Aku Menyayangimu Dari Lubuk Hati Terdalam
Koleksi Sastra XII IPA 1 MAN 1 Sungaipenuh
Sebuah Keikhlasan”
Karya. Tiara Wahyuni
Aku menyayangimu dari lubuk hati terdalam
Namun, pada ketika yang bersamaan
Tuhan . . . . menawarkan jalan yang tak pernah
Kita harapkan………
Ku titipkan sekeping hati ini padamu,
Bawalah cintaku…
Dan genggamlah bersama pijak kakimu
Melangkah……
Agar tiada yang tersisa apapun jenis
Kenangannya……
Lalu….Pergilah…….
Koleksi Pantun
*by. Ghozi sofwan*
Beli sepatu
Makan makanan ringan cantik anget
Dua belas Ipa satu
Sesuatu banget. . .
Si koko beli bunga. . .
Oh, ya. . .
Pagi-pagi pergi kuliah. . .
Ya, iyalah. . .
Makan bakpaw, pake sepatu. . .
Truzzz, . . gue harus bilang wow…gitu.
Ada kodok di pinggir kali. . .
Ya, gak juga kale. . . .:P
Basah-basah makan roti buaya. . .
Kalau udah pisah, jangan lupain kita ya. . . .
Soere-sore makan duren. . .
Oke, my prenn. . . .
prettt_
-Penyesalan hidup-
Buah pena. Hardi Yanta (di tulis 2 November 2012)
Sekarang kala globalisasi
Berbagai teknologi meraja lela
Apa pun sanggup di capai
Sekalipun sulit sanggup terwujud
Aku lengah dengan kemewahan
Asyik permainan dunia
Tetapi. . .usia senjaku mulai memanggil . . .!
Aku tak mau mengakhiri dongeng itu
Tanpa tabrakan yang berarti
Menyesal lalu apalah guna
Perlahan saya sadar
Semangat mulai membara
Satu. . . . dua. . . tiga
Ku kejar cita-citaku . . .!!
*Bagai **K**apas*
Karya. Ingglan Pranata
Di manakah akan ku cari, harus ku cari
Siapakah diriku ini…
Dimanakah saya akan berpijak
Aku akan bersandar, di ketika saya lemah
Ya allah . . .
Lihatlah aku, sentuhlah aku
Dengan cinta dan cahaya-Mu ya Allah
Diriku ini bagaikan kapas
Terombang-ambing dan tertiup angin
Ku pasrahkan diri, serahkan diri
Tubuhku dan hatiku padamu ya allah
Aku bersujud, serahkan diri
Jiwaku dan ragaku padamu ya Allah
“Hari yang baru”
Buah karya. Novedi Duana
Jam dinding pun berbunyi
Pertanda awal hari yang baru
Aku sangat bahagia, saya sangat senang
Tuhan memberiku umur panjang
Semua telah kujalani
Manisnya kehidupan
Dan pahitnya kesengsaraan
Takkan kudapat di kehidupan selanjutnya
Tapi saya juga sedih
Disaat umurku bertambah
Hidupku di dunia ini akan berkurang
Aku hanya sanggup pasrah
Itulah takdir sang ilahi
Sumber http://suaraibs.blogspot.com
Karya. Tiara Wahyuni
Aku menyayangimu dari lubuk hati terdalam
Namun, pada ketika yang bersamaan
Tuhan . . . . menawarkan jalan yang tak pernah
Kita harapkan………
Ku titipkan sekeping hati ini padamu,
Bawalah cintaku…
Dan genggamlah bersama pijak kakimu
Melangkah……
Agar tiada yang tersisa apapun jenis
Kenangannya……
Lalu….Pergilah…….
Koleksi Pantun
*by. Ghozi sofwan*
Beli sepatu
Makan makanan ringan cantik anget
Dua belas Ipa satu
Sesuatu banget. . .
Si koko beli bunga. . .
Oh, ya. . .
Pagi-pagi pergi kuliah. . .
Ya, iyalah. . .
Makan bakpaw, pake sepatu. . .
Truzzz, . . gue harus bilang wow…gitu.
Ada kodok di pinggir kali. . .
Ya, gak juga kale. . . .:P
Basah-basah makan roti buaya. . .
Kalau udah pisah, jangan lupain kita ya. . . .
Soere-sore makan duren. . .
Oke, my prenn. . . .
-Penyesalan hidup-
Buah pena. Hardi Yanta (di tulis 2 November 2012)
Sekarang kala globalisasi
Berbagai teknologi meraja lela
Apa pun sanggup di capai
Sekalipun sulit sanggup terwujud
Aku lengah dengan kemewahan
Asyik permainan dunia
Tetapi. . .usia senjaku mulai memanggil . . .!
Aku tak mau mengakhiri dongeng itu
Tanpa tabrakan yang berarti
Menyesal lalu apalah guna
Perlahan saya sadar
Semangat mulai membara
Satu. . . . dua. . . tiga
Ku kejar cita-citaku . . .!!
*Bagai **K**apas*
Karya. Ingglan Pranata
Di manakah akan ku cari, harus ku cari
Siapakah diriku ini…
Dimanakah saya akan berpijak
Aku akan bersandar, di ketika saya lemah
Ya allah . . .
Lihatlah aku, sentuhlah aku
Dengan cinta dan cahaya-Mu ya Allah
Diriku ini bagaikan kapas
Terombang-ambing dan tertiup angin
Ku pasrahkan diri, serahkan diri
Tubuhku dan hatiku padamu ya allah
Aku bersujud, serahkan diri
Jiwaku dan ragaku padamu ya Allah
“Hari yang baru”
Buah karya. Novedi Duana
Jam dinding pun berbunyi
Pertanda awal hari yang baru
Aku sangat bahagia, saya sangat senang
Tuhan memberiku umur panjang
Semua telah kujalani
Manisnya kehidupan
Dan pahitnya kesengsaraan
Takkan kudapat di kehidupan selanjutnya
Tapi saya juga sedih
Disaat umurku bertambah
Hidupku di dunia ini akan berkurang
Aku hanya sanggup pasrah
Itulah takdir sang ilahi
0 Response to "Aku Menyayangimu Dari Lubuk Hati Terdalam"
Posting Komentar