iklan

Pragmatik Sebagai Pemecah Masalah


Pragmatik sebagai Pemecah Masalah

A.  Pendahuluan
Pragmatik meliputi acara pemecahan problem antara penutur atau penulis (selanjutnya disebut  n) dengan petutur atau pembaca (selanjutnya disebut t). Pada ketika berkomunikasi, bagi n masalahnya ialah perencanaan, misalnya; apakah yang harus saya ucapkan biar t mengerti, mau mendapatkan bahkan kemudian mau melakukan apa yang saya ucapkan ? Sedangkan bagi t masalahnya ialah interpretasi, misalnya; apakah yang dimaksudkan dengan tuturan (selanjutnya disebut T) n ?, apakah alasan n yang masuk logika dengan mengucapkan T  tersebut?, Apakah yang harus t lakukan setelah n mengucapkan T ?, dll. Pembahasan problem tersebut dikemukakan dalam postulat pragmatik ke-5 dan  akan diuraikan dalam makalah ini.

B.  Pembahasan
Postulat pragmatik ke-5 menyatakan persesuaian-persesuaian gramatik dibatasi dengan pemetaan;  sedangkan persesuaian-persesuaian  pragmatik dibatasi dengan aneka problem beserta pemecahannya (Tarigan, 1994: 24). Jika ditinjau dari persesuaian-persesuaian gramatik, T yang dikemukakan oleh n sanggup dipetakan menurut makna suara sesuai dengan kaidah tata bahasa yang berlaku dalam bahasa yang dipakai oleh n. Jika ditinjau dari persesuaian-persesuaian pragmatik, T yang dikemukakan oleh n tersebut memerlukan mekanisme pemecahan problem yang membutuhkan  intelegensi insan untuk menafsirkannya sesuai dengan situasi dan konteksnya [1].
 Gambaran postulat di atas sanggup dilihat menurut ilustrasi berikut ini:
Tempat       : di dalam kelas
Situasi         : seorang ibu guru sedang sibuk menunjukan bahan pelajaran
Ibu Guru     : “Papan tulisnya sudah penuh dengan goresan pena Saya, ya?”
Murid 1      : “He...yang piket lho”
Murid 2      : “Bukan saya kok yang piket hari ini!”
Murid 3      :”Dasar pemalas semua! Aku saja yang tidak piket hari ini mau menghapus
                     papan tulis”(sambil berdiri, menuju papan tulis, dan menghapus goresan pena yang
                     ada di papan tulis).


Jika dilihat dari persesuaian-persesuaian gramatik, tuturan ibu guru (selanjutnya disebut T1) sanggup dipetakan menurut makna suara yaitu ibu guru (selanjutnya disebut n1)  mengatakan kepada murid-muridnya bahwa papan tulis yang ada dihadapannya sudah penuh dengan tulisannya. Jika dilihat dari persesuaian-persesuaian pragmatik, T1 memerlukan mekanisme pemecahan problem yaitu keharusan murid-murid yang ada di kelas tersebut untuk menghapus goresan pena yang ada di papan tulis meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit oleh n1.  Terbukti, ada seorang murid yang mau menghapus goresan pena di papan tulis meskipun teman-temannya saling melemparkan tanggung jawab untuk menghapus goresan pena tersebut. T1  membutuhkan  intelegensi insan –dalam hal ini para murid yang ada di kelas tersebut- untuk menafsirkannya sesuai dengan situasi dan konteksnya yaitu sudah menjadi kebiasaan di kelas tersebut yang bertugas menghapus goresan pena di papan tulis yaitu yang piket hari itu.
Postulat Pragmatik ke-5 terdiri atas dua bagian, yaitu;
1.    tugas penutur dipandang dari sudut analisis cara-tujuan
Analisis ini mempresentasikan sebuah problem dan pemecahannya dalam bentuk gambar 1 sebagai berikut:

2
 
Pragmatik meliputi acara pemecahan problem antara penutur atau penulis  Pragmatik sebagai Pemecah Masalah                                       G
                          
                                                                                      
                                       a

Keterangan gambar:
1= keadaan awal (individu merasa dingin)
2= keadaan tamat (individu merasa hangat)
G=tujuan untuk mencapai keadaan 2 (menjadi hangat)
a=tindakan (menyalakan alat pemanas)
Ketika n merasa masbodoh (keadaan awal), n menyampaikan kepada t biar menyalakan alat pemanas. Mendengar kalimat n, t kemudian menyalakan alat pemanas sehingga n merasa hangat (keadaan akhir).

3
 
Pragmatik meliputi acara pemecahan problem antara penutur atau penulis  Pragmatik sebagai Pemecah MasalahBerikut ini gambar 2 yang merupakan analisis cara-tujuan yang agak rumit, yaitu;
  
                                                                               Nyalakan alat pemanas!
                                   G
                  a      
Pragmatik meliputi acara pemecahan problem antara penutur atau penulis  Pragmatik sebagai Pemecah Masalah                                                               b         
  

              
                          
  Keterangan gambar:
1=keadaan awal (n merasa dingin)
2=keadaan tengahan (t mengerti bahwa n ingin alat pemanas dinyalakan)
3=keadaan tamat (n merasa hangat)
G=tujuan mencapai keadaan 3 (menjadi hangat)
a=tindakan n menyampaikan kepada t biar alat pemanas dinyalakan
b=tindakan t menyalakan alat pemanas
Keadaan tengahan mencakup, antara lain; (i) pencapaian tujuan sekunder, dan (ii) kondisi untuk mencapai tujuan akhir. Keadaan tengahan merupakan keadaan tamat bagi suatu tujuan bersahabat dan merupakan keadaan awal bagi suatu tujuan kemudian. (Leech, 1996: 57).
Gambar 2 merepresentasikan pencapaian tujuan yang tidak pribadi yaitu menggunakan bahasa sebagai cara untuk mencapai suatu tujuan tersirat. Gambar 2 sanggup juga disebut tindak ujar taklangsung. Searle (dalam Leech, 1996: 57) menyampaikan bahwa tindak ujar taklangsung yaitu ‘tindak ilokusi yang dilakukan dengan tidak pribadi melalui suatu tindak ilokusi lain’. Dengan demikian, kalimat ‘Nyalakan alat pemanas!’ merupakan cara yang tidak pribadi untuk mencapai suatu tujuan tamat alasannya diarahkan kepada suatu tujuan sekunder dulu.
Gambar 3 berikut ini menunjukkan bagaimana tujuan suatu ujaran sanggup dicapai melalui ilokusi-ilokusi yang lebih tidak pribadi lagi.
 

                       G1
                            GPS
4
 
Pragmatik meliputi acara pemecahan problem antara penutur atau penulis  Pragmatik sebagai Pemecah Masalah                                                    G                                                                                      
                                                                                                               Dingin di sini,
                                                                                                               bukan?
 


                           a                                                                      c

Pragmatik meliputi acara pemecahan problem antara penutur atau penulis  Pragmatik sebagai Pemecah MasalahPragmatik meliputi acara pemecahan problem antara penutur atau penulis  Pragmatik sebagai Pemecah Masalah                                                               b
                                                  


keterangan gambar:
1          =keadaan awal (n merasa dingin)
2          =keadaan tengahan (t mengerti bahwa n merasa dingin)
3          =keadaan tengahan (t mengerti bahwa n ingin alat pemanas dinyalakan)
4          =keadaan tamat (n merasa hangat)
G         =tujuan untuk mencapai keadaan 3 (menjadi hangat)
GPS        =tujuan untuk menaati PS/pesan
G1          =tujuan-tujuan lain (tidak dirinci)
a          =tindakan n berupa tuturan n bahwa udaranya dingin
b          =tindakan t berupa menyimpulkan/menafsirkan bahwa n ingin biar t menyalakan
                        alat pemanas
c          =tindakan t menyalakan alat pemanas
Interpretasi gambar tersebut merupakan tuturan yang mengandung implikatur n ingin biar t menyalakan alat pemanas sehingga memunculkan b yaitu tindakan t berupa menyimpulkan/menafsirkan bahwa n ingin biar t menyalakan alat pemanas. Interpretasi di atas bukan satu-satunya tafsiran dari kalimat ‘Dingin di sini, bukan?’ Mungkin saja kalimat tersebut diucapkan sekedar basa-basi, tanpa tujuan tertentu, atau hanya untuk memelihara kekerabatan sosial. Dengan ketidakjelasan ini, t bertanggung jawab untuk menafsirkan apakah kalimat tersebut mengandung daya perintah atau tidak sehingga dalam gambar tersebut menjadikan G dan GPS. Apalagi kenyataannya, insan sering menyampaikan suatu tuturan biar tujuannya sanggup tercapai tanpa melanggar prinsip kerja sama, kekerabatan sosial sanggup terpelihara dengan baik, kesopanan, dll.
Analisis di atas diterapkan pada penggunaan bahasa secara komunikatif. Tujuan dan maksud dalam suatu tuturan memang disengaja meskipun tuturan/wacana yang diungkapkan seringkali tidak dirancanakan atau disadari terlebih dahulu. Jadi, tujuan di sini merupakan keadaan yang mengatur sikap individu.  
2.    tugas petutur dipandang dari sudut analisis heuristik
Heuristik merupakan kiprah pemecahan problem yang dihadapi petutur dalam menginterpretasikan sebuah tuturan. Heuristik berusaha mengidentifikasi daya pragmatik sebuah tuturan dengan merumuskan beberapa hipotesis kemudian mengujinya menurut data-data yang tersedia. Jika hipotesis tidak teruji, akan dibentuk hipotesis yang gres hingga alhasil tercapai suatu pemecahan ( berupa hipotesis yang teruji kebenarannya dan tidak bertentangan dengan evidensi/kenyataan yang ada). Analisis heuristik sanggup dijelaskan dengan menggunakan siklus pemecahan problem sebagai berikut:
1.  Problem       2. Hipotesis        3. Pemeriksaan       4. Interpretasi
                                                                                 
                                                                         Pengujian berhasil

                                                 Pengujian gagal
Siklus pemecahan problem di atas sanggup juga dinyatakan dengan:
   n mengatakan kepada t  suatu tuturan
Daya tuturan di atas sanggup diuraikan sebagai berikut:
i.   maksud n ialah biar t mengetahui tuturan yang dikemukakannya
ii.    n yakin bahwa tuturan yang dikemukakannya diketahui oleh t (disebut Maksim Kualitas)
iii.  n yakin bahwa t tidak mengetahui tuturan yang dikemukakannya (disebut Maksim Kuantitas)
iv.  n yakin bahwa sebaiknya t mengetahui tuturan yang dikemukakannya.
Jika hipotesis di atas diasumsikan benar dan n menaati PK, hipotesis tersebut akan diikuti oleh beberapa konsekuensi bersyarat ii s.d iv. i  harus diikuti oleh ii biar n tidak berbohong dan tidak melanggar  Maksim Kualitas. i  juga harus diikuti iii biar t mendapatkan gosip gres dari n sehingga tidak melanggar Maksim Kuantitas. iv juga harus ada  untuk menunjukkan bahwa n menuturkan sesuatu yang gayut dengan situasi sehingga tidak melanggar Maksim Hubungan.
Jika konsekuensi-konsekuensi di atas sesuai dengan konteksnya, hipotesis tersebut sanggup diterima. Apabila satu atau lebih konsekuensi di atas bertentangan, hipotesis tersebut harus ditolak kemudian mempertimbangkan beberapa kemungkinan lainnya. Hipotesis berikutnya yang akan diuji harus berupa hipotesis yang paling bersahabat dengan beberapa evidensi yang sudah diamati.
Dalam interpretasi pragmatik, proses pemecahan problem sanggup berlangsung sangat otomatis, tidak dilakukan dengan sadar, dan bukan hasil pemikiran eksplisit. Konteks sangat kuat terhadap interpretasi pragmatik. Interpretasi pragmatik merupakan cara berpikir deduktif yaitu hipotesis dirumuskan terlebih dahulu kemudian beberapa konsekuensi dimunculkan. Dengan demikian, interpretasi pragmatik melalui analisis heuristik, implikatur-implikatur percakapan sanggup direncanakan, dipecahkan masalahnya, dan diganti dengan argumentasi sehingga daya sanggup ditentukan dari makna tanpa pertolongan konvensi-konvensi manasuka.

C.  Penutup
Berdasarkan uraian di atas, sanggup disimpulkan:
1.      Postulat pragmatik ke-5 menyatakan persesuaian-persesuaian gramatik dibatasi dengan pemetaan;  sedangkan persesuaian-persesuaian  pragmatik dibatasi dengan aneka problem beserta pemecahannya.
2.    Postulat pragmatik ke-5  terdiri atas dua bagian, yaitu; (1) kiprah penutur dipandang dari sudut analisis cara-tujuan, dan (2) kiprah petutur dipandang dari sudut analisis heuristik.

Daftar Pustaka

Dep.Dik. Nas.2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka
Leech, Geoffrey. 1996. Principles of Pragmatics. London: Longman
Tarigan, Hendry Guntur. 1994. Pengajaran Pragmatik.Bandung: Angkasa







 


[1] Leech (1996) Principles of Pragmatics. London: Longman


Sumber http://pascaunesa2011.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pragmatik Sebagai Pemecah Masalah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel