Seniman pelopor;
Marcel duschamp
“nude descending a saircase” Umberto, Boccioni, Carlo Cara, Severini, Gioccomo Ballad an Ruigi Russalo.

13.  ALIRAN POP ART
Seni Pop atau Pop Art mula-mula berkemang di Amerika pada tahun 1956. nama aslinya yakni Popular Images. Seni ini muncul lantaran kejenuhan dengan seni tanpa obyek dan mengingatkan kita akan keadaaan sekeliling yang telah usang kita lupakan. Dalam mengambil obyek tidak memilih-milih, apa yang mereka jumpai dijadikan obyek. Kesan umum dari karya-karya Pop art menampilkan suasana sindiran, karikaturis, humor dan apa adanya.
Tokoh senimannya;
Tom Wasselman, dll

14.  INSTALASI
Seni instalasi/ seni pemasangan yaitu seni yang dalam kegiatannya memasang, menyatukan, dan mengkonstruksi sejumlah benda yang dianggap sanggup merujuk pada suatu konteks kesadaran makna tertentu
Seniman pelopor; cristo
( ia membuat pagar dengan kain berkilo-kilo meter panjangnya di gurun pasir)






Sumber http://muhammadfahrizal16.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Sejarah Seni Rupa Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel