iklan

Film Sebagai Media Pembelajaran Bahasa


FILM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA
Abstrak
Media pembelajaran yaitu sebuah alat yang mempunyai fungsi untuk memberikan pesan-pesan tertentu kepada orang lain, yang dimaksud film sebagai media pembelajaran bahasa yaitu film dimanfaatkan untuk menyanpaikan pesan-pesan bahasa tertentu supaya orang yang melihat film tersebut bisa bertambah ilmunya, terutama pengetahuan-penegtahuan gres dan bertambahnya kosakata baru. Didalam artikel ini juga dijelaskan perihal pengertian media pembelajaran, ciri-ciri film yang cocok untuk digunakan sebagai media pembelajaran bahasa serta pemanfaatan media massa untuk berguru bahasa.
Pendahuluan
Sebelum membahas perihal film sebagai media pembelajaran ini, penulis makalah ini ingin menceritakan dasar dari pemikirannya. Sebelum membuat judul ini, penulis sering melihat fideo/film motivasi, dan ketika melihat film tersebut semangat penulis meningkat derastis, Ketika penulis menonton film edukasi yang ada di saluran TV lokan “bone tv” yang ada dibojonegoro dan dianggap seru serta dinilai cocok untuk berguru secara masal maka penulis berfikir dan berandai-andai “bagaimana jikalau proses menjelaskan materi pelajaran di seluruh kelas dari tingkat SD hingga Sekolah Menengan Atas dilakukan dengan melihat fideo/film yang diperankan oleh seorang artis yang sangat berpengalaman dan di setting oleh seorang prosuser ulung ibarat dedy mizward yang bisa membuat film yang berkualitas dan guru bertugas untuk memperlihatkan klarifikasi dan tambahan materi yang dirasa kurang”, maka dengan cara ibarat itu akan meningkatkan pemahaman anak didik. Jika materi pelajaran, RPP, guru yang mengajar”dari video”yang sama seluruh Indonesia maka tidak menutup kemungkinan ujian teori yang di UNASkan lebih sanggup diterima. Dari cara berfikir ibarat itulah penulis membuat judul makalah “Film Sebagai Media Pembelajaran”.
Pengertian Media Pembelajaran
Media yaitu sebuah alat yang mempunyai fungsi memberikan pesan (Bovee, 1997). Media merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berasal dari bahasa latin yang berarti “antara”. Istilah media sanggup kita artikan sebagai segala sesuatu yang menjadi mediator atau penyampai informasi dari pengirim pesan kepada peserta pesan.
Berbicara mengenai media tentunya kita akan mempunyai cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu ketika ini dilema media kita batasi kearah yang relevan dengan dilema pembelajaran saja  atau yang dikenal sebagai media pembelajaran. Briggs menyebutkan bahwa media yaitu segala alat fisik yang sanggup menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sementara itu Schramm beropini bahwa media merupakan teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional yang sanggup dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca. Dengan demikian media pembelajaran yaitu sebuah alat yang berfungsi untuk memberikan pesan pembelajaran. 
Pembelajaran yaitu sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan materi ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa pertolongan sarana penyampai pesan atau media. Pesan yang akan dikomunikasikan yaitu isi pembelajaran yang ada dalam kurikulum yang dituangkan oleh pengajar atau fasilitator atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi, baik simbol verbal  maupun simbol non ekspresi atau visual.
Penggunaan media dalam pembelajaran sanggup membantu anak dalam memperlihatkan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Penggunaan media dalam pembelajaran sanggup mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang ajaib menjadi lebih konkrit. Hal ini sesuai dengan pendapat Jerome S Bruner bahwa siswa berguru melalui tiga tahapan yaitu enaktif, ikonik, dan simbolik. Tahap  enaktif yaitu tahap dimana siswa berguru dengan memanipulasi benda-benda konkrit. Tahap ikonik yaitu suatu tahap dimana siswa berguru dengan memakai gambar atau videotapes. Sementara tahap simbolik yaitu tahap dimana siswa berguru dengan memakai simbol-simbol.
Audio Visual sebagai Media Pembelajaran Rohani (dalam Harmawan, 2007) mengemukakan bahwa, media audio visual yaitu media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi) mencakup media yang sanggup dilihat dan didengar). Sedangkan berdasarkan Winataputra ( 2002 : 5 ), audio visual merupakan kombinasi audio dan visual. Penyajian materi atau materi bimbing akan lebih optimal dengan memakai media ini. Media audio visual yaitu media yang sanggup dilihat dan sanggup didengar dan sanggup sebagai materi diskusi.
Film Dalam Pembelajaran Bahasa
Guru memerankan sebuah peranan inti di dalam kesuksesan atau kegagalan pada setiap penggunaan  film di dalam proses berguru mengajar kelas bahasa. Hal ini dikarenakan guru yang memilki film,  yang berkenaan dengan materi yang ingin disampaikan dengan kebutuha-kebutuhan visual dan menggabungkan video dengan kurikulum dengan area kurikulum bahasa yang lain. Kesempatan-kesempatan yang dimiliki oleh film mempunyai peluang dalam mencapai tujuan yang penting untuk memotivasi minat siswa yang menyiapkan praktik listening yang realistis, menstimulasi penggunaan bahasa, dan meningkatkan kesadaran siswa pada point-point bahasa tertentu atau aspek-aspek komunikasi lain yang bisa dikembangkan atau diturunkan dengan cara guru memperkenalkan film dan aktifitas-aktiitas yang lain dan mencari film yang berkaitan dengan pembelajaran. Film menjadi potensial dan diterima dalam pembelajaran bahasa jikalau bisa digunakan sebagai serpihan integral dalam pembelajaran. Jika anda merencanakan untuk memakai film sebagai embel-embel materi, pastikan urutannya harus mencangkup semua tujuan pelajaran anda. Salah satu cara melakukannya yaitu memperkenalkan atau memperluas tema atau topik yang sudah menjadi serpihan dari kurikulum atau sama dengan buku materi siswa.
Dalam proses berguru mengajar kita mengenal banyak alat yang sanggup digunakan oleh seorang guru contohnya saja LCD, TV, Radio, tape recorder dan lain sbagainya. Disini penulis membagi film untuk kepentingan berguru mengajar menjadi beberapa serpihan berdasarkan kemampuan audio visual. Media audio visual sanggup dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1) Slide Suara
Slide bunyi yaitu pengembangan dari slide biasa yang belum memakai bunyi kemudian digabungkan dengan audio yang bekerjasama dengan temanya. Slide bunyi biasanya berupa power point yang berisi materi pembelajaran disertai dengan suara.
2) Film Nyata
Film faktual menggambarkan insiden tertentu secara lebih hidup, sebab diperagakan pribadi oleh insan atau makhluk hidup lainnya dan ditampilkan apa adanya sesuai dengan alur cerita. Film faktual sanggup berupa film dokumenter, sinetron, radio vision dan sebagainya.
3)  Film Tidak Nyata(fiksi)
Secara umum, film tidak faktual juga menggambarkan insiden tertentu dengan disertai alur cerita. Namun, film tidak faktual termasuk film ringan dan cenderung menghibur. Film kartun dan animasi merupakan film tidak nyata, sebab dalam penggambaran dongeng tidak diperagakan pribadi oleh makhluk hidup, dan ceritanya perihal animasi, angan-angan manusia.
Film sebagai media pembelajaran Dalam pembelajaran, penggunaan media film bukan media yang utama melainkan hanya sebagai selingan  saja , sebagai penambah motivasi berguru dan memperlihatkan suasana  baru dalam aktivitas belajar. Tidak semua film layak dijadikan sebagai media pembelajaran, maka kita atau pun guru sudah seharusnya melaksanakan proses seleksi terlebih dahulu mana film yang relevan dan layak dijadikan mediapembelajaran. Banyak situs di internet yang menyediakan materi maupun media yang khusus digunakan dalam pembelajaran bahasa Mandarin secara gratis. Dengan memafaatkan situs – situs tersebut, maka pengajar sanggup memperoleh film yang layak untuk digunakan dalam mengajar. Film bisa mempercepat pemahaman siswa dalam belajar, sehingga berguru menjadi lebih efekif.
Kita mengenal banyak film mulai dari filem kuntil anak, pocong, film sinetron, film exsen, filem dewasa dan film edukasi maupun filem berdurasi pendek. Adapun ciri – ciri film yang layak digunakan dalam pembelajaran bahasa yaitu :
1)  Durasi waktu yang singkat.
2)  Kosakata yang tidak sulit atau sanggup digunakan dalam percakapan sehari – hari.
3)  Pelafalan tokoh yang tidak terlalu cepat.
4)  Memiliki pesan moral yang baik.
Dengan penggunaan film yang berkualitas, diperlukan bisa meningkatkan  efisiensi, meningkatkan motivasi, memfasilitasi berguru aktif, memfasilitasi berguru eksperimental, konsisten dengan berguru berpusat pada siswa, dan memandu untuk berguru lebih baik serta mempercepat pemahaman dan membantu siswa untuk mengingat kosakata bahasa.

Televisi Sebagai Media Pembelajaran
Media massa cetak maupun elektronik setiap hari, setiap ketika di dengar, dilihat dan dibaca oleh masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu media massa mempunyai fungsi strategis dalam upaya training bahasa. Media massa, baik itu media cetak maupun media elektronik mempunyai jangkauan yang sangat luas. Negara kita daerahnya luas sekali dan juga mempunyai ribuan pulau, hal ini tentunya membutuhkan alat komunikasi yang sanggup menjangkau semua wilayah itu. Masyarakat yang tersebar luas itu niscaya mempunyai minat yang berbeda-beda dalam hal mengakses informasi. Ada orang yang lebih snang menonton TV, ada yang lebih suka mendengarkan radio dan banyak juga yang suka membaca surat kabar, terutamanya kalangan menegah keatas. Dengan demikian masyarakat Indonesia yag tersebar luas dari sabang hingga merauke, dari jawa hingga Kalimantan merupakan konsumen media massa. Tentu hal semacam ini bisa dimanfaatkan dan dijadikan sebagai alat pembelajaran.
Siaran media masa yang semakin maju mulai dari media cetak hingga ke media elektronik mempunyai imbas yang sangat besarbagi kemajuan bangsa serta sanggup menghipnotis aksara dan perilaku masyarakat Indonesia. Dari segi positif media dapat:
1.      Memberikan informasi perihal aneka macam insiden dan situasi baik dalam negri maupun luar negri.
2.      Menyebarkan ilmu pengetahuan, mendoktrin secara tidak langsung.
3.      Berperan untuk membimbing masyarakat(contoh tips memelihara esehatan, trik dan tip berbisnis dan tips bercocok tanam yang baik) dan yang terahir
4.      Sebagai sarana hiburan.
Dalam fungsinya sebagai media pendidikan, media massa berkewajiban memasyarakatkan bahasa Indonesia dan bahasa Daerah. Media harus menjadi teladan dan penggerak dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh sebab itu menempatkan media massa sebagai alat untuk membina dan menjaga bahasa Indonesia yaitu suatu hal yang tepat. Jika bahasa Indonesia yang digunakan yaitu bahasa Indonesia yang benar, ini berarti secara tidak pribadi masyarakat telah diarahkan untuk mengunakan bahasa yang benar pula.
Kesimpulan
Film sebagai media pembelajaraan sangat perlu diterapkan sebab selain mempermudah proses berguru mengajar, filem juga bisa menjadi standart kualitas untuk memperlihatkan materi dan pada ahirnya nanti akan meningkatkan pemahaman siswa. Film juga ada laba lebih dibandingkan guru yaitu bisa diputar berulang-ulang. Jika seorang siswa di jelaskan perihal BAB tertentu dengan filem/video satu kali hanya faham 20% maka film tersebut bisa diputar kembali dirumah lima hingga sepuluh kali maka dipastikan pemahaman sisiwa akan bertambah beberapa kali lipat.
Daftar pustaka
Badudu, J.s. 1985. Cakrawala Bahasa Indonesia. PT gramedia, Jakarta.
Ibrahim,Idi subandy. 2007.kecerdasan komunikasi seni berkomunikasi kepada publik. Simbiosa Rekatama Media, Bandung.
Made Pidarta,1997. Landasan kependidikan “stimulus ilmu pendidikan bercorak Indonesia” PT RINEKA CIPTA, Jakarta.
Jack C. Richards dan willy A. Renandya.2002. Methodology in language teaching.
pendidikan.infogue.com/ketidakseragaman_istilah_di_media_massa_merusak_bahasa_indonesia
Susilo sumowijoyo,gatot.2001. Pos Jaga Bahasa Indonesia. Unipres UNESA, Surabaya
http://izaskia.files.wordpress.com/2010/03/pengenalan-media-pembelajaran.pdf

Sumber http://pascaunesa2011.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Film Sebagai Media Pembelajaran Bahasa"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel