Review Dan Pengalaman Memakai Asus Zenfone C Z007 Ram 2Gb Dalam Era Waktu Hampir Setahun
![]() |
Zenfone C, Nyomot dari Google dulu alasannya udah malem gabisa foto |
Kesan Pertama, Juli 2015
Kalimat pertama saya dikala pengang smartphone ini dan buka dari dusnya ialah "sangar yo, yummy dicekel ik!" trans → "bagus ya, nyaman megangnya!". Ada handset, kepala charger, kabel USB, buku pedoman, dan kartu garansi. Bodi yang nggak lebay, masih yummy digunakan 1 tangan dan yang penting desain khas ASUS yang kece menambah daya tarik smartphone yang bermahar Rp 1.430.000,00 pada waktu itu. Dari depan membentang layar berteknologi IPA, eh IPS (In Panel Switching) oleophobic coating dengan ciri khas warna yang tajam (ditambah teknologi Splendid) seluas 4,5 inchi yang memakan rasio 61% dari penampang depan bodi. Pokoknya yummy diajak ngobrol deh! Lalu ada 3 tombol kapasitif di atas corak half-circle khas Zenfone, earpiece, front camera beresolusi VGA, lampu indikator, dan logo ASUS.
Pindah ke sisi-sisi bodi sebelah kanan ada tombol power, volume, dan celah untuk membuka epilog belakang. Di samping kiri mulus tanpa embel-embel, bab bawah ada port Micro-USB sama microphone, dan bab atas ada port audio 3.5 mm. Bagian belakang diisi lensa kamera 5 MP lengkap dengan flash, logo ASUS, dan speaker yang tidak mengecewakan mantap. Dengan dimensi sedang, bobot 150 gram, ditambah kontur belakang yang cembung bikin Zen C ini nyaman di genggaman.
Jeroan, Marvelous
Ga usah ditanya lagi jeroannya, Intel Z2520 Dual-core ples Hyperthreading-nya sadis ditambah PowerVR SGX544MP2-nya itu kenceng tapi bikin was-was. Suhu panas dan rakus RAM udah biasa. Main game oke-oke aja, tapi kendalanya di memori. Dari memori internal 8 GB yang ada, hanya sekitar 3,9 GB usable belum termasuk aplikasi bawaannya. Tapi kadang alasannya panas itu bikin nge-lag di beberapa game sekelas CoC, bikin sedih.
Pakai Android Kitkat 4.4 berjalan mulus dengan tunjangan Zen UI jadi makin ciamik. Konfigurasi 2 Micro SIM enak-enak aja, ditambah Micro SD hingga 64 GB yang nggak hybrid kayak smartphone kekinian.
Baca Juga
Konektvitas seadanya hadir disini bersama jaringan HSPA+ buat kedua micro SIM, Bluetooth v4.0, WiFi, Remote Link (kontrol jarak jauh ke PC), A-GPS with GLONASS, micro USB 2.0
Showcase, Cantik tapi Sadis
Zen UI sebagai launcher buatan ASUS sungguh nyaman dilihat, kustomisasi UI yang lengkap banget kek Android udah di-root. Kelebihannya bisa kustomisasi sesuka hati mulai dari wallpaper, lockscreen, font, imbas transisi, warna label ikon, ukuran ikon, paket ikon, widget, tema, kunci aplikasi, hingga mode single layer. Sampe galau mau dibikin gimana saking banyaknya kustomisasi. Oh ya, Zen UI ini merupakan salah satu aplikasi peluncur yang sering minta update, jadi kalo teman pengen kece harus sering-sering konek internet buat update nih launcher.
Pada update Zen UI terbaru ada aplikasi search app, cara bukanya cukup swipe jari dari atas ke bawah. Google App juga udah terintegrasi di sini, caranya tap hold tombol home, kemudian swipe ke atas. Si Zen UI ini, elok cantik tapi sadis. Konsekuensi dari kustomisasi yang begitu banyaknya bikin RAM boros, meskipun Zen C ini punya RAM 2 GB.
Nah disini ada widget yang paling saya suka, What's Next. Widget yang nggak ada di custom ROM manapun. Bisa tahu jadwal besok, mulai dari event, cuaca, hingga pemberitahuan pesan penting. tampilannya pun simple dan kece.
Terus ada aplikasi namanya MyASUS, disini kita bisa daftar dan login buat ngobrol bareng temen-temen pengguna ASUS, uniknya selain dialog tips trik, sering diadain event berhadiah produk-produk dari ASUS. Aplikasi bawaan dari ASUS semisal Do It Later, Super Note, Audio Wizard, Power Saver cukup membantu acara sehari-hari. Menurutku aplikasi yang ga terlalu kepake ya Email dan Browser, lebih yummy pakai Google Mail sama Chrome.
Aplikasi yang tak kalah guna yaitu PC Link buat nyambungin Zen C ke PC, Share Link (berbagi file ga pake lama), dan Party Link (semacam aplikasi groupie buat ngerumpi dan membuatkan gambar otomatis), cukup seru. Selain itu ada Mini Movie, bikin video dari kumpulan foto-foto, berasa punya studio sendiri, hehehe.
Hiburan, Lumayan
Kamera belakang 5 MP dengan segudang mode lensa dan fitur ibarat flash, auto-focus, berteknologi PixelMaster cukup buat jepret-jepret outdoor dengan cahaya cukup. Kamera Zen C ga suka main gelap-gelapan, bikin alergi ibarat noise yang bikin badmood. Kamera depan VGA, nggak bisa berkata banyak kalo persoalan ini. Cukup menghibur untuk video call, udah itu aja.
Urusan musik, aplikasi bawaan nyaman dipake. Tambahan fitur ibarat surround, peningkatan bass, dan equalizer cuma terasa sewaktu dipakaikan headset. Informasi musik bisa pribadi disunting pakai aplikasi ini, kalo beruntung pas konek internet bakal muncul lirik yang menutupi album art, overall it's okay.
Sumber Daya, Ba-terrible
Meski dianugerahi Lithium Ion 2100 mAh, Zen C ini tetep kelaperan. Pemakaian extreme dengan koneksi HSPA+ dan GPS buat main game Ingress, Zen C cuma bertahan kurang lebih 3 jam, bikin sedih. Selain itu suhu sekitar juga menghipnotis ketahanan baterai, kalau digunakan di bawah terik matahari alasannya sebagian besar daya digunakan untuk layar, it's so hot!
Meski begitu ASUS udah baik ngasih arus gede di kepala chargernya, jadi ngisinya tidak mengecewakan cepet, meski ga bisa dibilang cepet alasannya emang tidak punya fitur fast charging ibarat smartphone kekinian.
Setelah Hampir Satu Tahun?
Bisa dibilang selama pakai hampir 1 tahun nih hengpon, ASUS beberapa kali bikin saya seneng dan beberapa kali bikin saya kecewa. Kecewanya dulu nih.
- Update OS yang dari jaman baehula pertama beli, sampe Android mau ngeluarin versi API 24 alias N Preview, Zen C ibarat dianaktirikan, mentok update Android Kitkat 4.4.2
- Pemakaian baterai yang extreme bikin cepat panas, laggy, dan ujung-ujungnya proses sytem UI berhenti
- Meski diembel-embeli Oleophobic Coating yang katanya hampir setara Gorilla Glass 3, ternyata bisa tergores juga walau kecil (saat ini ada 2 gesekan di layar dan itu alasannya sapuan jari saya)
- Aplikasi pihak ketiga yang gak bisa dihapus, sungguh terlalu menuh-menuhin memori, kurang penting juga. Kayak semacam majalah, berita, dan d0wnl0ad game gitu.
- Pernah sekali dua kali handset mati sendiri dan keadaan dikala itu suhu normal pemakaian wajar, bikin sedih!
- Akhir-akhir ini sering keluar peringatan aplikasi yang bikin baterai cepat terkuras, sangat mengganggu.
- Pemakaian RAM yang lebay besarnya dibanding smartphone lain yang sepadan.
- Tentunya sama Zen UI, prosesor, mode lensa kamera + PixelMaster-nya.
- Kendala memori internal bisa diakali dengan memindahkan aplikasi ke memori eksternal.
- Pemutar musiknya banyak fitur, keren pokoknya.
- Aplikasi bawaan ASUS, ASUS Link, produktivitas, dan alat kebanyakan bermanfaat buat saya.
- Performa Debugging USB yang cepat di Android Studio.
- A-GPS sempurna akurat untuk menemukan lokasi.
- Dan yang terakhir, aplikasi What's Next, ciamik!
Nggak terasa hampir 1 tahun menemani, Zen C cukup memuaskan dengan low budget udah dapet smartphone Intel plus RAM 2GB. Masalah layar tergores, baterai berkurang cepat, kamera low resolution, memang sudah menjadi konsekuensi umum alasannya teknologi smartphone yang semakin berkembang dengan cepat.
Akan datang masanya kalian ingin pindah kelain hati, alasannya komplemen harga murah, spek mumpuni, konektivitas lebih jago, kamera hebat, baterai berpengaruh tahan lama, dan ada perasaan ingin menjual smartphone kini dengan yang baru. Dan itulah yang sedang saya alami, hahaha.
Tak disangka hari semakin pagi, jari mulai pegal, mata mulai mengantuk, dan kopi semakin habis sejalan dengan selesainya riviu nyeleneh tapi kasatmata ini. Semoga pengalaman saya menggunakan ASUS Zen C yang RAM-nya 2 GB ini bisa menciptakan teman mengantuk. Terima kasih alasannya udah perhatian sama aku. Bye bye . . .
Sumber http://el-abad.blogspot.com
0 Response to "Review Dan Pengalaman Memakai Asus Zenfone C Z007 Ram 2Gb Dalam Era Waktu Hampir Setahun"
Posting Komentar